Liputan6.com, Jakarta Calon Wakil Presiden Nomor Urut 3 Mahfud MD menyinggung menurunnya efektivitas lahan pertanian di Indonesia dalam Debat Cawapres 2024. Menurutnya, ada cara yang bisa dilakukan untuk mendorong produktivitas tadi.
Pada awal paparannya, Mahfud MD menyoroti soal regenerasi petani yang minim. Kemudian, dia juga mengatakan kalau lahan pertanian di Indonesia ikut berkurang. Sebagai contoh solusinya, Mahfud turut mengungkap program yang pernah dijalankan oleh Ganjar Pranowo ketika menjadi Gubernur Jawa Tengah.
Baca Juga
"Kami di Jawa Tengah itu, pernah punya program dimana pak Ganjar waktu jadi gubernur waktu itu membuat 29 badan usaha milik petani," ujar Mahfud dalam Debat Cawapres 2024 di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024).
Pengelolaan Lahan
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) ini menegaskan kalau program tersebut berhasil mendorong pengelolaan lahan menjadi lebih efektif. Alhasin, para petani di desa-desa bisa semringah.
Advertisement
"Yang itu efektif untuk membantu petani, saling menolong menggarap tanahnya sehingga dia kerasan (senang) di desa," tegasnya.
Sebelumnya, Calon Wakil Presiden Nomor Urut 3 Mahfud MD mengungkap soal kendala produksi pangan yang terancam akibat krisis iklim yang terjadi secara global. Menurutnya ada sejumlah masalah yang ditemukan di lapangan.
Satu hal yang disorotinya adalah terkait berkurangnya lahan pertanian di Indonesia. Tak cuma itu, ternyata hal itu berbarengan dengan menurunnya jumlah petani secara terus menerus.
"Ya, kan masalahnya itu salah satu, yang sering kita dengar lahan berkurang, petani berkurang," kata Mahfud dalam Debat Cawapres 2024 di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024).
Sulit Dapat Pupuk Subsidi
Mahfud bilang, kondisi itu kembali menghadapi tantangan lain. Dimana tidak adanya regenerasi petani. Alasannya, kata dia, menjadi petani kerap membuat rugi. Disamping itu, akses pupuk bersubsidi bagi petani kerap dipersulit.
Sekalipun ada akses terhadap pupuk subsidi, proses pembeliannya yang harus ke tengkulak atau pihak tertentu. "Orang desa tidak mau lagi menjadi petani karena justru rugi, terkadang kalau mau ingin mendapat pupuk bersubsidi dipersulit bukan main dan harus beli ke tengkulak, beli ke tengkulak," tegasnya.
"Nah disini problemnya sebenarnya bagaimana penegakan aturan-aturan itu," sambung Mahfud MD.
Advertisement
Mentan Pede Swasembada Pangan Terwujud 3 Tahun Lagi
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman optimistis bisa mewujudkan swasembada pangan di Indonesia dalam kurun waktu tiga tahun ke depan.
"Meski saat ini kita impor beras, tapi tiga tahun ke depan kita optimis sanggup mengembalikan Indonesia menjadi negara yang swasembada pangan," ujarnya pada kunjungan kerja di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan dikutip dari Antara, Minggu (14/1/2024).
Kendati diakui bahwa kondisi pangan di dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja, termasuk Indonesia, dan banyak negara yang tengah menghadapi krisis pangan, ditambah dengan tantangan iklim ekstrem El Nino, dia mengajak petani untuk melakukan akselerasi peningkatan produksi pangan.
Menurut Amran Sulaiman, Indonesia saat ini masuk negara dalam garis kuning, terancam kekurangan pangan.
Indonesia Swasembada Pangan
"Padahal 2017 sampai 2020, Indonesia swasembada pangan. Pertanian menjadi salah satu sektor penentu ketahanan pangan negara," katanya.
Di Wajo, Amran menyerahkan sejumlah bantuan, namun ia juga berjanji untuk membantu percetakan sawah baru di Kabupaten Wajo.
"Pak Bupati silahkan ajukan ke Pak Dirjen untuk percetakan sawah," ujarnya.
Kedatangan Amran ke Kabupaten Wajo merupakan kunjungan perdana sejak dilantik kembali menjadi Menteri Pertanian oleh Presiden Jokowi. Bupati Wajo Amran Mahmud menyebut pertanian merupakan sektor unggulan yang dapat menggerakkan sektor ekonomi lainnya.
Kabupaten Wajo mampu meningkatkan 23 persen hasil pertanian, tertinggi di Indonesia dengan produksi menghampiri 1 juta ton yaitu 954 ribu ton. Ini menandakan, lanjut Ketua Orari Lokal Wajo ini, para petani Wajo mampu menjadi pejuang kehidupan.
"Terima kasih setinggi-tingginya kepada Pak Menteri bersama jajaran Kementerian Pertanian yang terus memberikan semangat kepada petani khususnya perkebunan berkelanjutan di Wajo," jelasnya.
Luas areal pertanian di Kabupaten Wajo sekitar 101 ribu ha dan luas areal perkebunan 55 rb ha. Perkebunan di Wajo membutuhkan atensi untuk meningkatkan produksi pertanian termasuk alat pertanian.