Produksi Minyak RI Terancam Merosot

"Produksi mereka sekitar 1.600-2.000 barel per hari dan itu merupakan angka berharga bagi kami," kata Kepala Humas SKK Migas Elan Biantoro.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 16 Nov 2013, 15:18 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2013, 15:18 WIB
cadangan-minyak-130821c.jpg
Keputusan mengenai kelanjutan pengelolaan Blok Siak di Riau hingga saat ini belum pasti. Pemerintah saat ini dihadapkan oleh dua pilihan apakah kontrak kerja PT Chevron Indonesia akan diperpanjang ataukah akan dilimpahkan ke perusahaan negara yaitu PT Pertamina (Persero).

Kepala Humas Satuan Kerja Khusus Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Elan Biantoro mengungkapkan jika pada akhir kontrak yaitu 27 November 2013 belum ada keputusan dari pemerintah, maka SKK Migas akan menutup sementara kerja produksi di wilayah tersebut. Penutupan itu nantinya akan mempengaruhi pencapaian produksi minyak nasional.

"Produksi mereka sekitar 1.600-2.000 barel per hari (bph) dan itu merupakan angka berharga bagi kami.  500 barel atau 100 barel pun juga sangat berharga mengingat kebutuhan minyak kita masih banyak dan terus meningkat," ungkapnya saat ditemui di Malang, Jawa Timur, Sabtu (16/11/2013).

Pengelolaan Blok Siak oleh Chevron sudah dimulai sejak penandatanganan kontrak karya pada September 1963. Saat itu Chevron masih bernama PT California Texas Indonesia. Kontrak di blok ini pun berlanjut pada 1991 sampai 2013. Chevron sendiri telah mengajukan permohonan perpanjangan kontrak di Blok Siak sejak 2010. 


"Sebetulnya Cevron sebagai pengelola sudah mengajukan surat perpanjangan," terang dia. (Yas/Ndw)


Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya