Wamentan Tegaskan Komitmen Ketersediaan Pangan Tanpa Bergantungan Impor

Sudaryono menegaskan pemerintah saat ini tengah bekerja keras untuk memastikan ketersediaan komoditas pangan utama Indonesia dapat dipenuhi dari dalam negeri tanpa bergantung pada impor.

oleh Tim News diperbarui 05 Feb 2025, 23:10 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2025, 21:01 WIB
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono beri arahan kepada para petni muda di Banyuwangi (Istimewa)
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono beri arahan kepada para petni muda di Banyuwangi (Istimewa)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Kebijakan swasembada pangan yang dicanangkan pemerintahan Prabowo-Gibran dinilai realistis dan dapat dicapai dalam waktu yang relatif singkat.

Langkah ini mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pengamat dan pejabat pemerintah yang menilai strategi tersebut sebagai solusi strategis dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan bahwa pemerintah saat ini tengah bekerja keras untuk memastikan ketersediaan komoditas pangan utama Indonesia dapat dipenuhi dari dalam negeri tanpa bergantung pada impor.

Upaya ini, menurutnya, bukan hanya berfokus pada beras sebagai bahan pokok utama, tetapi juga mencakup berbagai komoditas lainnya.

“Swasembada pangan bukan hanya tentang beras, tapi juga komoditas lain. Kita mulai dengan beras sebagai bahan pokok utama. Dalam sektor pertanian, kita pastikan semua komponen seperti pupuk, penyuluh, irigasi, dan benih sudah beres,” ujar Sudaryono.

Ia menambahkan bahwa pemerintah telah mengimplementasikan berbagai kebijakan strategis untuk mewujudkan kedaulatan pangan.

Kebijakan tersebut mencakup peningkatan distribusi pupuk, penyediaan benih gratis, serta penyaluran alat dan mesin pertanian (alsintan) secara merata ke seluruh wilayah Indonesia.

“Setelah mencapai swasembada, kita ingin menjadi eksportir dan lumbung pangan, tidak hanya untuk kebutuhan rakyat Indonesia, tetapi juga bagi dunia. Dengan potensi besar dari segi penduduk, geografis, dan geopolitik, Indonesia harus menjadi pusat pangan dunia,” lanjut Sudaryono optimistis.

 

Konsisten Penuhi Ketersediaan Pangan

Bulog Gelontorkan 30 Ribu Ton Beras di Pasar Induk Cipinang
Pekerja memindahkan beras ketika bongkar muat beras bulog di gudang PT Food Station Tjipinang Jaya, Jakarta Timur, Jumat (3/2/2023). Untuk menstabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), Perum BULOG akan menyaluran beras SPHP di Pasar Induk Beras Cipinang dari 13 ribu menjadi 30 ribu ton,dengan harga paling tinggi sebesar Rp. 8.900. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Dukungan serupa datang dari pengamat pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori. Ia menilai kebijakan swasembada pangan yang dicanangkan dalam 100 hari kerja pemerintahan Prabowo-Gibran dapat dengan mudah dicapai apabila pemerintah benar-benar serius dan konsisten dalam menyediakan kebutuhan dasar pertanian.

“Dengan menyediakan benih, pupuk, dan infrastruktur yang menjamin ketersediaan air, sepertinya tidak terlalu sulit untuk mencapai swasembada beras,” kata Khudori.

Meski optimistis, Khudori menekankan pentingnya keberlanjutan program swasembada tersebut. Menurutnya, program itu hanya akan berhasil apabila pemerintah mampu memastikan anggaran yang berkelanjutan.

Program swasembada pangan ini tidak hanya dinilai penting untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga untuk mengantisipasi berbagai tantangan global yang mempengaruhi harga dan pasokan pangan internasional. Dengan kebijakan yang tepat dan eksekusi yang konsisten, Indonesia diharapkan tidak hanya menjadi negara yang mandiri dalam bidang pangan tetapi juga menjadi pemain penting dalam pasar pangan dunia.

Infografis Bahan Pangan Lokal Alternatif yang Belum Populer
Infografis Bahan Pangan Lokal Alternatif yang Belum Populer  (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya