Di tengah mulai stabilnya pasar keuangan global, pasar surat utang di kawasan negara berkembang Asia Timur perlahan-lahan kembali mencetak untung dari kerugian yang selama ini dideritanya.
Penundaan penarikan bertahap program stimulus The Federal Reserves diyakini bakal membantu prospek pertumbuhan ekonomi di kawasan regional.
"Kondisi ini juga memberikan lebih banyak waktu bagi negara-negara di Asia Timur untuk bersiap diri jelang normalisasi kebijakan moneter AS," ujar Asian Development Bank (ADB) dalam laporan terbaru bertajuk Emerging East Asian Local Currency Bond Market: A Regional Update yang diperoleh Liputan6.com, Senin (25/11/2013).
ADB mengimbau pemerintah di kawasan Asia Timur untuk memanfaatkan peluang ini guna memperkuat perekonomiannya serta fokus pada reformasi struktural.
"Tingkat ketahanan sistem finansial regional juga perlu diperbarui agar lebih baik dalam menghadapi kemungkinan goncangan di depan," ujar ADB.
Dalam laporannya, ADB mencatat Indonesia merupakan negara paling aktif mengeluarkan surat utang sepanjang kuartal III-2013. Pertumbuhan penerbitan surat utang pada periode Juli-September 2013 tercatat sebesar 3,9%.
Negara berkembang paling rajin berutang lainnya adalah Filipina dengan pertumbuhan sebesar 3,6%, diikuti China 3%, Korea 1,8%, dan Malaysia 1,8%.
Dibandingkan setahun sebelumnya, volume penerbitan utang Indonesia sebetulnya lebih rendah dibandingkan Vietnam yang mencatat pertumbuhan 18,8%. Indonesia hanya mencatat pertumbuhan 16,3%, diikuti Filipina 12,5%, dan Korea 10,4%.
Berikut adalah daftar negara-negara berkembang Asia Timur yang paling doyan berutang selama kuartal III-2013:
1. Republik Rakyat China
Total utang: US$ 4.307 miliar
Utang pemerintah: US$ 2.960 miliar
Utang publik: US$ 1.347 miliar
Pertumbuhan qoq: 3,0%
Pertumbuhan yoy: 14,4%
2. Hong Kong, China
Total utang: US$ 194 miliar
Utang pemerintah: US$ 108 miliar
Utang publik:US$ 55,8 miliar
Pertumbuhan qoq: 0,8%
Pertumbuhan yoy: 10,1%
3. Indonesia
Total utang: US$ 108 miliar
Utang pemerintah: US$ 89 miliar
Utang publik: US$ 19 miliar
Pertumbuhan qoq: 3,9%
Pertumbuhan yoy: 16,3%
4. Korea
Total utang: US$ 1.564 miliar
Utang pemerintah: US$ 601 miliar
Utang publik: US$ 963 miliar
Pertumbuhan qoq: 1,8%
Pertumbuhan yoy: 10,4%
5. Malaysia
Total utang: US$ 310 miliar
Utang pemerintah: US$ 181 miliar
Utang publik: US$ 129 miliar
Pertumbuhan qoq: 1,8%
Pertumbuhan yoy: 4,1%
6. Filipina
Total utang: US$ 98 miliar
Utang pemerintah: US$ 86 miliar
Utang publik: US$ 13 miliar
Pertumbuhan qoq: 3,6%
Pertumbuhan yoy: 12,5%
7. Singapura
Total utang: US$ 240 miliar
Utang pemerintah: US$ 149 miliar
Utang publik: US$ 91 miliar
Pertumbuhan qoq: (0,7%)
Pertumbuhan yoy: 9,2%
8. Thailand
Total utang: US$ 285 miliar
Utang pemerintah: US$ 224 miliar
Utang publik: US$ 61 miliar
Pertumbuhan qoq: 0,2%
Pertumbuhan yoy: 8,8%
9. Vietnam
Total utang: US$ 25 miliar
Utang pemerintah: US$ 24 miliar
Utang publik: US$ 0,7 miliar
Pertumbuhan qoq: (8,8%)
Pertumbuhan yoy: 18,8%.
(Shd)
Penundaan penarikan bertahap program stimulus The Federal Reserves diyakini bakal membantu prospek pertumbuhan ekonomi di kawasan regional.
"Kondisi ini juga memberikan lebih banyak waktu bagi negara-negara di Asia Timur untuk bersiap diri jelang normalisasi kebijakan moneter AS," ujar Asian Development Bank (ADB) dalam laporan terbaru bertajuk Emerging East Asian Local Currency Bond Market: A Regional Update yang diperoleh Liputan6.com, Senin (25/11/2013).
ADB mengimbau pemerintah di kawasan Asia Timur untuk memanfaatkan peluang ini guna memperkuat perekonomiannya serta fokus pada reformasi struktural.
"Tingkat ketahanan sistem finansial regional juga perlu diperbarui agar lebih baik dalam menghadapi kemungkinan goncangan di depan," ujar ADB.
Dalam laporannya, ADB mencatat Indonesia merupakan negara paling aktif mengeluarkan surat utang sepanjang kuartal III-2013. Pertumbuhan penerbitan surat utang pada periode Juli-September 2013 tercatat sebesar 3,9%.
Negara berkembang paling rajin berutang lainnya adalah Filipina dengan pertumbuhan sebesar 3,6%, diikuti China 3%, Korea 1,8%, dan Malaysia 1,8%.
Dibandingkan setahun sebelumnya, volume penerbitan utang Indonesia sebetulnya lebih rendah dibandingkan Vietnam yang mencatat pertumbuhan 18,8%. Indonesia hanya mencatat pertumbuhan 16,3%, diikuti Filipina 12,5%, dan Korea 10,4%.
Berikut adalah daftar negara-negara berkembang Asia Timur yang paling doyan berutang selama kuartal III-2013:
1. Republik Rakyat China
Total utang: US$ 4.307 miliar
Utang pemerintah: US$ 2.960 miliar
Utang publik: US$ 1.347 miliar
Pertumbuhan qoq: 3,0%
Pertumbuhan yoy: 14,4%
2. Hong Kong, China
Total utang: US$ 194 miliar
Utang pemerintah: US$ 108 miliar
Utang publik:US$ 55,8 miliar
Pertumbuhan qoq: 0,8%
Pertumbuhan yoy: 10,1%
3. Indonesia
Total utang: US$ 108 miliar
Utang pemerintah: US$ 89 miliar
Utang publik: US$ 19 miliar
Pertumbuhan qoq: 3,9%
Pertumbuhan yoy: 16,3%
4. Korea
Total utang: US$ 1.564 miliar
Utang pemerintah: US$ 601 miliar
Utang publik: US$ 963 miliar
Pertumbuhan qoq: 1,8%
Pertumbuhan yoy: 10,4%
5. Malaysia
Total utang: US$ 310 miliar
Utang pemerintah: US$ 181 miliar
Utang publik: US$ 129 miliar
Pertumbuhan qoq: 1,8%
Pertumbuhan yoy: 4,1%
6. Filipina
Total utang: US$ 98 miliar
Utang pemerintah: US$ 86 miliar
Utang publik: US$ 13 miliar
Pertumbuhan qoq: 3,6%
Pertumbuhan yoy: 12,5%
7. Singapura
Total utang: US$ 240 miliar
Utang pemerintah: US$ 149 miliar
Utang publik: US$ 91 miliar
Pertumbuhan qoq: (0,7%)
Pertumbuhan yoy: 9,2%
8. Thailand
Total utang: US$ 285 miliar
Utang pemerintah: US$ 224 miliar
Utang publik: US$ 61 miliar
Pertumbuhan qoq: 0,2%
Pertumbuhan yoy: 8,8%
9. Vietnam
Total utang: US$ 25 miliar
Utang pemerintah: US$ 24 miliar
Utang publik: US$ 0,7 miliar
Pertumbuhan qoq: (8,8%)
Pertumbuhan yoy: 18,8%.
(Shd)