Program Mobil Murah Tak Akan Berjalan Mulus, Kenapa?

Program mobil murah dan ramah lingkungan diprediksi tak akan berjalan sukses. Apa alasannya?

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 02 Okt 2013, 13:12 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2013, 13:12 WIB
mobil-murah-teranyar-130919d.jpg
Dewan Energi Nasional (DEN) memperkirakan bahwa program mobil murah dan ramah lingkungan (low cost green car/LCGC) tidak akan berjalan sukses. Pasalnya dalam membeli mobil termasuk mobil murah, masyarakat akan mempertimbangkan banyak faktor.

"Menurut saya program LCGC belum tentu sukses, karena masyarakat biasanya kalau membeli mobil pasti memperhatikan berbagai faktor, seperti pengadaan suku cadang lancar tidak, masalah keamanan bagus tidak," jelas Anggota DEN, Herman Darnel Ibrahim dalam acara APEC Conference on Clean, Renewable & Suistanable Use of Energy di Nusa Dua, Bali, Rabu (2/10/2013).

Lebih jauh dia memperkirakan, kendaraan LCGC akan diminati oleh masyarakat berpendapatan menengah, termasuk yang tinggal di kota-kota kecil di tanah air.

"Saingan mobil LCGC adalah mobil seken yang harganya juga murah. Saya tidak terlalu melihat LCGC tidak akan terlalu berpengaruh. Tidak karena ada LCGC, orang jadi lebih banyak beli mobil," terang dia.

Alasan orang membeli mobil murah, lanjut Herman, karena mereka belum memiliki kendaraan. Namun masyarakat mempunyai pilihan untuk membeli mobil bekas. "Jadi keinginan orang membeli mobil sebenarnya tidak dipengaruhi oleh LCGC," tuturnya.

Terkait sistem untuk menghemat bahan bakar minyak (BBM), kata Herman, saat ini masih sulit dikontrol, apalagi BBM subsidi umumnya dikonsumsi mobil-mobil bagus. Misalnya, saya mencoba mencampur dengan premium, tidak ada masalah. Jadi itu semua hanya datang dari kesadaran diri masing-masing orang.

"Termasuk penggunaan RFID masih sulit kontrol konsumsi, jadi saya  bawa Alphard atau Mercy saja beli BBM (premium masih bisa," tandas dia. (Fik/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya