Liputan6.com, Jakarta - Harga emas yang dijual PT Pegadaian (Persero) atau emas di Pegadaian naik. Harga emas hari ini yang menguat untuk jenis Antam, sedangkan UBS tetap.
Dikutip dari laman resmi Pegadaian, Jumat (16/2/2024), harga emas untuk jenis Antam dengan ukuran 0,5 gram naik menjadi Rp 624.000 sedangkan untuk ukuran 1.000 gram ditetapkan Rp 1.081.990.000.
Baca Juga
Sedangkan harga emas jenis UBS untuk ukuran 0,5 gram tetap di posisi Rp 589.000. Sedangkan harga emas UBS1 gram Rp 1.104.000.
Advertisement
Bagi yang minat membeli emas di Pegadaian harus tahu jika harga logam mulia selalu berubah-berubah mengikuti pasar. Masyarakat bisa memantau langsung rincian harga emas 24 karat di Pegadaian melalui website resminya.
Berikut daftar harga emas Pegadaian hari ini:
Harga Emas Antam
- Harga emas hari ini Antam 0,5 gram: Rp 624.000
- Harga emas hari ini Antam 1 gram : Rp 1.143.000
- Harga emas hari ini Antam 2 gram : Rp 2.25.000
- Harga emas hari ini Antam 3 gram : Rp 3.311.000
- Harga emas hari ini Antam 5 gram : Rp 5.484.000
- Harga emas hari ini Antam 10 gram : Rp 10.912.000
- Harga emas hari ini Antam 25 gram : Rp 27.150.000
- Harga emas hari ini Antam 50 gram : Rp 54.218.000
- Harga emas hari ini Antam 100 gram : Rp 108.253.000
- Harga emas hari ini Antam 250 gram : Rp 270.616.000
- Harga emas hari ini Antam 500 gram : Rp 541.016.000
- Harga emas Antam hari ini 1000 gram: Rp 1.081.990.000
Harga Emas UBS
- Harga emasterbaru UBS 0,5 gram: Rp 589.000
- Harga emas terbaru UBS 1 gram: Rp 1.104.000
- Harga emas terbaru UBS 2 gram: Rp 2.190.000
- Harga emas terbaru UBS 5 gram: Rp 5.410.000
- Harga emas terbaru UBS 10 gram: Rp 10.763.000
- Harga emas terbaru UBS 25 gram: Rp 26.854.000
- Harga emas terbaru UBS 50 gram: Rp 53.597.000
- Harga emas terbaru UBS 100 gram: Rp 107.151.000
- Harga emas terbaru UBS 250 gram: Rp 267.798.000
- Harga emas terbaru UBS 500 gram: Rp 534.964.000.
Harga Emas Menguat Setelah Data Penjualan Ritel AS Turun pada Januari 2024
Sebelumnya diberitakan, harga emas bertahan pada level penting USD 2.000 per ounce setelah penjualan ritel Amerika Serikat (AS) jauh di bawah harapan pasar pada Januari, sementara angka Desember juga alami revisi ke bawah.
Dikutip dari Kitco.com, Jumat (16/2/2024), harga emas untuk April ditransaksikan naik USD 9,6 menjadi USD 2.013,90. Sementara itu, harga emas spot melemah beberapa menit setelah rilis pukul 08.30 pagi EST, tetapi kembali diperdagangkan di posisi USD 2.000 per ounce. Harga emas naik 0,39 persen ke posisi USD 2.000,21.
Adapun penjualan ritel AS turun 0,8 persen bulan lalu menyusul revisi kenaikan 0,4 persen dari 0,6 persen pada Desember, menurut data terbaru dari Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS). Konsensus ekonom memprediksi penurunan sebesar 0,1 persen pada Januari.
Penjualan inti, tidak termasuk penjualan kendaraan melemah 0,6 persen bulan lalu, jauh di bawah harapan pasar yang prediksi kenaikan 0,2 persen dibandingkan revisi Desember -0,4 persen.
Deputy Chief US Economist Capital Economics, Andrew Hunter menuturkan, laporan itu menunjukkan pertumbuhan konsumsi akhirnya melemah.
“Penurunan penjualan ritel sebesar 0,8 persen pada Januari mungkin sebagian mencerminkan hilangnya distorsi terkait cuaca sebelumnya, tetapi akan meredam dugaan kebangkitan ekonomi baru-baru ini,” ujar dia.
Hunter menuturkan, pihaknya tetap prediksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) akan melambat pada kuartal pertama.
Advertisement
Pertumbuhan Melambat
Hunter menuturkan, angka utama tersebut tidak seburuk yang terlihat karena mencakup penurunan 1,7 persen bulan/bulan dalam penjualan bensin yang setidaknya sebagian didorong oleh harga lebih rendah. Namun, dia mencatat penurunan yang sama besarnya dalam belanja kendaraan bermotor berdasarkan data penjualan unit pabrikan akan menyebabkan penurunan konsumsi riil yang lebih tajam.
“Kejutan utama terjadi pada penjualan kelompok terkontrol tidak termasuk mobil, bensin, bahan bangunan dan jasa makanan yang turun 0,4 persen bulan/bulan,” ujar dia.
Ia mengatakan, hal ini sebagian mencerminkan pembalikan peningkatan belanja sebelumnya dari rekor pada Desember, dan awal Januari alami badai salju di sebagian besar negara. Namun, hal ini tampaknya terutama berdampak pada penjualan bahan bangunan yang anjlok 4,1 persen bulan/bulan dan tidak termasuk dalam total kelompok kontrol.
Hunter menuturkan, laporan itu menunjukkan pertumbuhan yang jauh lebih lambat pada kuartal pertama 2024.
“Secara keseluruhan, konsumsi riil tampaknya telah menurun pada Januari dan meskipun terjadi pemulihan pada Februari dan Maret, pertumbuhan akan melambat tajam pada kuartal pertama,” tulisnya.
Ia menambahkan, hasilnya adalah pejabat the Fed mungkin tidak perlu khawatir lebih lama lagi mengenai kemungkinan ketahanan ekonomi yang memicu kembali inflasi.