Pertamina Tahan Harga BBM pada 1 Juli 2024, Cek Rinciannya

Harga BBM nonsubsidi dan subsidi Pertamina tidak naik pada awal Juli 2024. Berikut daftar harga BBM Pertamina pada 1 Juli 2024.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 01 Jul 2024, 06:02 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2024, 06:02 WIB
Pertamina Tahan Harga BBM pada 1 Juli 2024, Cek Rinciannya
PT Pertamina (Persero) masih tetap mempertahankan harga BBM per Juli 2024. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) masih tetap mempertahankan harga BBM per Juli 2024. Sehingga, belum ada perubahan harga baik untuk BBM subsidi semisal Pertalite dan Solar maupun non subsidi seperti Pertalite cs.

Mengutip laman resmi MyPertamina, Senin (1/7/2024), harga BBM Pertalite masih bertengger di angka Rp 10.000 per liter. Begitu pun Solar (BioSolar subsidi) yang masih dijual Rp 6.800 per liter.

Sementara untuk BBM non-subsidi jenis Pertamax masih tetap Rp 12.950 per liter untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Lalu, Pertamax Turbo pun bertahan di angka Rp 14.400 per liter.

Bensin untuk kendaraan bermesin diesel semisal Dexlite dan Pertamina Dex juga belum mengalami perubahan.

Daftar Harga BBM Pertamina

Berikut daftar lengkap harga BBM milik PT Pertamina (Persero) per 1 Juli 2024:

1. Pertalite (RON 90): Rp 10.000 per liter (berlaku untuk seluruh daerah)

2. Pertamax (RON 92)

- Rp 12.100 (Free Trade Zone/FTZ Sabang)

- Rp 12.600 (FTZ Batam)

- Rp 12.950 per liter (Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur)

- Rp 13.200 (Aceh, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur)

- Rp 13.500 per liter (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka-Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Tengah)

- Rp 13.800 per liter (Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu)

3. Pertamax Turbo (RON 98)

- Rp 13.500 per liter (FTZ Batam)

- Rp 14.400 per liter (Aceh, Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur)

- Rp 14.750 per liter (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka-Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Papua)

- Rp 15.100 per liter (Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu)

4. BioSolar Subsidi (CN 48): Rp 6.800 per liter (berlaku untuk seluruh daerah)

 

 

 

Dexlite hingga Pertamina Green 95

20170105-BBM-Naik-AY1
Papan petunjuk BBM yang berada di SPBU, Jakarta, Kamis (5/1). Penetapan harga BBM Umum jenis Pertamax, Pertamax Plus, Pertamax Turbo, Pertamina Dex, Dexlite dan Pertalite merupakan kebijakan korporasi Pertamina. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

5. Dexlite (CN 51)

- Rp 13.200 per liter (FTZ Sabang)

- Rp 13.800 per liter (FTZ Batam)

- Rp 14.550 per liter (Aceh, Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur)

- Rp 14.900 per liter (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka-Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Tengah)

- Rp 15.250 per liter (Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu)

6. Pertamina Dex (CN 53):

- Rp 14.400 (FTZ Batam)

- Rp 15.100 per liter (Aceh, Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur)

- Rp 15.450 per liter (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka-Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Papua Barat, Papua Barat Daya)

- Rp 15.800 per liter (Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu)

7. Pertamax Green 95 (RON 95): Rp 13.900 (DKI Jakarta dan Jawa Timur)

 

Harga Minyak Naik Bakal Kerek Harga BBM? Ini Jawaban Menteri ESDM Arifin Tasrif

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. (Foto:Liputan6.com/Arief RH)
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. (Foto:Liputan6.com/Arief RH)

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif buka suara terkait nasib kenaikan harga BBM pada Juli 2024. Dia menuturkan, sejauh ini belum ada keputusan terkait kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut.

Arifin bilang, pemerintah belum melakukan pembahasan terkait kenaikan harga BBM tersebut.  "Belum ya belum (dibahas)," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif, ditemui di Kantor Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Jakarta, Jumat (28/6/2024).

Perlu diketahui, pemerintah sebelumnya memutuskan untuk menahan harga BBM subsidi pada periode Januari-Juni 2024 ini. Namun, untuk selanjutnya, Arifin bilang belum ada keputusan pasti.

"BBM belum ini, belum putus," ucap dia.

Meski begitu, Arifin mengakui adanya kenaikan harga keekonomian dari BBM. Baik untuk BBM subsidi, maupun non-subsidi. Ini menjadi imbas dari harga minyak yang merangkak naik. "Wah, naik dong, kan (harga) minyaknya naik," ungkapnya.

Sementara itu, dia enggan berbicara banyak mengenai selisih antara harga keekonomian dan harga jual dari BBM subsidi yang disalurkan Pertamina.

Biaya Pengadaan BBM Naik

Diberitakan sebelumnya, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro menghitung adanya kenaikan biaya pengadaan BBM imbas dari pelemahan rupiah. Hal ini disinyalir juga berdampak pada beban dari APBN.

Komaidi mencatat, pelemahan rupiah dan/atau peningkatan harga minyak (ICP) memberikan dampak langsung terhadap meningkatnya biaya pengadaan energi, termasuk listrik, BBM, dan gas di Indonesia. Peningkatan biaya pengadaan energi di Indonesia dapat disebabkan karena meningkatnya harga bahan baku dan/atau akibat selisih kurs rupiah.

 

 

 

Pelemahan Mata Uang

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. (Foto:Liputan6.com/Arief RH)
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. (Foto:Liputan6.com/Arief RH)

Dia menghitung, setiap kenaikan harga minyak mentah sebesar USD 1 per barel akan meningkatkan biaya pengadaan BBM sekitar Rp 150 per liter. Sementara, setiap pelemahan rupiah sebesar Rp 100 per USD, akan meningkatkan biaya pengadaan BBM sekitar Rp 100 per liter.

Berdasarkan data, rata-rata realisasi kurs tengah Bank Indonesia selama 1 Januari - 26 Juni 2024 adalah Rp 15.892 per USD atau lebih tinggi Rp 892 per USD dibandingkan asumsi APBN 2024," ujar Komaidi dalam keterangannya, Jumat (28/6/2024).

"Jika mengacu pada hasil simulasi poin 6, pelemahan rupiah tersebut memberikan dampak terhadap meningkatnya biaya pengadaan BBM sekitar Rp 705 untuk setiap liternya," ia menambahkan.

Terjadi di Negara Lain

Dia menaksir, biaya pengadaan BBM akan lebih besar lagi jika memperhitungkan realisasi rata-rata ICP pada periode yang sama tercatat lebih tinggi dibandingkan asumsi APBN 2024.

Dia menilai, pelemahan nilai tukar tak hanya terjadi di Indonesia. Beberapa negara lain juga tercatat mengalami kenaikam harga BBM, sepeeti Singapura, Filipina, Thailand, Laos, dan Vietnam.

"Sebagai gambaran rata-rata harga BBM untuk jenis Bensin RON 95 selama Januari-Juni 2024 dari sejumlah negara seperti Singapura, Filipina, Thailand, Laos, dan Vietnam masing-masing adalah Rp 33.850/liter, Rp 19.302/liter, Rp 16.850/liter, Rp 23.650/liter, dan Rp 15.033/liter," paparnya.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya