Liputan6.com, Jakarta Menjaga mutu komoditas pertanian melalui berbagai pendampingan, pembinaan, sertifikasi dan penjaminan keamanan pangan merupakan bentuk komitmen Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Demikian dikatakan Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi pada saat menerima kunjungan delegasi Ministry of Agriculture, Livestock, Fisheries and Forestry (MALFF)-Republic Democratic Timor Leste (RDTL) di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta (23/11)
Menurutnya penjaminan tersebut dibuktikan dengan diterimanya produk peternakan Indonesia khususnya unggas ke beberapa negara seperti Singapura, Jepang, Myanmar, Bangladesh dan terakhir ke Uni Emirat Arab.
Baca Juga
"Ini merupakan wujud komitmen kami untuk mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada tahun 2045, dan tentu saja kami berharap Timor Leste dapat berperan serta," ujar Harvick.
Advertisement
Lebih lanjut Harvick mengatakan bahwa Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sektor perdagangan pertanian kedua negara mengalami pertumbuhan positif pada tahun ini, dengan pertumbuhan volume ekspor 8% hingga 11% dibandingkan pada 2022. Produk pertanian Indonesia yang diekspor ke Timor Leste di antaranya gandum, kedelai, kacang hijau, tomat, jeruk, gula, susu, pakan, dan produk unggas. Sedangkan, produk pertanian yang masuk dari Timor Leste di antaranya vanili, kelapa, kopi, cengkeh, kacang tanah, porang dan kulit.
"Saya berharap Indonesia dan Timor Leste dapat terus berinteraksi dan terjadi transfer teknologi yang bermanfaat bagi pengembangan sektor pertanian melalui kerja sama teknis dan ilmiah," katanya.
Menteri Muda Peternakan Timor Leste, Jose Vieira de Aradjo mengapresiasi diadakannya pertemuan ini. Kerja sama Indonesia-Timor Leste dalam bidang pertanian khususnya peternakan telah lama terjalin dan tidak ingin hanya diperbaharui, tetapi juga ditingkatkan lagi.
"Seperti dikatakan pak Wamen, harapan bahwa Timor Leste bisa ikut berperan serta dalam hal diterimanya produk peternakan Indonesia serta teknologi dan inovasi bidang pertanian, saya menyambut baik keinginan tersebut," ujar Jose. .
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI (Dirjen PKH), Nasrullah mengatakan, kerja sama Indonesia-Timor Leste telah lama terjalin dalam memastikan pasokan bahan pangan yang berkelanjutan di kedua negara terutama pada subsektor peternakan.
Bentuk kerja sama kedua negara sudah dikukuhkan dalam bentuk komitmen melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementerian Pertanian RI dan Kementerian Pertanian Timor Leste yang telah ditandatangani pada 19 Juli 2022.
"Penandatanganan Technical Arrangement (TA) yang mengatur lebih rinci bentuk kerja sama antara Indonesia-Timor Leste telah dilakukan pada 26 September 2022," ujarnya.
Selain kerja sama di bidang pangan, Nasrullah menambahkan bahwa Kementerian Pertanian juga intens berkoordinasi terkait kerja sama di bidang penyediaan vaksin, baik vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) maupun vaksin Rabies dalam rangka pengendalian penyakit hewan di Timor Leste.
Untuk informasi, Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan dengan Timor Leste dimana sampai Oktober 2023, tercatat bahwa Indonesia telah mengekspor komoditas peternakan sebesar 10.733 ton senilai USD17,2 juta dan Timor Leste telah mengekspor ke Indonesia sebesar 193 ton atau senilai USD23 ribu.
Dalam rangkaian kunjungan padal 23–26 November 2023, delegasi Timor Leste juga akan melakukan onsite Import Risk Analysis (IRA) pada unit usaha unggas PT. Super Unggas Jaya (SUJA) di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Setelah proses IRA dilalui, PT SUJA kemudian sudah bisa melakukan ekspor produknya ke Timor Leste.
(*)