Liputan6.com, Jakarta Ketika Todd Graves bersama Craig Silvey pertama kali memiliki ide untuk membuka restoran di Louisiana yang hanya menjual potongan ayam, mereka mungkin tidak menyangka bahwa proposal mereka akan mendapat nilai terendah dalam kelas bisnis di LSU, atau bahkan ditolak oleh bank ketika mereka mencoba mencari pinjaman.
Dilansir dari CNBC, Jumat (11/10/2024) ide ini akhirnya melahirkan Raising Cane’s Chicken Fingers, yang kini membawa Graves menjadi salah satu orang terkaya di Amerika. Dia berhasil masuk dalam daftar Forbes 400 sebagai orang terkaya ke-107 di AS, dengan jumlah kekayaan sekitar USD 9,5 miliar atau sekitar 146,3 triliun rupiah , ini merupakan hasil dari kepemilikan sahamnya di Raising Cane’s.
Baca Juga
"Jika ada yang bilang sesuatu tidak bisa dilakukan, itu malah membuat anda berusaha lebih keras," ujar Graves, yang kini berusia 52 tahun dan salah satu CEO perusahaan, kepada mahasiswa Universitas Negeri Nicholls pada tahun 2009.
Advertisement
Untuk bisa membuka restoran pertamanya pada tahun 1996, Graves bekerja 90 jam seminggu di kilang minyak di California dan kemudian memancing salmon di Alaska untuk mengumpulkan uang. Dia mengeluarkan antara USD 40.000 hingga USD 50.000 dari uangnya sendiri, ditambah USD 100.000 dari teman, keluarga, dan pinjaman usaha kecil.
Saat ini, Raising Cane’s memiliki lebih dari 800 lokasi di seluruh dunia dan menghasilkan penjualan sebesar USD 3,7 miliar tahun lalu. Graves memiliki lebih dari 90% saham perusahaan dan tidak berencana menjual sahamnya kepada investor.
Belajar Seimbangkan Risiko dan Keuntungan
Ketika Graves dan Silvey mulai membuka restoran pertama mereka di Baton Rouge, Graves mengaku tidak memiliki keterampilan manajemen bisnis sama sekali. Dia bekerja tujuh hari seminggu dari jam 8 pagi hingga 3:30 pagi.
Saat bisnisnya berkembang, Graves belajar cara merekrut karyawan dan mengembangkan pemimpin dengan cepat. "Saya sedang membangun pesawat sambil menerbangkannya," ujar Graves.
Sebagian besar pengusaha memulai bisnis dengan meminjam uang atau mencari investor. Graves lebih banyak mengandalkan pinjaman. Dia menawarkan bunga 15% kepada investor untuk pinjaman yang kemudian dia gunakan sebagai modal tambahan dari bank. Graves mengakui bahwa pendekatan ini hampir membuatnya rugi ketika Badai Katrina melanda pada tahun 2005 sehingga dia harus menutup 21 dari 28 restorannya di area Baton Rouge.
"Utang dan ekuitas harus seimbang dalam bisnis," kata Graves. "Saya beruntung bisa bertahan, tapi dari situ saya belajar menyeimbangkan risiko."
Advertisement
Manfaatkan Peluang dengan Bijak
Berbeda dengan ekspansi awal yang cepat, Sekarang Graves lebih menekankan pentingnya untuk tidak terburu-buru mengambil peluang atau tumbuh terlalu cepat dengan mengorbankan kualitas merek.
Visi Raising Cane’s yakni memiliki cabang di seluruh dunia, dikenal sebagai tempat makan ayam goreng yang enak, dengan tim yang hebat, budaya keren, dan keterlibatan aktif di masyarakat," kata Graves.
"Anda harus disiplin, karena jika sukses, peluang yang ada bisa jadi tidak terkontrol dan malah mengurangi keistimewaan merek." Tegas Graves
Graves juga menyarankan untuk selalu mengambil waktu untuk berpikir sebelum membuat keputusan besar, sejalan dengan saran dari pengusaha lain seperti pendiri Kind Snacks, Daniel Lubetzky dan CEO Vuori, Joe Kudla