Mentan Sepakati Serap Beras Sebanyak 2,1 Juta Ton di Panen Raya

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menuturkan, pihaknya sepakat beras gabah setara beras 2,1 juta ton. Hal itu sudah disepakati dengan seluruh penggilingan di Indonesia.

oleh Tira Santia diperbarui 10 Feb 2025, 12:15 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2025, 12:15 WIB
Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat konferensi pers Percepatan Penyerapan gabah/beras, di Kantor Kementan, Senin (10/2/2025). (Foto: Liputan6.com/Tira Santia)
Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat konferensi pers Percepatan Penyerapan gabah/beras, di Kantor Kementan, Senin (10/2/2025). (Foto: Liputan6.com/Tira Santia)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Bulog, Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi), Bulog, dan Bareskrim menyepakati untuk menyerap beras gabah setara beras sebesar 2,1 juta ton, yang telah disetujui bersama oleh seluruh penggilingan di Indonesia selama panen raya.

"Alhamdulillah, hari ini kita sepakat serap beras Gabah setara beras 2,1 juta ton. Kita sudah sepakati dengan seluruh penggilingan se-Indonesia,” kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat konferensi pers Percepatan Penyerapan gabah/beras, di Kantor Kementan, Senin (10/2/2025).

Kesepakatan tersebut sebagai upaya untuk mencapai swasembada pangan, khususnya beras. Adapun penyerapan tersebut baru mencapai 60% dari target 3 juta ton.

"Nanti target kita adalah 3 juta ton. Jadi, sudah 60% komitmen kita di tandatangani bersama,” ujarnya.

Menurut dia, upaya ini merupakan bagian dari program swasembada pangan yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto, yang bertujuan untuk memastikan Indonesia tidak lagi bergantung pada impor beras dalam waktu dekat.

Selain itu, Mentan Amran menjelaskan bahwa 2,1 juta ton yang telah disepakati ini merupakan bagian dari total target 3 juta ton, di mana sisa 900 ribu ton akan langsung dipenuhi oleh Badan Urusan Logistik (Bulog).

"Tidak, itu di dalamnya, tinggal 900 ribu ton nanti itu diadakan langsung oleh bulog. Bulog langsung, jadi total 3 juta,” ujarnya.

Gandeng Kepolisian Cegah Penyelewengan 

Untuk mendukung pencapaian tersebut, Mentan Amran Sulaiman juga menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah bekerja sama dalam memastikan kelancaran proses ini, khususnya pihak kepolisian. 

Dalam hal ini, kolaborasi dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dianggap sangat penting, terutama untuk mengawasi agar tidak terjadi penyimpangan atau pelanggaran di lapangan yang bisa mengganggu stabilitas pasokan beras.

"Kami ucapkan terima kasih pada Pak Bareskrim berserta jajarannya Pak Irjen TNI berserta jajarannya mengawal bersama-sama. Karena ini adalah swasembada gagasan besar Bapak Presiden. Harus swasembada secepat-cepatnya, sesingkat-singkatnya,” jelasnya.

Gandeng Kepolisian

Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat konferensi pers Percepatan Penyerapan gabah/beras, di Kantor Kementan, Senin (10/2/2025). (Foto: Liputan6.com/Tira Santia)
Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat konferensi pers Percepatan Penyerapan gabah/beras, di Kantor Kementan, Senin (10/2/2025). (Foto: Liputan6.com/Tira Santia)... Selengkapnya

Sebagai contoh, kata Amran, sebelumnya dengan menggandeng pihak Kepolisian terbukti distribusi pupuk telah menunjukkan progres positif, termasuk penanganan kasus pupuk palsu yang sempat ditemukan di beberapa wilayah, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

"Sangat penting kepolisian terlibat. Karena jangan sampai ada pelanggaran-pelanggaran di lapangan,” ujarnya.

Mentan Jamin Stok Beras Aman Jelang Puasa

Menjelang bulan puasa tahun ini, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan bahwa stok beras untuk kebutuhan nasional dalam kondisi aman dan cukup, dengan cadangan beras mencapai 2 juta ton.

"Masalah stok aman, ada 2 juta ton," kata Amran dalam konferensi pers di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Minggu (9/2/2025).

Menurut Mentan Amran, tahun lalu, harga beras sempat mencapai titik tertinggi dalam sejarah Indonesia, yakni sekitar Rp15.000 hingga Rp16.000 per kilogram pada bulan Januari dan Februari 2024.

Namun, kondisi saat ini menunjukkan penurunan harga yang signifikan, dengan harga beras stabil di angka Rp12.000 per kilogram, menandakan bahwa produksi beras Indonesia mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Mentan menyampaikan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa ada kenaikan produksi beras sebesar 52% pada periode Januari hingga Maret. Hal ini menunjukkan bahwa ketahanan pangan Indonesia, khususnya beras, semakin membaik.

"Ingat, tahun lalu harga itu tertinggi selama merdeka, Rp16 ribu. Rp15 ribu, Rp16 ribu, masih ingat, Januari, Februari, sekarang itu Rp12 ribu. Jadi terkendali, itulah menunjukkan bahwa produksi kita naik secara signifikan kata BPS, 52% kenaikan. Januari, Februari, Maret, kenaikannya 52% kata BPS,"  pungkasnya.

 

Bocoran Mentan Amran Sulaiman: Produksi Padi Januari-Maret 2025 Naik 50 Persen

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memastikan produksi beras tak akan terdampak signifikan cuaca ekstrem. (dok: Arief)... Selengkapnya

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan produksi padi dalam negeri mengalami peningkatan di awal tahun ini. Pada musim panen Januari-Maret 2025, diungkan Mentan, produksi padi disebut naik hingga 50 persen.

Menurut dia, angka ini didapat dari survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Rata-rata kenaikan produksi padi tercatat sebesar 50 persen dari periode yang sama tahun lalu.

"Produksi Januari, Februari, Maret 2025, sesuai data BPS, juga sudah dilaporkan kepada Bapak Presiden, itu naik dibanding tahun lalu, itu 50 persen di Januari, 49 persen di Februari, dibanding tahun lalu, pada bulan yang sama, dan 51 persen di bulan Maret," kata Mentan Amran di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Kamis (30/1/2025).

Dia menjelaskan, angka itu merupakan angka sementara. Realisasinya masih menunggu data setelah masa panen usai. Mentan Amran berharap produksi padi kembali meningkat pada Paril 2025 mendatang.

"Tiga bulan berturut-turut, moga-moga di April juga baik. Itu angka sementara," ucapnya.

Melihat data yang disodorkan BPS itu, Mentan Amran tak tinggal diam. Dia mencoba menelusuri kondisi di lapangan, khususnya di sentra produksi padi dalam negeri.

Sesuai Data BPS

Dia menemukan kalau harga gabah di tingkat petani mengalami penurunan. Bahkan lebih rendah dari harga pokok yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 6.500 per kilogram.

Dia bilang, hal tersebut mengindikasikan adanya penambahan stok dari peningkatan produksi padi dengan turunnya harga di tingkat petani.

"Fakta lapangan hari ini, 70 persen provinsi seluruh Indonesia, harga gabah dibawah HPP, Rp 6.500 yang telah ditetapkan oleh Bapak Presiden," ujarnya.

"Itu menunjukkan linier antara yang diumumkan oleh BPS, dan fakta yang terjadi sekarang, bahwa produksi naik, harga turun," sambung Mentan Amran Sulaiman.

 

Strategi Mentan Amran

Kementan Usulkan Alokasikan Rp23,61 Triliun dari Anggaran 2025 untuk Dukung Swasembada Beras
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman saat Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Rabu (4/12/2024).... Selengkapnya

Diberitakan sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman akan memaksimalkan produksi padi di 2,3 juta hektare (ha) lahan mulai 2025. Beberapa strategi pun disusun untuk mencapai swasembada beras nasional.

Dia mengatakan, 2,3 juta Ha lahan tadi dibagi menjadi beberapa cara. Pertama, sekitsr 851 ribu Ha lahan merupakan optimalisasi di kawasan rawa. Targetnya ada peningkatan produksi dengan penambahan masa tanam.

"Ini sudah kita petakan sampai level bawah. 2,3 juta hektare itu 851 ribu adalah oplah (optimalisasi lahan) adalah daerah rawa yang dulu tanam 1 (kali) jadi 3 (kali). Ini yang kita kejar karena ini bisa menghasilkan cepat," kata Amran di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Kamis (5/12/2024).

Kedua, ada cetak sawah di lahan seluas 500 ribu Ha. Ini dilakukan di sejumlah lahan yang tersebar di Indonesia.

Normalisasi Sistem Irigasi

Ketiga, memperbaiki sistem irigasi dengan total luasan lahan 1 juta Ha. Langkah ini dilakukan mayoritas di lahan sawah di Pulau Jawa. Harapannya, produksi beras bisa meningkat dengan diperbaikinya sistem pengairan.

"Berikutnya adalah normalisasi irigasi premier, sekunder, tersier itu di daerah eksisting yaitu didominasi Pulau Jawa yang dulu tanam 3 kali tapi karena salurannya tersumbat kita perbaiki normalisasi sehingga bisa tanam kembali seperti sediakala yaitu 3 kali," ucapnya.

"Jawa kita hitung kemarin, tapi dengan normalisasi Bisa saja 500-700an (ribu hektare), 500 ribu hektar. (Di luar Jawa) Mungkin bisa 500-an juga. Jadi satu juta, semua satu juta, kita normalisasi. Dan juga ada ponpanisasi," imbuhnya.

Dia menegaskan kembali, langkah tersebut dilakukan mulai 2025. Namun, persiapannya dilakukan sejak dini. "2025. Persiapan sekarang kita curi start," ungkap Mentan.

 

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya