Potensi Panen Capai 6.055 Hektare, Kabupaten Ngawi Siap Penuhi Kebutuhan Pasar

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi, Supardi optimis bahwa hasil produksi pada kegiatan panen raya tahun 2024 mampu penuhi kebutuhan pasar.

oleh Fachri pada 24 Feb 2024, 21:06 WIB
Diperbarui 24 Feb 2024, 21:06 WIB
Panen Raya.
Petani melakukan panen di Ngawi. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Ngawi Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi, Supardi optimis bahwa hasil produksi pada kegiatan panen raya tahun 2024 mampu penuhi kebutuhan pasar. Ia pun yakin bahwa Ngawi mampu menjadi tambahan beras bagi pasar dan cadangan pangan.

"Kabupaten Ngawi merupakan salah satu sentra padi terbesar di wilayah Jawa Timur dan di sana rata-rata produksi bisa mencapai 6 hingga 7 ton per hektare dengan potensi panen pada Februari mencapai 6.055 hektare," ucapnya.

Di sisi lain, Supardi menyebut bahwa untuk sementara, harga gabah masih sekitaran Rp6.900 hingga Rp7.200. Dirinya mengatakan, potensi panen raya di bulan Februari kemungkinan besar akan meningkat drastis pada bulan Maret berikutnya, yakni sebesar 30.233 hektare dengan kenaikan harga sebesar Rp300.

"Harga di bulan maret kemungkinan naik menjadi Rp7.500 dan yang pasti kami sampaikan ketersediaan beras saat panen raya cukup melimpah," sebutnya.

Supardi juga menjelaskan bahwa peningkatan luas panen dan juga peningkatan produksi tahun ini tak lepas dari bantuan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian terutama bantuan benih, pupuk, dan mekanisasi.

"Sekarang kita panen menggunakan combine harvester yang membuat harga gabah naik Rp300. Alhamdulillah perhatian pemerintah pusat terhadap pembangunan pertanian Ngawi sangatlah besar," jelasnya.

Luasan Panen di Jatim Meningkat

Panen Raya Aman dan Produksi Padi di Kabupaten Malang Surplus
Pemerintah Kabupaten Malang optimis produksi padi pada masa panen raya cukup berlimpah sehingga kebijakan impor beras tidak harus dilakukan (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Didik Rudy Prasetya mengatakan bahwa panen tahun ini mengalami peningkatan luas panen dari yang tadinya 51.741 pada Januari menjadi 108.435 di Februari. Ia menyebut, luasan tersebut akan meningkat pada bulan Maret sebesar 361.151 hektare.

"Jika kita melihat angka ketersedian beras berdasarkan stok tahun lalu, maka sebenarnya tidak kekurangan ketersediaan beras karena secara kumulatif dan masih ada sisa stok tahun lalu jika ditambahkan panenan Januari dan Februari, maka masih ada surplus sekitar 2.8 juta ton. Saya yakin Indonesia banjir gabah," katanya pada Jumat (23/2/2024).

Rudy mengatakan bahwa total luasan panen pada Januari-Desember bisa mencapai 2.028.214. Sedangkan total surplus beras masa panen 2024 diperkirakan mencapai 2.821.661 ton.

"Angka luas panen bulan Januari-April merupakan angka potensi yang dihitung dari realisasi luas tanam bulan Oktober 2023 sampai dengan Januari 2024," katanya.

"Adapun data luas panen merupakan analisis statistik pertanian serta perkembangan luas tanam dan panen penguatan data pangan strategis tahun 2023-2024," jelas Rudy.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya