QNB League Dihentikan, Bobotoh Minta PSSI-Kemenpora Simpan Ego

Bobotoh menilai penyelesaian masalah ini bisa dilakukan jika Kemenpora dan PSSI menyingkirkan ego masing-masing.

oleh Kukuh Saokani diperbarui 03 Mei 2015, 10:39 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2015, 10:39 WIB
Euforia Bobotoh Saat Persib Bungkam Barito Putera
Bobotoh (julukan suporter Persib Bandung) memenuhi Stadion Si Jalak Harupat, (10/6/2014) untuk menyaksikan laga tim berjuluk Maung Bandung melawan Barito Putera. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Bandung - Pentolan Viking Persib Club (VPC), Yana Umar menyebut pemberhentian Qatar National Bank (QNB) League 2015 oleh PSSI akan menimbulkan dampak besar bagi dunia sepak bola terutama klub.

Sejak dituntut mandiri, sumber pendanaan klub Indonesia yang awalnya berasal dari APBD kini harus didanai oleh para sponsor yang logo produknya biasa mejeng di jersey-jersey klub sepakbola Indonesia, terancam bakal ditinggal oleh para pemberi dana tersebut.

"Kita ambil contoh, kalau memang jalan terbaiknya dihentikan. Apakah ada jaminan di musim depan kompetisi akan lebih baik? Mungkin sponsor juga trauma. Itu kan sumber dana klub," kata Yana Umar.

"Bila klub tanpa dana bagaimana nasib pemain, pelatih, manjemen dan bahkan nasib klub itu terancam brangkut. Kalau tidak ada kompetisi, apa yang mereka lakukan?" tambahnya.

Yana menegaskan, penyelesaian masalah ini bisa dilakukan jika Kemenpora dan PSSI menyingkirkan ego masing-masing dan duduk mencari solusi yang terbaik untuk sepakbola Indonesia.

"Simpan semua egonya. Duduk bersama lah, cari jalan keluarnya. Jangan membuat keputusan secepat ini. Masih ada waktu kok," ucapnya.

"Sekarang PSSI memberhentikan liga, Menpora kekeuh menggelar kompetisi, apakah semua klub mau? Mikir-mikir juga dong. Karena kompetisi yang diikuti kan tak sekedar cari juara. Ini harus segera diselesaikan," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya