Liputan6.com, Jakarta - Turnamen Piala Kemerdekaan bentukan Tim Transisi Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dinodai oleh tindakan tidak sportif.
Laga antara Persebo Bondowoso dan Persekap Pasuruan, Sabtu 19 Agustus 2015 lalu diwarnai insiden pemukulan wasit oleh pemain. Tim Transisi selaku operator Piala Kemerdekaan mengaku sudah menyerahkan video pertandingan ke Komisi Piala Kemerdekaan.
Komdis Tim Transisi sekarang sedang menunggu laporan dari pengawas pertandingan. Termasuk video dan bukti-bukti pertandingan. Setelah itu, Tim Transisi baru bisa mengambil keputusan.
Advertisement
"Mereka (Komdis) belum bisa mengambil keputusan sebelum melihat semua data yang valid," ujar salah satu anggota Tim Transisi, Cheppy Wartono.
Tapi anehnya, Cheppy tidak mengetahui siapa anggota Komdis Piala Kemerdekaan. Cheppy hanya menyebut, Komdis diisi oleh anggota dari unsur TNI dan Kepolisian. "Saya kurang tahu, yang jelas ada tiga orang, satu dari Angkatan Udara, Angkatan Darat, dan Kepolisian," ucap Cheppy.
Cheppy menilai faktor wasit ikut menjadi pemicu pemukulan terhadap wasit. Dia curiga, wasit berlaku tidak adil di lapangan. "Saya khawatir dengan kinerja wasit. Saya menduga ada satu atau dua wasit yang agak berat sebelah, ya inilah yang kita pelajari, lihat fakta yang ada," kata Cheppy.
Bila pemain terbukti bersalah, Tim Transisi bakal bertindak tegas menjatuhkan sanksi. "Di dalam regulasi ada aturan yang mengatur pemain. Protes sama wasit, bahkan nyentuh wasit pun ada sanksinya," tegas Cheppy. (Editor:Marco Tampubolon/rjp)