Cegah Abrasi, Sulawesi Tenggara Bangun 4 Pengaman Pantai hingga 2024

Kementerian PUPR akan segera membangun empat pengaman pantai di Sulawesi Tenggara hingga 2024, guna mencegah terjadinya abrasi yang merusak.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 23 Okt 2023, 12:42 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2023, 12:42 WIB
Kementerian PUPR akan segera membangun empat pengaman pantai di Sulawesi Tenggara hingga 2024,
Kementerian PUPR akan segera membangun empat pengaman pantai di Sulawesi Tenggara hingga 2024, guna mencegah terjadinya abrasi yang merusak. (Dok. Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan segera membangun empat pengaman pantai di Sulawesi Tenggara hingga 2024, guna mencegah terjadinya abrasi yang merusak

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan pengaman pantai akan melindungi pantai dari risiko abrasi dan erosi akibat terjangan ombak. Sehingga akan melestarikan vegetasi dan kawasan permukiman di sekitar pantai.

 

"Setelah proses desain, saya minta terlebih dulu agar dilanjutkan dengan permodelan fisik untuk simulasi. Dimantapkan desainnya dengan permodelan fisik, sehingga pengaman pantai yang dibangun nanti akan berfungsi optimal," kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulis, Senin (23/10/2023).

Menindaki itu, Kementerian PUPR tengah menyiapkan pembangunan Pengaman Pantai Lasusua di Kabupaten Kolaka Utara melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV Kendari, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.

Pengaman Pantai

Pembangunan pengaman pantai tersebut juga mendukung Penanganan Jalan Bypass Lasusua-Tobaku sepanjang 10,33 km oleh BPJN Sulawesi Tenggara, Direktorat Jenderal Bina Marga.

"Untuk kerusakan jalan di Bypass Pantai Lasusua sudah ditangani. Kementerian PUPR juga akan menyiapkan pembangunan pengamanan pantainya. Jadi nanti ada groin dan breakwater yang akan dipasang supaya tidak terkena abrasi. Kita harap 2024 bisa dimulai karena sudah masuk dalam program penganggaran," jelas Menteri Basuki.

Untuk pembangunan pengaman pantai di Kabupaten Kolaka, yakni di Pantai Konaweha sudah dilaksanakan pada tahun ini. Dan akan diselesaikan pada tahun 2024.

"Sementara untuk Kabupaten Kolaka Utara, kami harap pekerjaannya sudah bisa dimulai pada 2024. Desember 2023 ini kita selesaikan desain dan model fisiknya dulu," imbuhnya.

 

4 Paket Pekerjaan

Kementerian PUPR akan segera membangun empat pengaman pantai di Sulawesi Tenggara hingga 2024,
Kementerian PUPR akan segera membangun empat pengaman pantai di Sulawesi Tenggara hingga 2024, guna mencegah terjadinya abrasi yang merusak. (Dok. Kementerian PUPR)

Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) IV Kendari Agus Safari mengatakan, di Sulawesi Tenggara sendiri terdapat 4 paket pekerjaan pembangunan pengaman pantai pada Tahun Anggaran 2023-2024.

"Selain Pembangunan Pengaman Pantai Lasusua di Kabupaten Kolaka Utara, pada 2024 juga juga akan dilaksanakan Pembangunan Pengaman Pantai Tondowolio di Kabupaten Kolaka, dan Pengaman Pantai Raha di Kabupaten Muna. Akan dilanjutkan juga pembangunan 1 unit breakwater sepanjang 200 meter di Pantai Konaweha, Kabupaten Kolaka," terang Agus.

Pekerjaan Pengaman Pantai Konaweha di Kabupaten Kolaka telah dimulai sejak Juli 2023 dengan nilai kontrak sebesar Rp23,2 miliar. Saat ini progress fisiknya telah mencapai 60,20 persen, dengan lingkup pekerjaan terdiri dari 1 unit Groin sepanjang 400 meter dan 2 unit Breakwater sepanjang 200 meter.

Abrasi Ancam Jalan Nasional, Kolaka Bangun Pengaman Pantai Tondowolio dan Konaweha

Turap bambu di kawasan Pelabuhan Marunda
Bambu-bambu tersebut dipsang sebagai tanggul laut untuk mencegah terjadinya abrasi. (merdeka.com/Imam Buhori)

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memantau pembangunan sejumlah infrastruktur di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra). Rencananya, akan ada pembangunan pengaman Pantai Tondowolio, serta infrastruktur pengaman pantai dari abrasi di Pantai Konaweha.

Dikatakan Menteri Basuki, pembangunan pengaman pantai akan melindungi pantai dari resiko abrasi dan erosi akibat terjangan ombak. Sehingga akan melestarikan vegetasi dan kawasan permukiman di sekitar pantai.

"Setelah proses desain, saya minta terlebih dulu agar dilanjutkan dengan permodelan fisik untuk simulasi. Dimantapkan desainnya dengan permodelan fisik, sehingga pengaman pantai yang dibangun nanti akan berfungsi optimal," kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulis, Kamis (9/3/2024).

Pembangunan Pengaman Pantai Tondowolio dikerjakan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV Kendari Kementerian PUPR. Tujuannya, untuk menahan abrasi dari terjangan gelombang pantai yang terus menggerus semakin dekat dengan Jalan Nasional Pomalaa-Wolulu, dan permukiman warga Desa Tondowolio, Kecamatan Tanggetada, Kabupaten Kolaka.

Kepala BWS Sulawesi IV Kendari Kementerian PUPR Agus Safari mengatakan, pengaman pantai tersebut akan terdiri dari tiga jenis bangunan. Antara lain, 2 unit Groin untuk menangkap sedimen dengan tipe T sepanjang 1.000 m per 1 km, dan tembok laut sepanjang 1.148 m.

"Dari total garis pantai sepanjang 3 km, total panjang bangunan pengaman pantainya nanti sepanjang 2,2 km. Tahapannya sudah pembuatan desain pada 2022, saat ini tinggal menunggu ada alokasi anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 45 miliar," terang Agus.

 

Permohonan Masyarakat

Kondisi rumah warga di Sungai Pisang, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang yang terdampak abrasi. Sumur yang dahulunya berada di bagian dalam rumah kini sudah terendam air laut. (Liputan6.com/ Novia Harlina)
Kondisi rumah warga di Sungai Pisang, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang yang terdampak abrasi. Sumur yang dahulunya berada di bagian dalam rumah kini sudah terendam air laut. (Liputan6.com/ Novia Harlina)

Agus menyampaikan, rencana pekerjaan pengaman pantai ini berdasarkan tindak lanjut dari permohonan masyarakat melalui Bupati Kolaka pada tahun 2020.

"Selain itu juga ada usulan pengaman Pantai Konaweha yang permukimannya lebih padat dengan garis pantai sekitar 1 km," katanya.

Untuk Pengaman Pantai Konaweha dikatakan Agus, akan ditangani dengan tiga unit Groin tipe T dengan total panjang 850 meter dengan tumpukan batu bolder.

"Di groin ini kita sediakan akses untuk wisata dan penjualan tangkapan laut. Lebarnya 1,6 meter tidak terlalu lebar untuk mencegah masuk mobil. Perkiraan anggarannya sekitar Rp 35 miliar," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya