Berbekal ilmu menjahit dari para pengasuhnya di panti asuhan, Gabrielle (Coco) Chanel berhasil menjadi desainer handal dan berkelas internasional. Siapa sangka, bakat dan keterampilan Chanel berhasil melahirkan salah satu tas dan merek termahal di dunia.
Tas termahal Chanel (baca: Shanel) bahkan dijual seharga US$ 261 ribu atau Rp 3,1 miliar. Semuanya terjual habis karena desainnya yang teramat mewah dan elegan.
Advertisement
"Barang mewah pasti nyaman, kalau tidak, pasti bukan barang mewah," ungkap Coco Chanel yang sekaligus menjadi pedoman dalam mendesain produk fashion selama hidupnya.
Sayangnya, sekarang merek dan perusahaan Chanel tidak dikelola langsung oleh keturunan salah satu perintis fashion dunia tersebut. Anak cucu mantan rekan bisnis perusahaan Chanel yang kemudian meneruskan usaha besar tersebut.
Berikut kisah lahirnya tas Chanel dan berbagai produk fashionnya seperti dikutip dari The Biography, The History of Fashion, Forbes, dan sejumlah sumber lainnya, Rabu (27/11/2013):
Penemu merek Chanel pernah tinggal di panti asuhan
Adalah Gabriella Coco Chanel, wanita kelahiran 19 Agustus 1883 yang sukses melahirkan sejumlah produk fashion ternama. Pecinta fashion yang lahir di Saumur, Prancis ini terbiasa hidup di tengah kemiskinan sejak kecil.
Setelah ibunya meninggal, ayahnya yang hanya pedagang keliling menitipkan Chanel di panti asuhan. Di sana para pengasuh membesarkannya sambil melatih dia menjahit. Keterampilan menjahit dari panti asuhan membuatnya kemudian menghasilkan banyak karya besar di dunia fashion.
Berkat bakat menjahitnya yang luar biasa, pada usia 20-an tahun, Chanel menerima tawaran bantuan dari Etienne Balsan untuk mendirikan bisnis fashion di Paris. Namun tak lama, dia kemudian mendekati temannya yang lebih kaya, Arthur Capel untuk membangun bisnis fashion milik Chanel.
Pada 1910, dia mulai membuka toko dan menjual topi-topi karya rancangannya. Dia lalu mulai menjajal bisnis pakaian. Pada 1920-an, dia menemukan peluang bisnis baru. Chanel meluncurkan parfum pertamanya bernama Chanel No.5.
Produk tersebut merupakan karya pertama yang menggunakan namanya. Karya-karyanya terus merebut perhatian dunia, mulai dari pakaian hingga tas.
Advertisement
Rebutan saham perusahaan Parfums Chanel terjadi selama 20 tahun
Sekitar tahun 1923, Chanel bertemu dengan bangsawan kaya Pierre Wertheimer. Keduanya lalu menjalin hubungan dalam waktu lama. Saat itu, Chanel juga terlibat kerjasama bisnis dengan Wertheimer.
Dalam kesepakatan kerjasama keduanya, pria kaya tersebut berjanji untuk mendanai seluruh bisnis Parfum Chanel, perusahaan yang menyokong penjualan parfum Chanel No.5.
Belakangan Chanel tahu dia hanya memiliki 10% saham dari seluruh bisnisnya. Sementara Wertheimer meraup 70% sahamnya dan sahabat Chanel, Theopile Bader sebesar 20%. Tidak terima dengan pembagian tersebut Chanel keluar dari perusahaan. Dia lalu menuntut kepemilikan perusahaan selama 20 tahun.
Namun sayang upayanya gagal dan seluruh bisnis Chanel jatuh ke tangan Wertheimer. Hingga saat ini, perusahaan Chanel jatuh ke tangan anak cucu Wertheimer. Bahkan dua cucunya mampu menjadi miliarder karena bisnis fashion tersebut.
Di usia 72 tahun, Chanel lahirkan tas pertamanya
Usai frustasi karena dituduh terlibat skandal dengan salah satu pejabat Nazi (Chanel mendekatinya untuk memperoleh perusahaannya kembali), Chanel meninggalkan Paris dan tinggal di Swiss. Menginjak usia 70 tahun, Chanel kembali memperoleh kejayaannya.
Dia kembali mengibarkan namanya di dunia fashion. Meski awalnya banyak menerima kritik, tapi kemudian kegilaan para pecinta fashion pada produknya membuat dia kembali populer.
Kesempatan tersebut tak disia-siakan Chanel, pada Februari 1955, dia meluncurkan tas pertama buatannya. Nama tasnya sangat biasa, `2.55`, disesuaikan dengan waktu dirilisnya produk tersebut.Tetapi saat Anda merancang tas tersebut dengan unik, sederhana dan elegan, namanya jadi tak masalah.
Perintis dunia fashion global ini telah melahirkan berbagai karya besar saat dia menjahit tas pertamanya tersebut. Saat melihat tas buatan Chanel banyak desainer yang menyesal mengapa rancangan sesederhana itu tak pernah terpikirkan olehnya.
Advertisement
Rahasia di balik tas pertama Chanel
Hingga saat ini, motif dan model dasar tas Chanel selalu berkiblat pada produk pertamanya, 2.55. Desain eksteriornya terlihat bersih dan mengkilap, dengan bahan kulit berkualitas tinggi dan pola menyilang.
Faktor lain yang membuatnya mudah masuk ke pasar internasional, karena tasnya selalu menggunakan logo Chanel yang terkenal. Meski produknya banyak dikenali orang, tapi tak banyak yang tahu, rahasia di balik tas pertama yang diluncurkan Chanel.
Sebagai anak yang tumbuh di panti asuhan, seragam sekolah menjadi inspirasi tersendiri untuk motif garis-garis coklat di sejumlah tas Chanel. Rantai pada tali tas yang menggantung di bahu penggunanya juga terinspirasi dari rantai kunci yang sering digunakan para pengasuh di panti asuhan.
Sejauh ini, perusahaan tetap menghormati gaya dasar tas 2.55. Model tersebut memang tak pernah mati ditelan waktu dan perkembangan zaman.
Tas klasik Chanel Diamond Forever dijual seharga Rp 3,1 miliar, kenapa?
Sejak dulu, tas-tas produksi Chanel memang terkenal sebagai produk mewah dan elegan yang hanya bisa dipakai kalangan berduit. Tak heran, salah satu tas Chanel menjadi bagian dari produk-produk fashion termahal di dunia.
Terbukti, tas klasik Diamond Forever yang diluncurkan Chanel berhasil menembus harga US$ 261.000 atau setara Rp 3,1 miliar. Tas tersebut dihiasi 334 berlian seberat 3,56 karat. Tali tasnya dibuat dari emas putih 18 karat.
Perusahaan hanya menjual 13 tas Diamond Forever di seluruh dunia, dan lima orang diantaranya tinggal di Amerika Serikat (AS). Di perusahaan Chanel yang berdiri sejak 1909, tas tersebut merupakan yang paling mahal yang pernah diproduksinya.
Advertisement
Tidak pernah menikah
Tahun ini, Chanel merupakan merek yang sangat dominan dan prestisius. Selebritis besar seperti Rihanna dan Kristen Stewart juga terlihat mengenakan sejumlah produk dan aksesoris Chanel.
Sepanjang tahun ini, merek tersebut diprediksi bernilai hingga US$ 7,07 miliar. Sejak Alain dan Gerard Wertheimer mendirikannya pada 1909, merek tersebut terus berkembang dan telah memiliki 300 cabang di sejumlah negara.
Nama wanita pecinta kemewahan, Coco Chanel, digunakan sebagai merek seluruh produk perusahaan Chanel hingga sekarang, Meski masih menggunakan namanya, tapi perusahaan Chanel tidak dikelola keturunannya. Pasalnya Chanel dikabarkan tidak pernah menikah hingga ajal menjemputnya pada 1971.
Perusahaan tersebut saat ini dikelola cucu mantan rekan bisnisnya, Pierre Wertheimer. Kedua cucunya, Alain & Gerard Wertheimer saat ini menjadi salah satu miliarder terkaya di dunia. (Sis/Igw)
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)