Liputan6.com, Jakarta - Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas, membantah kabar yang menyebutkan dirinya mendapatkan gaji sebesar Rp 70 miliar sebagai bos PTFI.
Tony menegaskan, informasi tersebut hoax alias berita palsu. Kendati begitu, ia pun mengaminkan terhadap pihak yang menyebutkan dirinya mendapatkan gaji sefantastis itu.
Baca Juga
"Gaji saya Rp 70 miliar hoax tapi diaminkan," kata Tony saat ditemui di JS Luwansa Hotel Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (31/1/2024).
Advertisement
Menurutnya, tuduhan gaji sebesar Rp 70 miliar per tahun terhadap dirinya tidak rasional. Jarang sekali orang Indonesia yang memiliki gaji hingga miliaran rupiah.
"Yang rasional aja lah kan gak ada orang Indonesia gajinya Rp 70 miliar sebulan, setahun aja gak ada kok apalagi sebulan," ujarnya.
Pria berusia 61 tahun ini menduga, bahwa orang yang menyebut dirinya mendapat gaji sebesar Rp70 miliar per tahun dari PT Freeport Indonesia adalah hasil perhitungan dari gaji dan insentif seluruh Direksi di PTFI.
"Mungkin itu angkanya diambil dari gaji seluruh direksi plus insentif lainnya dalam setahun, tapi saya juga gak tahu angka itu dari mana. Tapi gak adalah orang Indonesia gaji Rp 70 miliar setahun apalagi sebulan," pungkasnya.
Sebagai perbandingan, melihat besaran gaji dan tantiem perusahaan besar lain. Di sektor pertambangan, PT Adaro Energy Tbk. Perusahaan yang menggeluti bisnis batubara ini memiliki 12 orang direksi. Total pendapatan kotor (bruto salary) yang diberikan dalam setahun menembus USD 27 juta dolar AS atau Rp 411,6 miliar.
Jika dikonversi menjadi bulanan maka gaji yang diberikan secara total kepada para direksinya sebesar Rp34,3 miliar. Adapun untuk gaji per direksi, diasumsikan dalam setahun sebesar Rp34,3 miliar atau dalam sebulan sebesar Rp2 miliar.
Semisal PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang mencatat anggaran bonus dan tantiem direksi mencapai Rp465,35 miliar pada 2022.
Apabila bonus dan tantiem dibagi ke 12 anggota direksi Bank Mandiri dengan nominal sama rata, maka bonus yang didapat masing-masing direksi diperkirakan mencapai Rp38,77 miliar.
Di samping itu, anggaran gaji dan tunjangan direksi Bank Mandiri adalah sebesar Rp236,85 miliar sepanjang 2022. Digitung, setiap direksi rata-rata menerima sekitar Rp1,64 miliar setiap bulannya atau Rp19,73 miliar per tahun.
Kemudian PT Telkom Indonesia Tbk. Dari total 9 orang direksi, perusahaan yang bergerak di bidang teknologi dan informasi ini mengucurkan dana total gajinya per tahun mencapai Rp 401 miliar per tahun atau Rp 33,4 miliar dalam sebulan.
Jika dikalkulasikan per orang maka gaji per tahunnya menembus Rp 44,6 miliar atau Rp 3,7 miliar untuk gaji per bulan setiap per individu direksi.
Bos Freeport Bongkar Alasan Pengusaha Pilih Investasi di Jawa Timur: Warganya Kondusif
Sebelumnya, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengapresiasi pertumbuhan ekonomi Jawa Timur (Jatim) yang mengalami peningkatan sebesar 4,86 persen (YoY) di Q3-2023.
Ini diiringi dengan tingkat inflasi Jatim yang dapat ditekan, turun menjadi 0,27 persen pada bulan Oktober 2023 dari 0,32 persen pada bulan September 2023 lalu. Data-data pencapaian tersebut, menurut Tony, memperlihatkan potensi untuk menarik investasi baru di Jatim.
"Pertumbuhan ekonomi Jatim akan sangat dipengaruhi oleh adanya investasi dari luar Jatim dan luar negeri. Salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh investor adalah kondisi makro ekonomi Jatim yang menjanjikan," katanya dalam keterangannya kepada media, Senin (13/11/2023).
Tony juga menyampaikan faktor lainnya adalah kestabilan politik dan pemerintahan, situasi keamanan kondusif serta masyarakat Jatim yang rukun dan tenang.
Advertisement
Banyak Proyek
Tony mengatakan ekonomi Jawa Timur diuntungkan dengan adanya berbagai proyek atau industri. Salah satunya adalah kehadiran smelter milik PTFI yang berada di kawasan Java Integrated Industrial Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur.
Hingga akhir Oktober 2023, pembangunan smelter PTFI di Gresik sudah mencapai lebih dari 80 persen dengan nilai investasi yang sudah dibelanjakan sebesar 43 triliun rupiah. Tony optimistis konstruksi fisik smelter PTFI akan selesai pada bulan Desember 2023.
"Setelah konstruksi fisik smelter PTFI rampung, kami akan melakukan tahapan pre-commissioning dan commissioning untuk mengintegrasikan sistem. Lalu, PTFI Smelter akan mulai beroperasi pada bulan Mei 2024 dan produksi pada bulan Agustus 2024," kata Tony.