PT Total E&P Indonesie menyatakan telah menutup lima sumur untuk meminimalisir terjadinya resiko atas semburan gas dangkal di sumur TN-C414, di Lapangan Tunu, Kalimantan Timur,
Corporate Communicatons Manager Total E & P Indonesie Reda Gaudiamo mengatakan, setelah insiden semburan gas itu terjadi, sebuah tim tanggap darurat dari kantor pusat Total dikerahkan ke lokasi, dibantu oleh para ahli pengendalian sumur.
"Tim tersebut sudah naik ke rig dan mengadakan berbagai kajian situasi, mempersiapkan rencana kerja yang menyeluruh guna memulihkan keamanan di lokasi, dan untuk memindahkan rig pengeboran dari lokasi kejadian," kata Reda dalam laporan tertulisnya, di Jakarta, Jumat (6/12/2013).
Sebagai langkah pencegahan bila terjadi eskalasi yang berpotensi menyebabkan kerusakan pada rangkaian sumur-sumur di lokasi itu, Reda menambahkan, Total memutuskan untuk menutup lima sumur yang letaknya paling dekat dengan lokasi insiden.
"Operasi penutupan lima sumur ini telah terlaksana dengan baik dan sumur-sumur tersebut telah tertutup," ungkapnya.
Saat ini pihaknya sedang fokus untuk mempersiapkan pemindahan rig pengeboran, sedangkan Bahan bakar minyak yang terdapat di tangki bargas telah dipindahkan dan tumpukan sedimen telah dibersihkan dari lantai rig maupun mezzanine deck.
"Operasi selanjutnya adalah memotong pipa pengeboran dan melakukan deballast rig tersebut," tuturnya.
Selain itu sejumlah kapal pengawas juga terus dioperasikan untuk memastikan kawasan tersebut tetap aman. Atas kejadian ini, Total E&P Indonesie juga berkoordinasi dengan pihak-pihak berwenang yang terkait, khususnya Direktorat Jenderal Minyak dan Gas maupun dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Huli Minyak dan Gas bumi (SKK Migas).
"Kedua instansi tersebut terus mendapat informasi terkait perkembangan situasi," ungkapnya.
Sedangkan penduduk desa yang berada di dekat lokasi juga terus diberi informasi mengenai perkembangan situasi oleh para petugas dari Total E&P Indonesie.
Insiden ini tidak mengganggu produksi. Total E&P Indonesie saat ini memproduksi gas 800 juta kaki kubik per hari (mmscfd) dari Lapangan Tunu, sementara keseluruhan produksi gas di Blok Mahakam mencapai 1700 mmscfd.
Total E&P Indonesie akan terus menyampaikan laporan terkait perkembangan situasi. Semburan gas dangkal yang terjadi pada Jumat, 8 November 2013. Insiden terjadi ketika tengah berlangsung kegiatan pengeboran di sumur TN-C414, di Lapangan Tunu, di Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. (Pew/Ndw)
Corporate Communicatons Manager Total E & P Indonesie Reda Gaudiamo mengatakan, setelah insiden semburan gas itu terjadi, sebuah tim tanggap darurat dari kantor pusat Total dikerahkan ke lokasi, dibantu oleh para ahli pengendalian sumur.
"Tim tersebut sudah naik ke rig dan mengadakan berbagai kajian situasi, mempersiapkan rencana kerja yang menyeluruh guna memulihkan keamanan di lokasi, dan untuk memindahkan rig pengeboran dari lokasi kejadian," kata Reda dalam laporan tertulisnya, di Jakarta, Jumat (6/12/2013).
Sebagai langkah pencegahan bila terjadi eskalasi yang berpotensi menyebabkan kerusakan pada rangkaian sumur-sumur di lokasi itu, Reda menambahkan, Total memutuskan untuk menutup lima sumur yang letaknya paling dekat dengan lokasi insiden.
"Operasi penutupan lima sumur ini telah terlaksana dengan baik dan sumur-sumur tersebut telah tertutup," ungkapnya.
Saat ini pihaknya sedang fokus untuk mempersiapkan pemindahan rig pengeboran, sedangkan Bahan bakar minyak yang terdapat di tangki bargas telah dipindahkan dan tumpukan sedimen telah dibersihkan dari lantai rig maupun mezzanine deck.
"Operasi selanjutnya adalah memotong pipa pengeboran dan melakukan deballast rig tersebut," tuturnya.
Selain itu sejumlah kapal pengawas juga terus dioperasikan untuk memastikan kawasan tersebut tetap aman. Atas kejadian ini, Total E&P Indonesie juga berkoordinasi dengan pihak-pihak berwenang yang terkait, khususnya Direktorat Jenderal Minyak dan Gas maupun dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Huli Minyak dan Gas bumi (SKK Migas).
"Kedua instansi tersebut terus mendapat informasi terkait perkembangan situasi," ungkapnya.
Sedangkan penduduk desa yang berada di dekat lokasi juga terus diberi informasi mengenai perkembangan situasi oleh para petugas dari Total E&P Indonesie.
Insiden ini tidak mengganggu produksi. Total E&P Indonesie saat ini memproduksi gas 800 juta kaki kubik per hari (mmscfd) dari Lapangan Tunu, sementara keseluruhan produksi gas di Blok Mahakam mencapai 1700 mmscfd.
Total E&P Indonesie akan terus menyampaikan laporan terkait perkembangan situasi. Semburan gas dangkal yang terjadi pada Jumat, 8 November 2013. Insiden terjadi ketika tengah berlangsung kegiatan pengeboran di sumur TN-C414, di Lapangan Tunu, di Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. (Pew/Ndw)