Pengusaha Keluhkan Penalti Ekspor Akibat Banjir

Pengusaha rugi mencapai Rp 200 miliar per hari karena sebagian wilayah Indonesia banjir. Hal itu karena beban biaya operasional meningkat.

oleh Septian Deny diperbarui 23 Jan 2014, 15:59 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2014, 15:59 WIB
banjir-psbaru-5-140123.jpg
Curah hujan dengan intensitas tinggi masih berlangsung beberapa wilayah di Indonesia. Khususnya di Jabodetabek, yang menyebabkan beberapa titik wilayah terendam banjir. Kondisi ini banyak dikeluhkan oleh para pengusaha lantaran dinilai menganggu jalannya kegiatan ekonomi.

"Hal-hal seperti ini sangat memberikan pengaruh, pergerakan perekonomiannya berpengaruh untuk logistik maupun industrinya," ujar Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pemberdayaan Daerah dan Bulog, Natsir Mansyur di Jakarta, seperti ditulis Kamis (23/1/2014).

Pada sektor perdagangan, lanjut Natsir, hambatan distribusi barang akibat banjir ini akan berdampak pada biaya logistik dan pada ujungnya membuat harga jual barang melonjak.  "Otomatis harga distribusi barang naik, pangan, komoditas pangan, seperti distribusinya kan terhalang otomatis harganya naik," lanjutnya.

Dia memaparkan, sebenarnya alur distribusi laut tidak mengalami kendala dengan cuaca seperti ini, sebab para pegusaha logistik biasanya menggunakan kapal yang besar untuk kegiatan logistik.

"Masalahnya jadi terhambat karena macet, banjir di mana-mana, kalau di pelabuhan sendiri tidak ada masalah aktifitas masih berjalan normal tapi yang keluar dan masuk pelabuhan yang jadi masalah karena banjir yang mengakibatkan keterlambatan yang bukan karena di pelabuhan tetapi di luar pelabuhan," ujar Natsir.

Menurut Natsir, dengan kondisi seperti ini, wajar jika para pengusaha mengeluh lantaran harus mengeluarkan biasa operasional lebih banyak dan mengalami kerugian. "Kalau di perdagangan, kurang lebih kalau dilihat data sementara itu, per hari bisa rugi mencapai antara Rp 100-200 miliar," kata Natsir.

Semantara pada sektor industri, berdampak pada suplai bahan baku yang terhambat serta tersendatnya aktivitas ekspor impor yang membuat pengusaha harus mengeluarkan biaya lebih besar lagi.

"Input-output juga kan terlambat, dia tidak jalan. Ekspor terhambat juga ada pinalti, itu cukup besar. Cuaca ini berdampak sistemik pada perekonomian nasional," tandasnya. (Dny/Ahm)


Baca juga:

Pengusaha Siasati Hambatan Distribusi Lewat Jalur Alternatif

Cuaca Buruk Hambat Pengiriman Logistik Jalur Laut

18% Jam Kerja Terbuang, Terminal di Tanjung Perak Buka 24 Jam




POPULER

Berita Terkini Selengkapnya