KIT Batang Diserbu Investor, Total Investasi Sudah Rp 14 Triliun

Saat ini sudah ada 18 perusahaan yang berinvestasi di Kawasan Industri Terpadu Batang atau KIT Batang.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 26 Jul 2024, 21:41 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2024, 21:41 WIB
Menteri Investasi/Kepala BKP  Bahlil Lahadalia menyebut media terlalu membesar-besarkan kisruh mengenai konflik di Pulau Rempang.
Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut media terlalu membesar-besarkan kisruh mengenai konflik di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau.

 

Liputan6.com, Jakarta Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkapkan saat ini sudah ada 18 perusahaan yang berinvestasi di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Jawa Tengah, dengan nilai investasi mencapai sekitar Rp 14 triliun.

"Dari 18 perusahaan yang sudah masuk itu telah menyerap 19 ribu pekerja," kata Bahlil dalam kata sambutannya pada acara peresmian KITB, Jumat (26/7/2024).

Bahlil menambahkan pemerintah menargetkan dalam 10 tahun ke depan, KIT Batang dapat menyerap 250 ribu tenaga kerja. Selain itu Bahlil menuturkan industri yang berinvestasi di KITB tak hanya industri teknologi tinggi, tetapi juga UMKM.

LG Siap Bangun Pabrik

Pada September 2024, Bahlil menjelaskan ada perusahaan asal Korea Selatan yakni LG akan membangun pabrik katoda sebagai ekosistem baterai kendaraan listrik.

"Karena feasibility study-nya sudah selesai bulan Agustus 2024. Dan katoda akan di bangun di sini," jelasnya.

Menurutnya hadirnya pembangunan katoda menjadi integrasi pembangunan hulu dan hilir ekosistem baterai EV. Di mana, akan ada prekursor smelter untuk pengembangan baterai cell di Maluku Utara. Kemudian, ada baterai sel juga di Karawang.

Adapun Bahlil menargetkan KITB menjadi lokasi relokasi pabrik asal China yang hengkang akibat perang dagang. Dia mengatakan sejak terjadinya perang dagang antara AS dengan China, belum ada investor asing yang memindahkan pabriknya ke Indonesia.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bakal Jadi KEK

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan usai peresmian operasional Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Jumat, (26/7/2024). (Gagas/Liputan6.com)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan usai peresmian operasional Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Jumat, (26/7/2024). (Gagas/Liputan6.com)

Pemerintah rencanakan menjadikan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) sebagai Kawasan Ekonomi Kreatif (KEK). Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan usai peresmian operasional KITB oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Jumat, 26 Juli 2024.

Luhut menjelaskan pengembangan Kawasan Industri Terpadu Batang yang baru diresmikan ini sangat bagus dan akan terus berkembang di masa depan.

“Saya kira ini akan berkembang, kita tadi sudah sepakat. Nah ini akan kita bikin KEK sehingga dengan begitu insentif tax holiday dan segala macam sama dengan KEK lainnya akan kita berikan," kata Luhut kepada wartawan di KITB, Jumat (26/7/2024).

Meskipun begitu, Luhut belum menjelaskan lebih lanjut rencana terkait KITB yang akan menjadi KEK.

Sebelumnya, Jokowi menjelaskan KITB awalnya dibangun dengan luas 400 hektar. Karena minat yang tinggi, pembangunan kawasan diperluas dalam beberapa fase. Adapun total luas lahan KITB dalam perencanaan mencapai sekitar 4.300 hektar.

Selain itu, nantinya KITB dapat menampung industri dan pabrik yang bisa menyerap kurang lebih 250.000 pekerja. \

Jokowi menambahkan pada fase pertama, sudah ada 18 perusahaan yang berinvestasi di KITB dengan nilai investasi mencapai Rp 14 triliun. Adapun tenaga kerja yang diserap dari investasi tersebut kurang lebih 19.000 orang.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya