Liputan6.com, Jakarta Pupuk Indonesia berkomitmen untuk terus menyalurkan pupuk bersubsidi kepada para petani di Indonesia, bahkan setelah kontrak pertama senilai Rp26,7 triliun habis di bulan Juli 2024.
Hal ini ditegaskan oleh Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi, dalam Focus Group Discussion pada Rabu (17/07/2024).
Baca Juga
Penyaluran pupuk bersubsidi ini merupakan bagian dari komitmen Pupuk Indonesia bersama Kementerian Pertanian (Kementan) dan pemerintah untuk memastikan ketersediaan pupuk bagi para petani dan menjaga produktivitas pertanian nasional, khususnya di tengah musim tanam.
Advertisement
"Meskipun kontrak pertama telah selesai, Pupuk Indonesia tetap menyalurkan pupuk subsidi berdasarkan arahan pemerintah," kata Rahmad Pribadi ditulis, Jumat (19/7/2024).
Hal ini menunjukkan komitmen kuat Pupuk Indonesia untuk mendukung ketahanan pangan nasional dan melindungi kesejahteraan para petani.
Upaya Mengatasi Kendala dan Meningkatkan Efisiensi
Terjadinya penundaan finalisasi kontrak subsidi pupuk dengan Pupuk Indonesia dikarenakan proses administratif penambahan anggaran yang masih berjalan di Kementan. Namun, dengan kesigapan Menteri Pertanian dan koordinasi yang erat dengan Presiden Joko Widodo dan Menteri Keuangan, kendala ini dapat segera diatasi.
Pupuk Indonesia bersama Kementan dan pemerintah terus berupaya untuk menyederhanakan birokrasi dan meningkatkan efisiensi penyaluran pupuk subsidi.
Hingga 12 Juli 2024, Pupuk Indonesia telah menyalurkan sebanyak 3,41 juta ton pupuk subsidi dan masih memiliki stok pupuk urea dan NPK sebesar 1,7 juta ton yang siap untuk disalurkan.
Â
Sosialisasi dan Peningkatan Kualitas SDM Petani
Ketua Umum KTNA Jawa Barat, Otong Wiranta, turut menyampaikan bahwa sosialisasi mengenai kebijakan pupuk bersubsidi masih perlu digencarkan.
"Hal ini untuk memastikan semua petani memahami tata cara pendaftaran dan penebusan pupuk subsidi," tegasnya.
Selain itu, regenerasi dan kualitas SDM petani juga menjadi perhatian penting. Di Jawa Barat, lebih dari 65 persen petani merupakan lansia dan 37 persen dari total petani tingkat pendidikannya di bawah SD.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kualitas SDM petani agar mereka dapat memanfaatkan pupuk bersubsidi secara optimal.
Kesimpulan
Pupuk Indonesia berkomitmen untuk terus menyalurkan pupuk bersubsidi kepada para petani di Indonesia, bahkan setelah kontrak pertama selesai.
Hal ini merupakan bagian dari upaya bersama untuk menjaga ketahanan pangan nasional dan melindungi kesejahteraan para petani. Upaya sosialisasi dan peningkatan kualitas SDM petani juga perlu dilakukan untuk memastikan kebijakan pupuk bersubsidi dapat berjalan dengan efektif.
Advertisement