Liputan6.com, Jakarta - Kawasan Industri Gresik Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pada 28 Juni 2021. Semenjak berstatus KEK, PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera (BKMS) selaku perusahaan patungan PT Pelindo (Persero) dan PT AKR Corporindo Tbk yang mengelola kawasan melaporkan, Kawasan Industri Gresik telah meraup investasi hingga Rp 52 triliun.Â
"Investasi yang masuk ke JIIPE sudah mencapai sekitar Rp 52 triliun, dan akan terus mengalami peningkatan seiring dengan pengembangan kawasan. Pemerintah menargetkan kami investasi asing (Foreign Direct Investment) sebesar USD 16 miliar, atau sekitar Rp 250 triliun," ujar Direktur HR dan Logistik PT BKMS Agung P Guritno, Jumat (10/11/2023).
Baca Juga
Agung optimistis target tersebut akan terpenuhi karena berbagai fasilitas yang diberikan pemerintah dan kawasan industri, terutama konektivitas antarwilayah di sekitarGresik dan dengan pelabuhan.
Advertisement
Pencapaian target diawali dengan masuknya fasilitas pengolahan hasil tambang (smelter) milik PT Freeport Indonesia. Sebagai bagian dari program hilirisasi tembaga, Freeport menjadi anchor tenant JIIPE dengan lahan seluas 100 hektare. Â
"Sampai akhir Agustus 2023, Direksi PT Freeport Indonesia menyampaikan bahwa pembangunan pabrik tersebut sudah mencapai 76 persen. Freeport bergegas mengejar permintaan Presiden Joko Widodo agar pabrik ini sudah beroperasi pada Mei 2024," kata Agung.
"Pabrik smelter Freeport yang dibangun dengan investasi USD 3 miliar merupakan salah satu dari 21 perusahaan yang telah bergabung di JIIPE. Semenjak JIIPE dikukuhkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus, lima tenant besar telah bergabung," ungkapnya.Â
Kawasan Industri Terintegrasi
Direktur Utama PT Pelindo (Persero) Arif Suhartono mengatakan, pembangunan proyek smelter Freeport Indonesia di KEK Gresik tidak terlepas dari pengembangan kawasan industri yang terintegrasi dengan pelabuhan.Â
"JIIPE merupakan bagian dari strategi PT Pelindo mengembangkan kawasan industri yang terintegrasi dengan pelabuhan," sebut Arif.Â
Arif lantas menceritakan proses pengangkutan peralatan sepanjang 55 meter dan berat 325 ton dengan trailer kaki seribu (multi axle trailer), yang dipasang di smelter Freeport Indonesia di Manyar, Gresik.Â
Sebelumnya, Freeport Indonesia juga telah membongkar dan berhasil memobilisasi dua muatan kargo raksasa lain untuk kebutuhan seberat 125 ton dan 300 ton.Â
"Muatan kargo dengan berat setara dua pesawat Boeing-777 dengan mudahnya dipindahkan menuju lokasi dengan jarak yang hanya 2 km dari pelabuhan. Keseluruhan proses berjalan dengan lancar tanpa ada kendala yang berarti," imbuhnya.Â
Advertisement
Akses Tol
Selain terhubung dengan pelabuhan, Kawasan Industri Gresik juga terbantu adanya akses tol, yakni Tol Surabaya-Manyar dan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) yang saat ini dalam tahap penyelesaian ruas Bunder-Manyar.Â
"Nantinya ruas Tol KLBM akan terintegrasi dengan Tol Trans Jawa dan memiliki akses langsung dari kawasan. Jarak JIIPE ke pintu tol Surabaya-Manyar hanya 3 km yang terhubung dengan jalan provinsi yang dikenal dengan jalan Daendels," tuturnya.