OJK: Roadmaps Kegiatan Usaha Bulion ditargetkan Rampung Agustus 2025

Potensi emas dalam negeri ini dapat dimobilisasi ke sistem keuangan untuk dimonetisasi melalui usaha bulion yang dapatmeningkatkan likuiditas, mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebihstabil, serta dapat berperan sebagai enabler dalam menjembatanikeseimbangan antara pasokan dan permintaan emas di Indonesia.

oleh Tira Santia Diperbarui 18 Feb 2025, 12:45 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2025, 12:45 WIB
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman (dok: Gagas)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman, mengatakan roadmap Kegiatan Usaha Bullion (KUBL) ditargetkan akan selesai pada Agustus 2025.

"Saat ini, OJK sedang melaksanakan serangkaian Forum Group Discussion (FGD) dengan berbagai pemangku kepentingan untukmengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penyusunan Roadmap KUBL," kata Agusman dalam jawaban tertulisnya Konpers PTIJK 2025, Selasa (18/2/2025).

Lebih lanjut, Agusman mengatakan, berdasarkan data U.S. Geological Survey, Indonesia menduduki peringkat ke-8 sebagai negara penghasil emas terbesar, dengan produksi tahunan mencapai 110 ton pada tahun 2023, serta menduduki peringkat ke-6 sebagai negara dengan cadangan emas terbesar yang mencapai 2.600 ton.

Menruut Agusman, potensi emas dalam negeri ini dapat dimobilisasi ke sistem keuangan untuk dimonetisasi melalui usaha bulion yang dapatmeningkatkan likuiditas, mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebihstabil, serta dapat berperan sebagai enabler dalam menjembatanikeseimbangan antara pasokan dan permintaan emas di Indonesia.

Namun, kegiatan usaha bulion oleh lembaga jasa keuangan menghadapibeberapa tantangan, antara lain pemenuhan kelengkapan ekosistembullion serta pemetaan profil risiko, mengingat kegiatan usaha ini masihterbilang baru.

"Untuk mengatasi hal tersebut, OJK telah menerbitkanPOJK 17/2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Bulion, yangmemberikan pedoman bagi LJK dalam melaksanakan kegiatan usahabulion dengan aman dan memberikan manfaat yang optimal bagimasyarakat," ujarnya.

 

Pengelola Bullion Bank PT Pegadaian dan BSI

Perubahan PP No. 36 Tahun 2023
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan lebih rinci dalam Konferensi Pers terkait Pokok-Pokok Perubahan PP No. 36 Tahun 2023, Senin (17/2/2025). (Dok Kemenko Perekonomian)... Selengkapnya

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyebut PT Pegadaian (Persero) dan PT Bank Syariah Indonesia (BSI) akan menjadi pengelola utama Bullion Bank di Indonesia.

"Ada dua, Pegadaian dan BSI," kata AIrlangga saat ditemui di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (18/2/2025).

Menurut Airlangga, sementara waktu, kedua perusahaan tersebut akan mengelola aktivitas terkait emas di Indonesia. Adapun Pemerintah tidak berencana untuk menambah pengelola lainnya dalam waktu dekat, seperti lembaga keuangan lainnya.

"Sementara dua dulu, satu kan mewakili pegadaian bagian baru BRI. Satu lagi mewakili syariah," ujarnya.

Keputusan ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat sistem ekonomi Indonesia, terutama dalam memfasilitasi masyarakat yang ingin melakukan simpanan dalam bentuk emas, baik secara konvensional maupun berbasis syariah.

PT Pegadaian, yang memiliki hubungan dengan BRI, akan melayani nasabah melalui produk-produk yang berkaitan dengan simpanan emas. Sementara itu, BSI, yang merupakan lembaga keuangan syariah, akan memberikan layanan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Pengelolaan Bullion Bank ini diharapkan dapat membuka peluang baru bagi masyarakat Indonesia untuk berinvestasi dalam bentuk emas, dengan lebih mudah dan aman, baik itu melalui instrumen simpanan atau tabungan emas yang lebih terjangkau.

 

Prabowo Resmikan Bank Emas Pertama di Indonesia pada 26 Februari 2025

Presiden Prabowo Subianto akan meresmikan Bank Emas pada 26 Februari 2025. Prabowo menyampaikan ini akan menjadi bank khusus untuk menyimpan emas pertama yang ada di Indonesia.

"Insya Allah kita akan resmikan (Bank Emas) 26 Februari. Ini saya kira pertama kali ya di Republik kita," kata Prabowo dalam konferensi pers di Istana Merdeka Jakarta, Senin (17/2/2025).

Dia menuturkan bahwa Indonesia belum memiliki bank untuk menyimpan emas. Sehingga, kata Prabowo, banyak emas yang ditambang dan mengalir ke luar negeri.

Hal inilah yang membuat Prabowo membentuk Bank Emas. Dengan begitu, emas hasil tambang dalam negeri nantinya dapat disimpan di bank tersebut.

"Kita akan bentuk Bank Emas. Jadi selama ini kita tidak punya bank untuk emas kita, tidak ada di Indonesia. Jadi emas kita banyak ditambang dan mengalir ke luar negeri. Kita ingin sekarang punya bank khusus untuk emas di Indonesia," jelas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya