Liputan6.com, Jakarta Pemerintah terus mendorong agar pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) bisa mengembangkan bisnis secara berkelanjutan dalam berbagai situasi. Wakil Menteri UMKM Helvi Y Moraza menyebut, ada empat kunci utama yang harus ditanamkan oleh seorang wirausaha agar memiliki bisnis yang berkelanjutan.
Adapun keempat kunci tersebut, terdiri dari loyalitas, integritas, disiplin, dan inovasi, atau Wamen UMKM menyebutnya dengan LIDI. "Ini yang harus dimiliki entrepreneur agar bisnisnya sustain," ujar Helvi dalam pernyataan tertulis, Rabu (4/12/2024).
Advertisement
Baca Juga
Loyalitas sebagai hal pertama, kata dia, masih kerap menjadi persoalan yang timbul dalam diri seorang wirausaha. Untuk itu Helvi berpesan agar pelaku UMKM memiliki mental yang baik dalam hal menjalin hubungan dengan konsumennya.
Advertisement
"Dalam ilmu ekonomi itu ada, anda harus loyal kepada konsumen, dalam artian jaga mutu, jaga kepuasan mereka, ini yang agak sulit tapi harus bisa dilakukan," kata dia.
Kemudian unsur kedua adalah integritas. Hal ini dinilai cukup krusial, dimana kejujuran menjadi penting agar sebuah usaha bisa bertahan dalam jangka waktu yang panjang, salah satunya dengan menjaga kualitas produk.
Unsur ketiga yakni disiplin, yang dicontohkan Helvi dengan praktik bisnis startup maupun marketplace yang saat ini dituntut memiliki standar tinggi. Salah satunya terkait dengan kedisiplinan waktu pengiriman, yang harus tepat waktu sesuai dengan yang dijanjikan.
"Kemudian inovasi, wirausaha jangan sampai kehabisan ide untuk berinovasi," imbuh dia Helvi.
Menurut dia, inovasi bisa dilakukan dengan menggandeng civitas kampus, baik dari penelitian, inkubasi, maupun riset pemasaran. Salah satunya dengan program Entrepreneur Hub ini.
"Silakan dikumpulkan klaster per sektor, baik pertanian, sampai barang harian, kemudian dipastikan bahan bakunya, selanjutnya bisa difasilitasi oleh Kementerian UMKM," ujar Helvi.
Geliat Ekonomi Nasional
Geliat ekonomi nasional tidak terlepas dari peran para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Mengutip data Kementerian Koperasi dan UKM pada 2023, 99 persen bisnis di Indonesia berada di level UMKM. Dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 61 persen, atau setara Rp 9.580 triliun.
Jika lebih dirinci, usaha mikro menyumbang kontribusi terbesar terhadap PDB. Mereka adalah pengusaha yang memiliki kekayaan bersih maksimal Rp 50 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha), dan hasil penjualan tahunan maksimal Rp 300 juta, semisal pedagang kaki lima dan usaha rumahan.
Peran besar UMKM, khususnya pelaku mikro terhadap ekonomi nasional turut diamini SEVP Ultra Mikro PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), Muhammad Candra Utama. Menurut dia, ada peluang cukup besar dalam pengembangan usaha ultra mikro. Dia mengungkap peran besar usaha dengan skala kecil tersebut.
"Kalau tadi potensi tentu luar biasa ya, apalagi di sektor holding Ultra Mikro. Dan peranan UMKM di negeri kita ini sangat, sangat, sangat besar sekali, karena bahwa tidak kurang dari 64,2 juta pelaku usaha UMKM itu mewakili 99 persen dari pelaku usaha di Indonesia. Itu berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM," ujar Candra dalam Liputan6 Inspirato Sharing Session, dikutip Rabu (4/12/2024).
Adapun mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS) per 18 September 2024, jumlah pelaku usaha mikro lebih besar dibandingkan pengusaha kecil. Total ada sebanyak 4.181.128 pengusaha mikro, jauh lebih banyak dibandingkan 319.456 pengusaha kecil.
Â
Advertisement
Pelaku Usaha Mikro
Jawa Timur menyumbang jumlah pelaku usaha mikro terbesar, dengan 862.057. Disusul Jawa Tengah dengan 812.039 pengusaha, Jawa Barat 584.903 pengusaha, Nusa Tenggara Barat (NTB) 131.958 pengusaha, dan Yogyakarta 129.289 pengusaha.
Candra lantas menekankan, angka itu menjadi bukti besarnya kontribusi usaha ultra mikro kepada perekonomian nasional. Hal itu juga terbukti dari tingginya penyerapan tenaga kerja.
Selain itu, Candra mengungkap jumlah UMKM tadi berhasil menyerap 117 juta orang tenaga kerja. Tak cuma itu, kontribusi UMKM hingga usaha ultra mikro mencapai 60 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
"Nah, dari UMKM yang 99 persen ini itu menyerap 117 juta tenaga kerja dan ini memberikan kontribusi tidak kurang dari 60 persen dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Itu data dari Kementerian Koperasi dan UKM," urainya.