Liputan6.com, Bali PT Pertamina (Persero) mendapat tawaran untuk ikut menggarap blok minyak dan gas bumi (migas) di Suriname. Namun, keputusannya masih menunggu arahan dari pemerintah.
Direktur Eksplorasi Pertamina Hulu Energi, Muharram Jaya Panguriseng mengungkapkan ada banyak tawaran untuk menggarap blok migas di luar negeri, salah satunya datang dari Suriname.
Baca Juga
"Kemarin Suriname juga menawarkan ke kita blok di Suriname, tetapi, tentu saja kita menunggu kebijakan pemerintah," kata Muharram dalam Media Gathering PHE, di The Patra Resort, Bali, Rabu (12/2/2025).
Advertisement
Dia menjelaskan, aspek pertimbangan untuk mengambil keputusan itu ada di tangan pemerintah. Pasalnya, persoalannya bukan sebatas besaran cadangan migas yang ada di Suriname, melainkan juga aspek geopolitik global.
"Karena, saya yakin, ada komponen geopolitik yang juga dipikirkan oleh pemerintah. Bukan semata-mata hanya mengenai ada gak minyak di situ atau tidak," tegasnya.
Pertimbangan Logistik
Misalnya, kekhawatiran adanya kendala dalam pengapalan hasil produksi migas dari Suriname ke Indonesia. Hal ini menjadi penting dalam upaya menjaga ketahanan energi nasional.
"Geopolitik artinya, bisa gak? Ada gangguan di jalan kalau kita bawa pulang ke rumah, nanti kalau ada gangguan. Kalau ada gangguan di jalan kan berarti ketahanannya juga masih ada ketergantungan pada kondisi yang kita lewati," beber pejabat Pertamina itu.
Tawaran Garap Blok Migas Baru di Algeria
Sementara itu, Muharram juga mengatakan ada tawaran lainnya untuk menggarap blok migas di Algeria. Saat ini, sudah ada sebagian proses garapan yang ditangani oleh Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP) di Algeria.
"Dalam waktu dekat untuk menambah area kita di sekitar WK yang sudah existing di Algeria sekarang. Cuma, pemerintah sekarang mengharuskan kita mulai dari blok lain," ungkapnya.
Salah satu pesan pemerintah ke Pertamina adalah menggunakan minyak hasil produksi di luar negeri untuk digunakan di Indonesia.
"Tetapi ingatnya, dibawa pulang ke rumah, artinya, dibawa ke Indonesia. Karena itu menjadi bagian dari ketahanan energi nasional," tandasnya.
Advertisement
Jajaki Peluang Migas di Luar Negeri
Seperti diketahui, Pertamina memang tengah menjajaki peluang kerja sama pengembangan hulu migas di kawasan Amerika Latin dan Karibia (LAC).
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan penjajakan peluang kerja sama hulu migas di Kawasan LAC merupakan komitmen Pertamina dalam mendukung ketahanan energi nasional.
“Pertamina terus memperkuat ketahanan energi nasional baik dengan optimalisasi hulu migas domestik maupun pengembangan migas di luar negeri. Untuk memperkuat ketahanan energi ini, Pertamina membuka sinergi dengan berbagai pihak,” ujar Fadjar dalam keterangan resmi, September 2024 lalu.
Pertamina akan fokus menjajaki peluang kerja sama di Suriname, Guyana, dan Brasil karena merupakan wilayah dengan potensi migas yang cukup besar. Suriname tercatat memiliki cadangan terbukti minyak mentah hingga 89 juta barel dengan perusahaan utamanya yakni Staatsolie, perusahaan minyak negara Suriname.
Sedangkan Guyana akan menjadi negara penghasil minyak terbesar keempat di Amerika Latin setelah penemuan blok Stabroek dengan potensi cadangan mencapai 11 miliar setara barel minyak. Sementara, Brasil memiliki cadangan produksi minyak cair hingga 21,5 tahun dan cadangan produksi gas 28,7 tahun.
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)