Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir mengaku telah menyiapkan solusi perbaikan proses bisnis BUMN Karya. Termasuk dalam membayar utang-utang sebagai tanggungan BUMN sektor konstruksi itu kepada subkontraktor.
Erick Thohir mengatakan dalam pelaksanaan proyek yang digarap BUMN kadang menemui hal yang tak sesuai. Misalnya adanya utang dari BUMN karya seperti Waskita Karya kepada subkontraktor.
Baca Juga
"Nah, tetapi kalau untuk masing-masing proyek itu ada hal yang baik dan tidak baik, tentu kita mesti lihat, dan tentu yang paling tahu tentu dari Waskita sendiri. Tapi paling enggak solusi strateginya sudah jalan, dan itu yang kita pastikan pendanaan tidak langsung ke korporasi, tapi ke proyek saya sudah berulang-ulang waktu itu sampaikan," ujar Erick di Sarinah, dikutip Senin (8/7/2024).
Advertisement
Dia menduga tidak ada penyelewengan yang dilakukan oleh manajemen saat ini. Menyusul Waskita dan beberapa BUMN karya lainnya tengah mrnjalani restrukturisasi atau penyehatan.
"Tetapi tentu kalau ada kasus penyelewangan lagi, ya kita pastikan (penindakannya), tapi saya rasa tidak lah," ucapnya.
Dia menegaskan, ada solusi yang sudah disiapkan guna menyelesaikan persoalan tersebut. Di sisi lain, ada perbaikan pendanaan proyek yang bersumber dari pemerintah maupun pendanaan lainnya.
"Ya, kita kan sudah bilang ada solusi-solusi yang kita dorong untuk semua karya, saya tidak bilang hanya Waskita, Wika, dan lain-lain, bahwa seluruh pendanaan yang baru, baik dari pemerintah, ataupun dari perbankan masuk ke proyeknya," jelas Erick.
Soal kemampuan bayar utang vendor atau subkontraktor, Erick mengembalikan ke masing-masing BUMN karya. Lantaran, kebijakan pembayarannya akan tergantung pada kemampuan finansial masing-masing BUMN.
"Cashflow-nya tergantung masing-masing Karya saya tidak tahu secara detail. Mungkin ditanyakan kepada Direksi dan Komisaris. Itu kan fungsinya Direksi-Komisaris mesti lebih detail dari saya," urainya.
Gabung BUMN Karya
Diberitakan sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga bicara maksud terkait proses peleburan 7 BUMN Karya yang ditargetkan selesai September 2024.
Adapun BUMN Karya yang akan merger, antara lain PT Hutama Karya (Persero) dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, serta PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Brantas Abipraya (Persero) dan PT Nindya Karya (Persero).
Dalam hal ini, Arya mengambil contoh merger antara PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Hutama Karya (Persero), yang ia sebut keduanya punya spesialisasi kerjaan yang sama di bidang infrastruktur jalan dan jalan tol.
Harapannya, konsolidasi Waskita Karya dan Hutama Karya membuat mereka tidak lagi saling berebut proyek. Sehingga, keduanya tidak saling adu banteng dalam memperebutkan lelang atau tender di proyek yang sama.
"Paling sederhana, maka mereka enggak akan adu-adu tender lagi. Nanti spesialisasi. Kan HK sama Waskita ini satu spesialisasi, jalan tol, apalah. Nanti yang lain juga punya spesialisasi sendiri," ungkapnya di HK Tower, Jakarta, Selasa (7/5/2024).
"Jadi antar BUMN itu enggak akan tanding tender-tender lagi, enggak banting-bantingan harga lagi. Selama ini kan setiap proyek antar BUMN aja, swasta enggak ada," ujar Arya.
Advertisement
Tak Mau Terulang Lagi
Menteri BUMN Erick Thohir sempat menjelaskan maksud proses konsolidasi BUMN Karya melalui merger yang tengah dilakukan. Pasalnya, ia tak ingin kasus seperti PT Istaka Karya (Persero) yang terlilit utang kepada vendor terulang.
"Kita mau carikan solusi. Jadi kita tidak mau cuci tangan, tapi kita akan cari solusi yang terbaik. Walaupun ini peristiwa 2006 seperti Jiwasraya, 2007 Istaka Karya, tapi kita coba selesaikan. Termasuk bagaimana kita konsolidasi (BUMN) Karya yang sejak awal saya sudah berulang-ulang kita coba konsolidasi," ujar Erick Thohir beberapa waktu lalu.
Erick mengatakan, merger BUMN Karya membutuhkan waktu setidaknya tiga tahun. Rencana ini akan masuk roadmap BUMN 2024-2034.
"Bagaimana nanti Hutama Karya dengan Waskita, PP dengan WIKA, dan ini ada prosesnya semua. Dan saya sudah bilang perlu waktu 3 tahunan," tutur Erick Thohir.