Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani menghadiri Sidang Tahunan MPR RI, Rabu, (16/8/2023). Ia pun mengunggah kegiatan tersebut di akun instagram resminya @smindrawati.
Sri Mulyani menyampaikan kalau dirinya bergegas untuk hadiri Sidang Tahunan MPR RI dan memakai baju kebaya bernuansa pink atau merah muda.
Advertisement
Baca Juga
“Pagi yang cerah di hari Rabu. Saya bergegas ke Senayan dengan baju merah jambu. Yuk, dengarkan Pidato Kenegaraan Bapak Presiden @jokowi dalam Sidang Tahunan MPR RI,” tulis Sri Mulyani
Advertisement
Warna kebaya Sri Mulyani tersebut identik dengan boneka Barbie. Hal itu juga menarik perhatian warganet. Melalui unggahan Sri Mulyani, warganet memberikan respons beragam.
Berikut respons warganet:
“Cantik sekali Ibu Menteri kita. Bangganya kami, melihat bu Sri Mulyani memakai tas Barbie LongStoryShort lagi!Terima kasih bu Sri selalu mendukung produk lokal buatan tangan kami,” tulis pemilik akun @longstoryshortxxxxxx
“Sehat selalu bu, negara sangat membutuhkan org seperti ibu,” tulis pemilik akun @gunturxxxx
“Cerah Bu Menteri SMI maju teruss sukses selalu dimudahkan segala tugas dan misinya,” tulis pemilik akun @isnaeniaxxxxxx
“Lady in pink..Cantiknya ibu Kemenkeu Sri Indrawaty. Salam sehat sll tuk pak Jokowi beserta jajaran Kabinet Kerjanya,” tulis pemilik akun @irmapulunganxx
“Hi Barbie,” tulis pemilik akun @meirixxxx
“Barbie theme yaa bu,” tulis pemilik akun @iqbaixxxx
“Barbie Menkeu,” tulis pemilik akun @ayumixxxxx
“Selalu suka dengan outfitnya bu..bajunya tasnya cocok dan pas banget,” tulis pemilik akun @rumondangxxxxxxxxx
“Hello Barbie,” tulis pemilik akun @michamusxxxx
“Bu, PPN turunin lagi dong bu, jangan di 11%,” tulis pemilik akun @andixxxxx
“Pink fantastic bu Menkeu salfok,” tulis pemilik akun @tirthaningxxx
“Bu, the colour like barbie,” tulis pemilik akun friscaxxxx
Sri Mulyani Wanti-wanti Anak Muda Jangan Mudah Dirayu Investasi Cuan Besar
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengingatkan kepada generasi muda agar tidak mudah tergoda dengan iming-iming imbal hasil investasi yang tinggi.
Diketahui berdasarkan hasil survei nasional literasi dan inklusi keuangan tahun 2022, indeks literasi keuangan mencapai angka 49,68 persen dan indeks inklusi keuangan mencapai angka 85,10 persen.
Menurut Sri Mulyani, dari data tersebut membuktikan banyak masyarakat Indonesia yang sudah masuk dalam sektor keuangan, seperti menabung diperbankan, berinvestasi, dan lainnya. Namun, di sisi lain, literasi keuangan masyarakat masih rendah.
"Namun literasi keuangannya adalah 49,6 persen kalau dicangkepin menjadi 50 persen lah. Ini berarti banyak masyarakat kita yang sudah menggunakan jasa keuangan tapi literasinya baru 50 persen. Itu suatu PR untuk kita semuanya," kata Menkeu dalam acara Like It!, di Jakarta, Senin (14/8/2023).
Apalagi di zaman sekarang dengan adanya teknologi, akses ke sektor keuangan semakin mudah, utamanya dalam berinvestasi.
Banyak generasi muda yang melakukan investasi diberbagai platform, bahkan tak jarang mereka justru merugi. Karena literasi mereka masih rendah terkait bagaimana berinvestasi yang baik dan benar.
"Karena untuk menjadi included masuk ke dalam sektor menjadi mudah. Banyak anak-anak kita yang terampil dibidang teknologi mereka mudah sekali connect, namun belum tentu mereka kemudian included di sektor keuangan dia melek investasi," ujarnya.
Advertisement
Pesan Sri Mulyani
Sri Mulyani menilai, kebanyakan anak muda yang berinvestasi menginginkan hasil yang cepat dan tinggi. Justru, hal itulah yang patut diwaspadai.
"Makin anda mudah di attrack atau diberikan iming-iming yang bisanya menggambarkan keinginan untuk mendapatkan hasil yang cepat, tinggi dan aman. Ini yang perlu disampaikan literasi, karena investasi ada yang aman dan tidak aman, ada juga yang high riak high return, investor pengennya high return low risk. Ini yang perlu di edukasikan," tegas Menkeu.
Oleh karena itu, Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, OJK, dan LPS bersama-sama membuat forum Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It!) 2023. Rangkaian kegiatan “Like It!” yang dilakukan secara berkesinambungan sejak tahun 2021.
"Kami dari Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, OJK, dan LPS, kemudian melakukan kegiatan bersama. Tahun 2021 kita mulai krena waktu itu masih pandemi jadi semuanya masih online tapi tidak mengurangi reach out jangkauan kita ke generasi muda," pungkasnya.