"Jangan Berpikiran Buruk Soal Tim Verifikasi BOPI"

Terdapat dua nama familiar saat kisruh dualisme liga pada 2012-2013 lalu di tim verifikasi BOPI.

oleh Risa Kosasih diperbarui 18 Mar 2015, 20:51 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2015, 20:51 WIB
BOPI dan FIFA
BOPI dan FIFA

Liputan6.com, Jakarta - PT Liga Indonesia dan tim verifikasi BOPI bentukan Kemenpora masih terus berupaya agar Indonesia Super League (ISL) bisa bergulir sesuai jadwal yang direncanakan, yakni 4 April 2015. Namun, klub-klub calon peserta ISL masih harus menunggu proses verifikasi kelayakan untuk ikut berkompetisi.

Yang menjadi perhatian publik masuknya dua nama yang familiar saat kisruh dualisme liga pada 2012-2013 lalu di tim verifikasi BOPI. Mereka adalah Llano Mahardika dan Fachri Sinaga.

Llano merupakan staf PT LPIS, operator Indonesia Premier League (IPL) sedangkan Fachri pernah menjabat sebagai Direktur Marketing PSSI periode 2012-2013.  Pengamat sepak bola kondang, Anton Sanjoyo, ikut berkomentar masuknya dua nama ini ke dalam bagian dari BOPI.

"Noor Amman adalah seorang profesional karena dia memang awalnya tidak berkecimpung di dunia sepak bola. Saya pernah bertemu beliau, kita harus positif demi sepak bola yang lebih baik. Kalau Llano ada di dalam BOPI, saya harap tidak membawa masa lalu, karena di era keterbukaan ini publik yang menilai kinerja. Ini semacam pertaruhan bagi BOPI kepada masyarakat," ungkap Anton.

"Saya kira BOPI dengan tim verifikasinya sudah on the track. PSSI telah terlalu lama berjuang sendirian. Namun Kemenpora juga harus bisa memberikan asistensi bukan hanya tiba-tiba merasa berwenang, tapi sifatnya membimbing bagaimana mengurus cara segala administrasi yang disyaratkan," kata Anton saat dihubungi Liputan6.com.

PT Liga Harus Punya Timeline Jelas

Anton juga berharap PT Liga Indonesia memiliki timeline yang jelas mengenai verifikasi klub-klub yang lolos ke ISL 2015.

"Saya berharap ada timeline yang jelas, bukan hanya memberi tenggat lalu mencoret siapa yang tidak lolos verifikasi dan liga berjalan dengan klub seadanya. Tidak bisa begitu karena pikirkan sepak bola sebagai industri. Kompetisi bisa tetap berjalan, tapi pakai beberapa tahapan sampai semua syarat terpenuhi,"

"Coba pikirkan ada kepentingan bisnis yang mengikat seperti kerja sama hak siar, sponsor, dan lain-lain. Kalau ISL mundur terus, lalu sponsor pada kabur, siapa yang mau menanggung? Kemenpora? Mana ada dananya," pungkas Anton.

 

Baca juga:

12 Pertandingan Tak Terkalahkan, Allen Puji Formasi Liverpool

5 Striker Maut Jadi Mandul Usai Hijrah ke Liga Lain

Video Balotelli Kocar-kacir Dikejar Anjing

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya