Liputan6.com, Jakarta - Selaku operator kompetisi, PT Liga Indonesia, tidak ingin kompetisi Liga Super Indonesia 2015/2016 kembali dicoreng dengan kasus penunggakan gaji pemain. Maka dari itu PT Liga berencana menerapkan regulasi-regulasi yang dapat menstabilkan finansial klub.
"Sebenarnya ada tiga acuan yang bisa kita gunakan untuk itu, ada Budget Cap, Salary Cap, dan Financial Fair Play," ujar Sekretaris PT Liga Indonesia, Tigor Shalom Boboy, Senin (4/8/2015).
Salary Cap merupakan batasan jumlah uang yang dikeluarkan sebuah klub dalam memberikan gaji bagi para pemainnya. Tigor menegaskan dapat saja memberlakukan keduanya (budget cap dan salary cap) pada gelaran kompetisi berikutnya.
"Di sini objeknya adalah klub, kita mau finansial klub stabil, sehingga di kemudian hari tidak ada kabar lagi masalah klub yang tidak bisa gaji pemainnya," tambah Tigor.
Namun pemberlakuan aturan baru itu tentu tidak dapat berjalan mulus. Pasalnya pemberlakuan Salary Cap berdampak langsung pada berkurangnya pendapatan pemain.
"Kita sedang pelajari formatnya dan akan dikomunikasikan dengan klub dan pemain. Tentu akan ada sedikit keberatan dari pemain karena pendapatan mereka berkurang, tapi kita tidak bisa memuaskan satu pihak saja. Yang terpenting adalah keuangan klub stabil," jelas Tigor. (Jnp/Ary)
Baca Juga
Sempat Menghilang, Akhirnya Keberadaan Di Maria Terungkap
Advertisement
Segera Pensiun, Van Gaal Sudah Tunjuk Penerus di MU
Lagi, Van Gaal Ultimatum Gelandang Kesayangannya