Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjelaskan, untuk mendukung transformasi ekonomi, dan agenda pembangunan serta melindungi masyarakat dari goncangan, Postur APBN 2024 harus tetap sehat.
Reformasi fiskal harus terus dilakukan secara komprehensif, baik optimalisasi pendapatan, melanjutkan penguatan belanja berkualitas, serta pembiayaan inovatif dan dikelola secara hati-hati.
Oleh karena itu, Jokowi melanjutkan, postur RAPBN 2024 sebagai berikut:
Advertisement
Pendapatan negara direncanakan sebesar Rp 2.781,3 triliun, yang terdiri dari Penerimaan Perpajakan Rp 2.307,9 triliun dan PNBP sebesar Rp 473,0 triliun, serta Hibah sebesar Rp 0,4 triliun.
Belanja negara dialokasikan sebesar Rp 3.304,1 triliun yang terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp 2.446,5 triliun dan Transfer ke Daerah sebesar Rp 857,6 triliun.
"Keseimbangan primer negatif Rp 25,5 triliun didorong bergerak menuju positif. Defisit anggaran sebesar 2,29% PDB atau sebesar Rp 522,8 triliun," kata Jokowi dalam pidato Nota Keuangan, Rabu (15/8/2023).
Dengan pengelolaan fiskal yang kuat, disertai dengan efektivitas dalam mendorong transformasi ekonomi dan perbaikan kesejahteraan rakyat, maka tingkat pengangguran terbuka tahun 2024 diharapkan dapat ditekan dalam kisaran 5,0% hingga 5,7%.
Untuk angka kemiskinan dalam rentang 6,5% hingga 7,5%, rasio gini dalam kisaran 0,374 hingga 0,377, serta Indeks Pembangunan Manusia dalam rentang 73,99 hingga 74,02.
Selain itu, Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) juga ditingkatkan untuk mencapai kisaran masing-masing 105 sampai dengan 108 dan 107 sampai dengan 110.
Jokowi Siapkan Rp 660 Triliun Perkuat SDM Indonesia
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengalokasikan belanja sektor pendidikan sebanyak Rp 660,8 triliun pada 2024 mendatang. Tujuannya guna memperkuat kualitas sumber daya manusia (SDM) Tanah Air.
Besaran angka itu setara dengan 20 persen dsri postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024. Itu pula dibagi menjadi 3 pos pengeluaran. Yakni, belanja pemerintah pusat, transfer ke daerah, hingga pembiayaan investasi.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengalokasikan belanja sektor pendidikan sebanyak Rp 660,8 triliun pada 2024 mendatang. Tujuannya guna memperkuat kualitas sumber daya manusia (SDM) Tanah Air.
Besaran angka itu setara dengan 20 persen dsri postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024. Itu pula dibagi menjadi 3 pos pengeluaran. Yakni, belanja pemerintah pusat, transfer ke daerah, hingga pembiayaan investasi.
Advertisement
Optimalkan Bonus Demografi
Sejalan dengan penguatan SDM tadi, Jokowi menyoroti perlu adanya pemanfaatan bonus demografi yang akan terjadi beberapa tahun kedepan. Salah satu tujuannya adalah untuk menghadapi penerapan teknologi dan menghindari disrupsi teknologi.
"Kita harus mampu memanfaatkan bonus demografi dan siap menghadapi disrupsi teknologi," kata dia.
"Revolusi mental tidak boleh berhenti agar sumber daya manusia kita produktif, inovatif, berdaya saing global, berintegritas, berakhlak mulia, dengan tetap menjaga jati diri budaya bangsa," sambung Kepala Negara.