Antisipasi Kelangkaan, Pertamina Tambah Stok LPG 3 Kilogram di Pangkalan

PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Patra Niaga mengambil langkah guna mengantisipasi minimnya stok LPG bersubsidi 3 kilogram (kg) di berbagai titik di Indonesia.

oleh Tira Santia diperbarui 02 Agu 2023, 12:20 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2023, 12:20 WIB
2023, Pemerintah Perketat Pembelian LPG 3 Kg
Pekerja menata tabung gas elpiji 3 kg untuk dijual kembali di kawasan Jakarta, Rabu (4/1/2023). Tahun 2023, pembelian elpiji 3 kg akan diperketat dengan menggunakan KTP. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Patra Niaga mengambil langkah guna mengantisipasi minimnya stok LPG 3 kg di berbagai titik di Indonesia. Dua hal yang dilakukan, yakni memperbanyak stok di pangkalan dan menggelar operasi pasar.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menjelaskan, dua opsi tersebut menjadi respons Pertamina mengatasi isu kelangkaan di daerah. Harapannya, pasokan 'gas melon' itu bisa banjir di pasaran.

"Kami akan memfokuskan penguatan stok di pangkalan, kemarin operasi pasar adalah langkah cepat awal, saat ini prioritasnya memastikan ketersediaan stok di pangkalan, dan penambahan pasokan jika diperkirakan pangkalan tersebut kebutuhannya tinggi," ujarnya kepada Liputan6.com, Rabu (2/8/2023).

Irto mencatat, setelah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke 255 titik, ditemukan ada kelebihan penyakuran. Meski begitu, angka kelebihannya masih kecil.

"Secara umum, jika melihat dari kuota memang penyaluran yang dilakukan sudah sedikit melebihi kuota Ytd. Juni 2023, lebih kurang 2 persen, jadi secara penyaluran sudah sesuai," ungkapnya.

Penyebab Kelangkaan

Usai sidak itu pula diambil kesimpulan kalau penyebab kelangkaan adalah meningkatnya konsumsi masyarakat. Mengingat ada beberapa momen libur panjang dan hari besar di paruh pertama 2023 ini.

"Jadi memang peningkatan konsumsi, ditambah dengan beberapa kali libur panjang, hari besar, serta makin menggiatnya kegiatan ekonomi menyebabkan meningkatnya kebutuhan LPG secara signifikan," paparnya.

 

Tindak Tegas Pelanggaran

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan bahwa khusus LPG Subsidi 3 Kg saat ini memang mengalami peningkatan konsumsi. Namun Pertamina terus berkomitmen untuk menjaga pasokan agar tetap aman.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan bahwa khusus LPG Subsidi 3 Kg saat ini memang mengalami peningkatan konsumsi. Namun Pertamina terus berkomitmen untuk menjaga pasokan agar tetap aman. (Dok. Pertamina)

Lebih lanjut, Irto menegaskan sikapnya terhadap pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di lapangan. Dia sejurus dengan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati yang tak mentolerir adanya penyelewengan.

"Komitmen kami jika memang ada pelanggaran yang dilakukan oleh agen dan pangkalan resmi, kami akan berikan sanksi tegas hingga Pemutusan Hubungan Usaha (PHU)," kata dia.

"Ibu Dirut sudah berkomitmen yang sama, dan silahkan masyarakat melaporkan jika ada atau melihat tindak mencurigakan terkait penyaluran LPG Subsidi 3 Kg, laporkan ke Pertamina Contact Center 135," sambung Irto Ginting.

 

Usulan YLKI

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan bahwa khusus LPG Subsidi 3 Kg saat ini memang mengalami peningkatan konsumsi. Namun Pertamina terus berkomitmen untuk menjaga pasokan agar tetap aman.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan bahwa khusus LPG Subsidi 3 Kg saat ini memang mengalami peningkatan konsumsi. Namun Pertamina terus berkomitmen untuk menjaga pasokan agar tetap aman. (Dok. Pertamina)

Diberitakan sebelumnya, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyoroti kabar langkanya LPG bersubsidi 3 kilogram (kg) di sejumlah titik di Indonesia. Sedikitnya, ada dua solusi yang dinilai YLKI bisa diambil oleh pemerintah.

Anggota Pengurus Harian YLKI, Agus Suyatno meminta pemerintah untuk mengatur kembali proses distribusi LPG 3 kg. Dia meminta penyaluran dilakukan secara tertutup.

"Kembalikan distribusi gas LPG 3 kg menjadi distribusi tertutup, dengan kartu kendali seperti pada 2004. Jadi, hanya keluarga miskin (sesuai DTKS Kemensos), yang dapat membeli gas elpiji 3 kg, termasuk sektor UMKM," ujarnya saat dikonfirmasi Liputan6.com, Selasa (1/8/2023).

Melalui distribusi tertutup, harapannya bisa menyasar pengguna sesuai dengan kategori yang ditetapkan. Sebetulnya, pendataan juga saat ini tengah dilakukan oleh Pertamina sebagai penyalur LPG bersubsidi 3 kg. Utamanya mendata konsumen-konsumen yang menggunakan.

Agus melihat peluang lain. Misalnya, dengan pemerintah menambah pasokan LPG 3 kg agar membanjiri pasaran menyusul makin banyaknya konsumen gas melon tersebut. Namun, tantangannya adalah perlu ada komitmen untuk menambah alokasi dana.

"Atau pemerintah menambah pasokan gas elpiji 3 kg? Dengan catatan pemerintah mau dan berani menggelontorkan dana tambahan. Sebab dengan begitu harus ada tambahan pagu subsidi untuk gas elpiji," kata dia.

 

Tindak Tegas Oknum

Kebutuhan Elpiji 3 Kg
Pekerja menurunkan tabung gas LPG 3 kilogram (kg) dari truk di Jakarta, Rabu (16/12/2020). PT Pertamina (Persero) memperkirakan kebutuhan gas elpiji 3 kg naik menjadi 7,50 juta metrik ton pada 2021. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sejalan dengan itu, Agus juga meminta pemerintah untuk mengambil tindakan tegas bagi oknum-oknum yang menyalahgunakan LPG 3kg. Apalagi, jika kedapatan ada oknum yang melakukan pengoplosan.

"Perlu juga ada penegakan hukum bagi sektor bisnis dan industri yang menyalahgunakan, atau bahkan pihak pihak tertentu yang melakukan oplos," ungkapnya.

"Jadi, pemerintah punya nyali tidak untuk menerapkan distribusi tertutup? Atau, memiliki dana cadangan untuk menambah pagu subsidi? Jangan dibiarkan masyarakat berjibaku hanya untuk mendapatkan gas elpiji 3kg," tutupnya.

Infografis Ragam Tanggapan Rencana Migrasi Kompor Gas LPG 3 Kg ke Kompor Induksi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Ragam Tanggapan Rencana Migrasi Kompor Gas LPG 3 Kg ke Kompor Induksi. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya