PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul berencana menggunakan dana segar dari hasil penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) sebesar 42% untuk ekspansi pabrik dan penambahan mesin. Aksi bisnis ini bertujuan meningkatkan kapasitas produksi mencapai dua kali lipat.
Presiden Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat mengatakan selain ekspansi pabrik, 56% perolehan dana akan digunakan untuk modal kerja. Sementara 2% lain untuk pengembangan sistem teknologi infomasi dan komputerisasi perseroan.
Pada perluasan pabrik, perseroan akan membeli 10 hektar (ha) tanah untuk perluasan pabrik produk jamu tolak angin. Sebagian dana juga untuk membeli bahan baku, kemasan barang jadi dan membeli mesin untuk operasi perseroan.
"Dengan menambah pabrik dan mesin, bisa meningkatkan kapasitas pabrik hingga dua kali lipat," ujar Irwan usai acara Public Expose dan Due Diligence Meeting dalam rangka IPO perseroan di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Senin (18/11/2013).
Dia mengaku pembelian tanah dilakukan secara bertahap. Namun untuk pembangunan pabrik baru dijalankan pada tahun depan. Rencananya pabrik akan selesai dibangun di 2016.
Finance Director Sido Muncul Revi Firmansjah mengungkapkan, perluasan pabrik tolak angin yang dijalankan perseroan, sangatlah membuat dampak positif bagi perjalanan bisnis perseroan. Sehingga kapasitas produk dua kali lipat.
"Saat ini perseroan memproduksi 780 juta sachet per tahun. Untuk per bulan bisa mencapai 70 juta sachet. Dengan memperluas pabrik, maka perseroan bisa memperoleh penambahan dua kali lipat yang lebih tinggi," tegas dia.
Mengutip data dari prospektus, perseroan berani terus mengembangkan bisnis karena sejumlah produk perseroan telah menjadi pemimpin pasar di domestik, seperti Tolak Angin telah menguasai pasar sebesar 75% dan Kuku Bima telah menguasai pasar sebesar 60%.
Seperti diketahui, dana segar yang bisa diperoleh dari IPO yang dijalankan Sidomuncul sebesar Rp 810 miliar sampai Rp 980 miliar. (Dis/Nur)
Presiden Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat mengatakan selain ekspansi pabrik, 56% perolehan dana akan digunakan untuk modal kerja. Sementara 2% lain untuk pengembangan sistem teknologi infomasi dan komputerisasi perseroan.
Pada perluasan pabrik, perseroan akan membeli 10 hektar (ha) tanah untuk perluasan pabrik produk jamu tolak angin. Sebagian dana juga untuk membeli bahan baku, kemasan barang jadi dan membeli mesin untuk operasi perseroan.
"Dengan menambah pabrik dan mesin, bisa meningkatkan kapasitas pabrik hingga dua kali lipat," ujar Irwan usai acara Public Expose dan Due Diligence Meeting dalam rangka IPO perseroan di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Senin (18/11/2013).
Dia mengaku pembelian tanah dilakukan secara bertahap. Namun untuk pembangunan pabrik baru dijalankan pada tahun depan. Rencananya pabrik akan selesai dibangun di 2016.
Finance Director Sido Muncul Revi Firmansjah mengungkapkan, perluasan pabrik tolak angin yang dijalankan perseroan, sangatlah membuat dampak positif bagi perjalanan bisnis perseroan. Sehingga kapasitas produk dua kali lipat.
"Saat ini perseroan memproduksi 780 juta sachet per tahun. Untuk per bulan bisa mencapai 70 juta sachet. Dengan memperluas pabrik, maka perseroan bisa memperoleh penambahan dua kali lipat yang lebih tinggi," tegas dia.
Mengutip data dari prospektus, perseroan berani terus mengembangkan bisnis karena sejumlah produk perseroan telah menjadi pemimpin pasar di domestik, seperti Tolak Angin telah menguasai pasar sebesar 75% dan Kuku Bima telah menguasai pasar sebesar 60%.
Seperti diketahui, dana segar yang bisa diperoleh dari IPO yang dijalankan Sidomuncul sebesar Rp 810 miliar sampai Rp 980 miliar. (Dis/Nur)