Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan ada satu juta usaha berskala ultramikro naik kelas menjadi mikro setiap tahunnya. Ini bisa didapat lewat pendampingan yang diberikan oleh Holding BUMN Ultra Mikro BRI.
Holding UMi sendiri terdiri dari BRI, Permodalan Nasional Masdani (PNM), dan Pegadaian. Salah satu program yang menjurus langsung ke usaha ultra mikro adalah PNM Mekaar.
Baca Juga
Nagita Slavina Dikritik Saltum Saat Dampingi Raffi Ahmad Temui Menteri Lihat Wajah Baru Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta
Timnas Indonesia yang Gagal di Piala AFF 2024 Awalnya Direncanakan untuk Pertahankan Medali Emas di SEA Games
Erick Thohir Kecewa, Timnas Indonesia Seharusnya Bisa Melindas Laos dan Filipina serta Lolos Semifinal Piala AFF 2024
Saat ini, nasabah PNM Mekaar tercatat sebanyak 15,2 juta orang. Dia membidik PNM Mekaar bisa meningkatkan jumlah tersebut hingga 20 juta nasabah. Erick pun mendorong optimalisasi pendampingan agar nasabah dapat naik kelas dan mampu menembus pasar internasional.
Advertisement
"Bismillah, semoga dengan tren positif ini, kita berharap mampu membawa satu juta pelaku usaha ultramikro naik kelas ke segmen mikro setiap tahunnya," kata Erick usai mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) di BRI Microfinance Outlook 2024, di Jakarta, Kamis (7/3/2024).
Dia turut menanggapi apresiasi Jokowi terhadap Holding Ultra Mikro BRI. Menurutnya, itu jadi bukti keberhasilan program yang dijalankan unit BUMN itu sejak dibentuk 13 September 2021.
"Alhamdulillah, tadi Bapak Presiden mengaku senang dengan kehadiran holding ultramikro karena memang memberikan dampak nyata bagi pelaku usaha ultramikro dan UMKM," ujarnya.
Erick mengatakan, BUMN dan UMKM harus terus menjalin kerja sama dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Apalagi ada porsi kontribusi yang cukup besar dari UMKM.
"Dengan jumlah UMKM yang mencapai 65 juta, kontribusinya tidak main-main bagi ekonomi Indonesia dengan menyumbang 61 persen dari PDB, dan 97 persen penyerapan tenaga kerja pun berasal dari UMKM," ucapnya.
Kelanjutan Program
Erick menegaskan, holding ultramikro tidak akan berhenti melayani para pelaku usaha ultramikro dan UMKM. Hal ini sejalan dengan permintaan Jokowi terhadap pelaku usaha ultramikro dan UMKM.
Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) itu mengatakan, holding ultramikro saat ini telah melayani sekitar 8,2 nasabah ultramikro dengan kredit mencapai Rp 10 juta serta 16 juta nasabah kredit usaha rakyat (KUR) dengan kredit hingga Rp 500 juta.
"Lompatan terbesar yang tadi disampaikan Bapak Presiden ialah nasabah PNM Mekaar dari 2015 yang baru 400 ribu nasabah, saat ini sudah mencapai 15,2 juta nasabah," sambung Erick.
Erick mengatakan jumlah penyaluran kredit PNM Mekaar dari Rp 800 miliar pada 2015 menjadi Rp 244 triliun pada 2024 menjadi momentum bagi BUMN untuk melanjutkan program ini.
Advertisement
Jokowi Usul Dirut BRI Dapat Penghargaan Nobel
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap besaran nasabah kredit UMKM yang dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Secata akumulasi, nasabah kredit UMKM tembus lebih dari 30 juta dari berbagai program.
Untuk itu, Jokowi mengusulkan kalau Direktur Utama BRI Sunarso mendapatkan penghargaan nobel. Dia menyandingkan Sunarso dengan sosok Muhammad Yunus, seorang bankir asal Bangladesh yang mencetuskan Grameen Bank dengan penyaluran kredit ke usaha mikro dan perempuan.
"Tadi di UMi (Ultra Mikro) nasabahnya 8,2 (juta), PNM Mekaar nasabahnya sudah 15,2 juta, saya ingat PNM Mekaar di tahun 2015 itu nasabahnya baru 400 ribu kurang lebih, sekarang sudah sampai 15,2 juta," kata Jokowi di BRI Microfinance Outlook 2024, di Jakarta, Kamis (7/3/2024).
"Grameen Bank, bapak Muhammad Yunus itu dapat nobel karena Grameen Bank memiliki nasabah 6,5 juta, ini harusnya pak Dirut sudah diberi nobel harusnya," sambungnya.
Lebih Besar dari Grameen Bank
Dia menghitung, alokasi kredit ke usaha ultra mikro hingga UMKM telah dilakukan BRI ke puluhan juta nasabah. Angka itu jauh lebih besar dari yang dilakukan oleh Grameen Bank asal Bangladesh.
Dia turut berkelakar, bisa jadi belum diberikannya nobel penghargaan karena belum ada yang mengusulkannya.
"6,5 juta dapet masa yang tadi PNM Mekaar yang 15,2 juta, kemudian yang UMi bisa 8,2 juta, KUR-nya tapi saya gak tau, KUR-nya berapa? 16 juta. Angka yang tidak kecil. Gak tau mungkin belum dapet karena gak ada yang mengusulkan. Kan bisa diurus urusan-urusan nobel," paparnya.
Advertisement