Liputan6.com, Jakarta - Manchester City menjalani partai ke-28 Liga Premier Inggris musim ini dengan menjamu Leicester City di markasnya, Etihad Stadium, Kamis (5/3/2015) dini hari WIB.
Pertandingan nanti menjadi tes yang bagus bagi kinerja lini serang City. Pasalnya, Leicester dikenal sebagai tim yang tangguh dalam bertahan. Bahkan, pertahanan adalah senjata andalan Leicester City di ajang Liga Premier Inggris musim ini.
Sebagai tim yang baru saja promosi, permainan bertahan dan sesekali menyerang menjadi cara yang paling ampuh untuk tetap berada di Liga Premier Inggris.
Cara itu yang sejauh ini dikembangkan Leicester City. Hal itu terbukti dengan formasi 5-4-1 yang Nigel Pearson kerap turunkan. Pearson meminta mayoritas pemainnya menumpuk di depan kotak penalti sendiri dan sesekali menyerang balik dengan mengandalkan target man Andrej Kramaric atau Jose Ulloa.
Namun, strategi tersebut tampaknya belum bisa memberikan hasil signifikan bagi Leicester City. Pasukan Rubah saat ini terpuruk di dasar klasemen Liga Premier Inggris dengan hanya mengemas empat kemenangan dari 26 partai.
Sepanjang membesut Leicester City sejak 15 November 2011 lalu, statistik Pearson cukup baik. Dia sukses meraih 78 kemenangan, 36 hasil imbang, dan 56 kekalahan. Presentase kemenangannya mencapai 45,88 persen.
Baca Halaman Selanjutnya...
Lini Serang City Mematikan
Di sisi lain, pola permainan menyerang menjadi senjata utama Pellegrini dalam membesut tim. Pelatih berkebangsaan Chili itu telah membuktikannya kala membesut Real Madrid, Villarreal, dan sekarang Manchester City.
City pun kini menjadi tim yang paling banyak mencetak gol di ajang Liga Premier Inggris musim ini. Penggawa Manchester Biru telah mengemas 57 gol dari 27 laga, unggul satu gol dari Chelsea.
Berbekal gaya permainan ini, Pellegrini sukses menghadirkan satu trofi Liga Inggris dan Piala Liga Inggris bagi City. Dari 96 partai, Pellegrini meraih 61 kemenangan, 15 hasil imbang, dan 20 kali kalah. Statistik kemenangannya mencapai 63,54 persen.
Advertisement