Pengusaha Rotan Ditantang Bikin Produk Ramah Lingkungan

Pengusaha rotan dituntut berpikir keras dalam memenuhi keinginan konsumen untuk menciptakan produk rotan ramah lingkungan.

oleh Septian Deny diperbarui 18 Nov 2013, 19:18 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2013, 19:18 WIB
rotan-131118b.jpg
Pengusaha produk rotan kini harus berpikir keras agar untuk memenuhi keinginan konsumen. Pasalnya kini konsumen lebih tertarik pada produk rotan yang ramah terhadap lingkungan.

"Tantangan bagi produsen produk rotan saat ini adalah bagaimana mensubstitusi bahan kimia yang digunakan yang katanya tidak ecofriendly menjadi yang eco friendly. Karena pelanggan-pelanggannya saat ini mintanya yang eco friendly," ujar Head of International Relation Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI), Damayanti Siahaan, pada Dialog Nasional Kebijakan Perkuatan Lingkungan Usaha Rotan Ramah Lingkungan di Jakarta, Senin (18/11/2013).

Dia mencontohkan, seperti untuk pewarna, kini banyak konsumen meminta agar industri rotan menggunakan pewarna rotan non-kimia sehingga lebih aman bagi pembeli dan lingkungannya.

"Jadi sekarang kita mencari substitusinya, kita seharusnya bisa karena Indonesia punya banyak pewarna alami, kita lebih berupaya menggali lebih dalam karena ini tersedia banyak sekali," lanjutnya.

Namun demikian, perubahan menjadi produk rotan yang ramah lingkungan ini diharapkan tidak akan berpengaruh banyak terhadap ongkos produksi yang harus dikeluarkan oleh pengusaha.

"Bisa iya, bisa tidak (kenaikan ongkos produksi), memang ada yang nanti jatuhnya malah lebih mahal. Maka dari itu Research and Development yang kita lakukan lebih digenjot lagi," kata Damayanti.

Sebagai informasi, nilai ekspor produk rotan dalam negeri pada tahun 2012 mengalami peningkatan yang cukup signifikan hingga mencapai US$ 202 juta bila dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencapai US$ 168 juta.  Namun nilai produk ekspor rotan olahan ini pada periode Januari-Juli tahun ini baru mencapai US$ 96 juta. (Dny/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya