Dalam Sehari, RI Habiskan Rp 1,3 Triliun buat Impor Minyak

Konsumsi minyak Indonesia 1,5 juta barel per hari (bph), sedangkan produksinya hanya 826 ribu bph sehingga Indonesia harus mengimpor minyak.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 27 Des 2013, 20:52 WIB
Diterbitkan 27 Des 2013, 20:52 WIB
kilang-minyak130729c.jpg
Produksi minyak Indonesia terus menurun. Sempat menembus produksi minyak puncak 1,6 juta barel per hari (bph) pada tahun 1977 dan 1995, kini produksi minyak Indonesia hanya 826 ribu bph.

Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengakui puncak produksi minyak nasional memang terjadi di zaman kepemimpinan mantan Presiden Soeharto. Bahkan dengan produksi 1,6 juta bph itu, Indonesia masih bisa mengekspor minyak ke sejumlah negara.

Hal itu disebabkan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia saat itu masih kecil yaitu hanya 800 ribu bph. Hal iitu membuat Indonesia masuk menjadi salah satu anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC).

"Dari produksi minyak 1,6 juta bph, yang dipakai 800 ribu," ungkapnya di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (27/12/2013).

Namun, saat ini kondisi tersebut sudah terbalik. Konsumsi minyak Indonesia saat ini sudah mencapai 1,5 juta bph, sedangkan produksi minyak Indonesia hanya 826 ribu bph sehingga Indonesia harus mengimpor minyak dari luar negeri sebanyak 700 ribu bph.

Jero menyebutkan uang negara yang dikeluarkan untuk  impor minyak saat ini mencapai US$ 120 juta atau hampir Rp 1,3 triliun per hari. "Karena itu kita keluar OPEC, tidak masuk eksportir minyak, kita keluar jadi importir," pungkasnya. (Pew/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya