Pengusaha Tekstil Tak Sabar Tunggu Pemilu 2014

"Saya berharap tahun 2014 nanti ada perkembangan yang baik bagi industri tekstil karena kan itu tahun politik,"

oleh Septian Deny diperbarui 10 Nov 2013, 16:27 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2013, 16:27 WIB
tekstil30527b.jpg
Industri tekstil dalam negeri berharap gelaran Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 bakal memberi aura positif dengan meningkatnya penjualan pada produk tekstil. Kebutuhan alat-alat kelengkapan kampanye pada Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden (Pilpres) menjadi incaran para pelaku bisnis ini.

"Saya berharap tahun 2014 nanti ada perkembangan yang baik bagi industri tekstil karena kan itu tahun politik, sehingga order dari partai maupun dari capres bisa meningkat," ujar Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Minggu (10/11/2013).

Berkaca pada pengalaman tahun-tahun Pemilu sebelumnya, permintaan produk tekstil biasanya paling banyak terjadi untuk jenis kain rajut yang digunakan untuk pembuatan kaos dan bendera kampaye bagi partai dan calon presiden (Capres).

Ade menjelaskan, pemesanan kain dan produk tekstil lain menjelang Pemilu biasanya mencapai 10% dibanding tahun-tahun biasa.

Selama ini, API mencatat pertumbuhan industri tekstil dalam negeri setiap tahunnya berkisar antara 3%-4%. Namun, industri tekstil sebetulnya bisa tumbuh hingga 10% jika pemerintah mampu memberikan kepastian hukum yang ditunjang keamanan dari gejolak perburuhan.

Pada tahun ini sendiri perdagangan tekstil dunia mengalami tren positif. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan volume perdagangan tekstil yang naik dari US$ 699 miliar pada tahun 2012 menjadi US$ 711 miliar. Sayangnya, di tengah peningkatan tersebut, porsi nilai perdagangan ekspor Indonesia terhitung kecil yaitu sebesar 1,8% atau kalah dari sesama negara ASEAN seperti Vietnam.(Dny/Shd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya