Liputan6.com, Jakarta - Merek jeans asal Amerika Serikat, Levi’s Strauss melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap sekitar 15 persen dari tenaga kerja globalnya. PHK pada karyawan di Levis merupakan bagian dari restrukturisasi, karena memperkirakan penjualan yang lebih lemah tahun ini.
Melansir CNBC International, Jumat (26/1/2024) PHK di Levi’s akan terjadi pada paruh pertama tahun ini, dan dapat berdampak pada 15 cersen karyawannya, menurut keterangan perusahaan.
Perusahaan ini memiliki lebih dari 19.000 karyawan pada bulan November, namun tidak diketahui jelas berapa banyak dari tenaga kerja tersebut yang berada di kantor perusahaan.
Advertisement
Levi’s mengeluarkan pengumuman PHK ketika melaporkan pendapatan kuartal keempat dan memperkirakan tahun fiskal mendatang lebih lemah dari perkiraan.
Pembuat jeans tersebut mencatat pendapatan senilai USD 1,64 miliar atau Rp 25,9 triliun, memperkirakan pendapatan akan meningkat hanya di kisaran 1 hingga 3 persen selama 2024, lebih rendah dari perkiraan Wall Street sebesar 4,7 persen.
Adapun perkirakan laba sebesar USD 1,15 hingga USD 1,25 per saham untuk tahun ini, lebih rendah dari ekspektasi analis sebesar USD 1,33 per saham.
PHK di Levi’s terjadi di tengah gelombang PHK pada awal tahun di industri ritel dan sejumlah perusahaan publik di AS.
Raksasa ritel AS yakni Macy's dan Wayfair sama-sama mengumumkan PHK di bulan ini, karena pengecer lama dan baru mencoba untuk memulai penjualan dan meningkatkan keuntungan.
PHK Massal Makin Parah, E-Commerce AS eBay Pangkas 1.000 Karyawan
Perusahaan e-commerce asal Amerika Serikat, eBay Inc mengungkapkan akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap sekitar 1.000 karyawan, atau sekitar 9 persen dari tenaga kerjanya saat ini.
"Meskipun kami membuat kemajuan dalam strategi kami, jumlah pegawai dan pengeluaran kami secara keseluruhan telah melampaui pertumbuhan bisnis kami," kata CEO eBay Jamie Iannone dalam sebuah surat yang dibagikan kepada karyawannya, dikutip dari CNBC International, Rabu (24/1/2024).
"Untuk mengatasi hal ini, kami menerapkan perubahan organisasi yang menyelaraskan dan mengkonsolidasikan tim tertentu untuk meningkatkan pengalaman end-to-end, dan memenuhi kebutuhan pelanggan kami di seluruh dunia dengan lebih baik," jelas Iannone.
Selain PHK, perusahaan juga akan mengurangi jumlah kontrak tenaga kerja alternatifnya selama beberapa bulan mendatang, Iannone menambahkan dalam catatannya.
Pada Februari 2023 lalu, eBay mengumumkan rencana untuk memberhentikan 500 karyawannya secara global, yang mewakili 4 persen dari total tenaga kerjanya.
PHK di eBay
Seperti diketahui, PHK di eBay terjadi setelah adanya gelombang PHK di sektor teknologi di AS setelah industri ini mempekerjakan banyak pekerja selama pandemi, termasuk raksasa seperti Amazon dan Google.
Diwartakan sebelumnya, badai PHK juga telah melanda perusahaan e-commerce lainnya di AS, Wayfair.
Wayfair mengungkapkan akan melakukan PHK terhadap 1.650 karyawannya, atau memangkas 13 persen dari tenaga kerja globalnya, ketika ritel digital itu berjuang untuk pulih setelah keberhasilannya di tengah pandemi COVID-19.
Advertisement
E-commerce Wayfair PHK Massal 1.650 Karyawan
CEO Wayfair Niraj Shah, yang baru -baru ini menjadi viral karena memberi tahu karyawannya untuk bekerja lebih keras, mengatakan dalam sebuah surat terbuka yang bahwa perusahaan telah "secara berlebihan dalam perekrutan selama periode ekonomi yang kuat.
Dia merujuk pada tahun 2020 ketika belanja online melonjak di AS, sehingga memicu "gelombang dramatis" dalam permintaan yang menggandakan penjualan Wayfair menjadi USD 18 miliar.
"Saya percaya kita harus tetap fokus sebagai perusahaan tentang apa yang dapat dicapai oleh tim kecil yang berkomitmen," tulis Shah.