Capres Ganjar Pranowo Jagokan Gas Rawa Genjot Desa Mandiri Energi

Capres Ganjar Pranowo mengungkap potensi gas rawa yang sudah dipetakannya di Jawa Tengah. Tercatat, ada total potensi gas rawa 14,47 juta Standart Cubix Feet (Scf).

oleh Arief Rahman H diperbarui 23 Nov 2023, 17:37 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2023, 16:59 WIB
Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo dalam Rembuk Ide Transisi Energi Berkeadilan, di Jakarta, Kamis (23/11/2023).
Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo dalam Rembuk Ide Transisi Energi Berkeadilan, di Jakarta, Kamis (23/11/2023).

Liputan6.com, Jakarta Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo mengungkap program yang akan direplikasinya untuk skala nasional demi meningkatkan kemandirian energi di desa-desa. Salah satunya adalah pemanfaatan gas rawa.

Ini sejalan dengan visi-misi Ganjar Pranowo yang tertuang dalam program nomor 6 poin 2 yang tertulis, Desa mampu mendayagunakan sumber energi lokal berbasis energi baru terbarukan untuk memasok kebutuhan energinya, sehingga menjadi baglan dari gugus penghijauan ekonomi Indonesia.

Mantan Gubernur Jawa Tengah itu menegaskan akan memperluas cakupan program tersebut. Menurutnya, satu potensi energi bersih ini perlu diperhatikan.

"Ya kenapa enggak, ketika kemudian ada lapisan geologis yang ditemukan oleh para geolog, ini ada potensi gas rawa, kenapa tidak dipakai? Ada daerah pertanian integrated farming umpama, sudah ada, pak ini ini ada ternaknya ada pertaniannya," tutur Ganjar Pranowo dalam Rembuk Ide Transisi Energi Berkeadilan, di Jakarta, Kamis (23/11/2023).

Ganjar mengisahkan, gas rawa tadi bisa dimanfaatkan untuk dialirkan ke rumah-rumah warga. Ini menjadi bahan bakar tersendiri untuk penggunaan rumah tangga.

"Kalau kita ada ekonomi sirkular kenapa kemudian tidak kita fasilitasi dengan teknologi bahasa dulu tepat guna bahasa kami itu nilai tambah, kemudian dimasukan tekno untuk bisa bantu disana, sederhana kok itu. Dia bisa mandiri," ungkap dia.

"Apakah akan direplikasi? Pasti. Semua succes story yang pernah saya lakukan 10 tahun saya akan replikasi," imbuhnya.

 

Potensi Gas Rawa

Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo dalam Rembuk Ide Transisi Energi Berkeadilan, di Jakarta, Kamis (23/11/2023).
Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo dalam Rembuk Ide Transisi Energi Berkeadilan, di Jakarta, Kamis (23/11/2023).

Pasangan dari Calon Wakil Presiden (cawapres) Mahfud MD ini mengungkap potensi gas rawa yang sudah dipetakannya di Jawa Tengah. Tercatat, ada total potensi gas rawa 14,47 juta Standart Cubix Feet (Scf).

Rinciannya, Pemalang 3,03 juta scf, Salatiga 2.884 scf, Semarang 51.500 scf, Banjarnegara 1,63 juta scf, Purworejo 50.634 scf, Magelang 50.634 scf, Pati 214.360 scf, Rembang 23.000 scf, Grobogan 214.360 scf, Sragen 940.000 scf.

Dia pun membuka kemungkinan untuk menelusuri potensi energi baru terbarukan (EBT) seperti gas rawa di daerah lain. Termasuk juga potensi EBT di sektor-sektor lainnya.

"Ada gas rawa, kemudian ada solar panel, angin tidak terlalu sukses, saya ceritakan ya, kami pernah praktik itu tidak terlalu sukses, lalu kemudian Biogas itu lumayan, bisa mendorong ekonomi sirkular dan memenuhi energi terbarukan yang cukup mandiri di satu desa, meski belum semua," urainya.

 

Pengusaha Energi Tak Akan Bangkrut

Calon presiden Ganjar Pranowo menghadiri deklarasi dukungan dari Tim Pemenangan Daerah (TPD) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di Pendopo Agung Ambarukmo Jl. Laksda Adisucipto, Caturtunggal, Kec. Depok, Kab. Sleman, DIY, Kamis (16/11/2023) (Istime
Calon presiden Ganjar Pranowo menghadiri deklarasi dukungan dari Tim Pemenangan Daerah (TPD) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di Pendopo Agung Ambarukmo Jl. Laksda Adisucipto, Caturtunggal, Kec. Depok, Kab. Sleman, DIY, Kamis (16/11/2023) (Istimewa)

Sebelumnya, Ganjar Pranowo menyebut ada risiko ketika Indonesia melakukan transisi energi ke energi bersih atau energi baru terbarukan (EBT). Salah satunya menyasar pada roda bisnis di sektor energi.

Ganjar menekankan, pengusaha di sektor energi dengan kadar emisi yang tinggi bisa tergerus ketika menjalankan transisi energi. Hanya saja, hal itu bisa diantisipasi dengan rencana yang tepat.

"Kita akan melakukan transisi menuju ke kira-kira lingkungan yang lebih baik. Aspeknya banyak sekali, dan Ketika transisi ini akan lakukan pasti akan ada dampak, yang negatif kira-kira yang punya bisnis atau usaha itu sebelumnya ya mungkin jobless (kehilangan pekerjaan)," tuturnya.

Kehilangan pekerjaan ini bisa merujuk pada perusahaan yang tutup. Alhasil, tenaga kerja pun menurun. Namun, ada langkah yang bisa dilakukan.

Ganjar menegaskan, proses transisi energi ini tak akan mempengaruhi kehidupan usaha yang dijalankan sebelumnya. Salah satunya dengan adanya rencana untuk ikut beradaptasi.

"Tapi sebenarnya kalau dia kreatif, dia semacam membuat kurva kedua dalam bisnisnya, bahwa bisnisnya dikasih peringatan, 'kamu akan declined maka hari ini kau harus menyiapkan bisnismu yang kedua sehingga kamu bisa untuk survive'. Itu dari segi bisnisnya," paparnya.

 

Pusat Industri Batu Bara

Kondisi serupa diungkap oleh Ketua Dewan Pembina The Habibie Center, Ilham Habibie. Dia menuturkan Indonesia menjadi pusat industri batu bara yang besar. Termasuk menjadi eksportir batu bara terbesar di dunia.

"Kita ini punya industri yang sangat besar, jadi kalau kita beralih ke industri yang non batu bara, banyak orang yang out of job. Itu yang harus kita perhatikan. Banyak provinsi yang PAD nya akan menurun sekali, bagaimana mereka?," kata dia.

"Nah ini harus ada keadilan dalam ekonomi yang menjadi jangan terlalu loser semua harus jadi winner," imbuh Ilham.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya