Rilis Mei 2024, Menko Airlangga Susun Peta Jalan Aksesi OECD Indonesia

Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, pihaknya telah membentuk tim khusus untuk menindaklanjuti berbagai aksesi yang dibutuhkan.

oleh Arief Rahman H diperbarui 29 Feb 2024, 11:15 WIB
Diterbitkan 29 Feb 2024, 11:15 WIB
Rilis Mei 2024, Menko Airlangga Susun Peta Jalan Aksesi OECD Indonesia
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pihaknya tengah menyiapkan peta jalan atau roadmap sebagai pelengkap syarat bergabung jadi anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). (Foto: Liputan6.com/Arief R) 

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pihaknya tengah menyiapkan peta jalan atau roadmap sebagai pelengkap syarat bergabung jadi anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). Rencananya, roadmap ini dirilis pada Mei 2024.

Menko Airlangga menegaskan, pihaknya juga telah membentuk tim khusus untuk menindaklanjuti berbagai aksesi yang dibutuhkan. Adanya peta jalan akan menjadi landasan keberlsnjutan proses aksesi OECD di pemerintahan selanjutnya.

"Ambisi kami tetap menerapkan Peta Jalan Aksesi OECD Indonesia pada pemerintahan berikutnya. Gugus tugas nasional akan mengawal aksesi, dengan target peluncuran roadmap tersebut pada Rapat Dewan Menteri 2024 yang dipimpin Jepang, pada 2-3 Mei 2024," ungkap Airlangga usai Diskusi Aksesi OECD di Jakarta, dikutip Kamis (29/2/2024).

Peta Jalan Aksesi OECD Indonesia juga disebut akan sejalan dengan beberapa target ekonomi nasional. Mulai dari besaran pertumbuhan ekonomi hingga meningkatkan daya saing dan kualitas pertumbuhannya.

"Perekonomian Indonesia perlu tumbuh minimal 6- 7 persen dalam 20 tahun ke depan untuk keluar dari middle income trap dan berkembang menjadi negara berpendapatan tinggi," tuturnya.

Di samping itu, roadmap tadi juga akan jadi bagian mempersiapkan akselerasi pembangunan jangka menengah dan pembangunan jangka panjang. Ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.

"Tidak diragukan lagi, peluncuran Peta Jalan Aksesi OECD Indonesia dalam waktu dekat akan sejalan dengan agenda nasional kita karena kita mempersiapkan pemerintahan yang akan datang - mengembangkan rencana pembangunan jangka menengah 2025-2029, dan menyelesaikan rencana pembangunan jangka panjang nasional Indonesia berikutnya 2025-2045," urainya.

"Kami memiliki peluang unik untuk memperkuat kebijakan dan perencanaan nasional guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan di 17.000 pulau kami dan memastikan tidak ada satupun yang tertinggal," ia menambahkan.

Pamer Ekonomi Indonesia

Forum Diskusi Aksesi Indonesia bersama Kepala Perwakilan Negara Anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) di Jakarta. (Foto: Liputan6.com/Arief R)
Forum Diskusi Aksesi Indonesia bersama Kepala Perwakilan Negara Anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) di Jakarta. (Foto: Liputan6.com/Arief R)

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memamerkan Indonesia jadi negara dengan pertumbuhan paling baik di kawasan Asia Tenggara. Ini terbukti dari pertumbuhan ekonomi pada 2023 lalu.

Hal ini diungkap Airlangga dalam forum Diskusi Aksesi Indonesia bersama Kepala Perwakilan Negara Anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) di Jakarta. Dia bilang, pertumbuhan ekonomi nasional itu jadi alasan Indonesia masuk ke OECD.

"Ini adalah kesempatan penting bagi anggota dan mitra OECD, sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang diundang untuk membuka diskusi aksesi OECD dan negara dengan perekonomian terbesar di kawasan dengan pertumbuhan tercepat di dunia," ungkap Airlangga dalam sambutannya, Rabu (28/2/2024).

Dia menuturkan, bergabungnya Indonesia menjadi anggota OECD akan memperkuat upaya pemerataan ekonomi. Utamanya mengenai dalam membuka jalur transformatif menuju pertumbuhan dan ketahanan bagi semua pihak. 

Kinerja 2023

Menko Airlangga menyebut, Indonesia bisa membuktikan klaim pertumbuhan terbaik di Asia Tenggara lewat kinerja sepanjang 2023. Apalagi, pertumbuhan moncer itu terjadi ditengah gejolak ekonomi global.

"Perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,05 persen pada tahun 2023 di tengah perlambatan ekonomi global, meningkatnya ketegangan geopolitik, risiko inflasi, dan perubahan iklim," tegasnya.

Pada konteks upaya bergabung dengan OECD, dia turut mengapresiasi sejumlah negara yang telah memberikan dukungannya. Dia menuturkan, proses itu terus berjalan sepanjang 7 bulan belakangan.

"Sejak kita bertemu pada bulan Agustus (2023) lalu, Indonesia telah bekerja keras untuk menjelaskan alasan kami harus bergabung dengan OECD. Tugas kita adalah menunjukkan kesamaan pikiran dan saling menguntungkan dan bahwa kita adalah pemain global yang signifikan dan terus berkembang," urai Airlangga.

 

Indonesia Makin Dilirik Investor

Forum Diskusi Aksesi Indonesia bersama Kepala Perwakilan Negara Anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) di Jakarta. (Foto: Liputan6.com/Arief R)
Forum Diskusi Aksesi Indonesia bersama Kepala Perwakilan Negara Anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) di Jakarta. (Foto: Liputan6.com/Arief R)

Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap manfaat besar jika Indonesia diterima secara resmi sebagai anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). Salah satunya mampu mengerek lebih tinggi investasi yang masuk ke Indonesia.

Airlangga Hartarto mengatakan, ada 38 negara anggota OECD saat ini. Setelah Indonesia masuk nantinya, maka akan ada kesamaan regulasi antar negara-negara tersebut. Dengan demikian, akses investasi dinilai bisa semakin mulus.

"Berbagai kebijakan yang dilakukan di Indonesia ini akan setara parlevel dengan 38 negara yang tentunya akan menjadi kemudahan bagi negara-negara tersebu untuk melakukan investasi, melakukan perdagangan karena mempunyai komitmen dan standar base practice yang sama," ungkap dia usai Diskusi Aksesi Indonesia bersama Kepala Perwakilan Negara Anggota OECD, di Jakarta, Rabu (28/2/2024).

Pada konteks memudahkan investasi ini, Menko Airlangga mengungkap peran Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja. Menurutnya, hal itu bukti kemudahan dari sisi regulasi yang diberikan bagi para investor.

"Omnibus Law Cipta Kerja baru-baru ini menunjukkan bahwa dengan perencanaan dan dialog yang matang, kita dapat mengambil langkah maju yang besar," tegas dia.

Dalam perjuangan menjadi anggota OECD, Indonesia tidak sendirian. Ada 5 negara lain yang juga mendaftar menjadi anggota. Diantaranya Argentina, Brazil, Bulgaria, Kroasia, Peru dan Rumania.

"Dan Indonesia ini adalah negara ketiga sesudah Jepang dan Korea," ucapnya.

 

Pertumbuhan Ekonomi 2023

FOTO: IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Sabtu (17/10/2020). International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi minus 1,5 persen pada Oktober, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni sebesar minus 0,3 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memamerkan Indonesia jadi negara dengan pertumbuhan paling baik di kawasan Asia Tenggara. Ini terbukti dari pertumbuhan ekonomi pada 2023 lalu.

Hal ini diungkap Airlangga dalam forum Diskusi Aksesi Indonesia bersama Kepala Perwakilan Negara Anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) di Jakarta. Dia bilang, pertumbuhan ekonomi nasional itu jadi alasan Indonesia masuk ke OECD.

"Ini adalah kesempatan penting bagi anggota dan mitra OECD, sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang diundang untuk membuka diskusi aksesi OECD dan negara dengan perekonomian terbesar di kawasan dengan pertumbuhan tercepat di dunia," ungkap Airlangga dalam sambutannya, Rabu (28/2/2024).

Dia menjelaskan, bergabungnya Indonesia menjadi anggota OECD akan memperkuat upaya pemerataan ekonomi. Utamanya mengenai dalam

Menko Airlangga menyebut, Indonesia bisa membuktikan klaim pertumbuhan terbaik di Asia Tenggara lewat kinerja sepanjang 2023. Apalagi, pertumbuhan moncer itu terjadi ditengah gejolak ekonomi global.

"Perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,05 persen pada tahun 2023 di tengah perlambatan ekonomi global, meningkatnya ketegangan geopolitik, risiko inflasi, dan perubahan iklim," tegasnya.

Pada konteks upaya bergabung dengan OECD, dia turut mengapresiasi sejumlah negara yang telah memberikan dukungannya. Menurutnya, proses itu terus berjalan sepanjang 7 bulan belakangan.

membuka jalur transformatif menuju pertumbuhan dan ketahanan bagi semua pihak.

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya