Liputan6.com, Kuala Lumpur - Kekalahan Malaysia atas Uni Emirat Arab (UEA) ternyata tak hanya membuat pelatih Dollah Saleh mengundurkan diri. Ketua Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) Tengku Abdullah Sultan Ahmad Shah, juga bakal menempuh langkah yang sama.
Namun pengunduran diri Tengku Abdullah akan dilakukan secara bertahap. Pasalnya dia ingin menyelesaikan beberapa urusan dengan FAM yang masih tertunda. Untuk posisinya akan diserahkan kepada deputinya, Datuk Seri Afandi Hamzah.
"Saya akan meletakkan jabatan secara bertahap karena masih banyak perkara di FAM yang perlu saya selesaikan," kata Tengku Abdullah kepada kantor berita Bernama belum lama ini.
Advertisement
"Saya tidak ingin lagi berperan dalam mengamati dan membuat rencana untuk 2023, jadi jangan buang waktu, mari kita lanjutkan. Jika memungkinkan, lakukan post-mortem dan buat persiapan dari sekarang," ia menambahkan.
Menurut Tengku Abdullah, FAM harus membangun kembali Harimau Malaya secepatnya. Bahkan bila perlu FAM harus merombak komposisi pemain dan pelatihnya."FAM harus segera membangun kembali timnas Malaysia," ujar Tengku Abdullah.
Tengku Abdullah menjabat sebagai presiden FAM sejak Mei tahun lalu. Dia terpilih untuk melanjutkan tongkat estafet yang sebelumya dipegang oleh ayahnya, Sultan Ahmad Shah yang menjabat sebagai presiden FAM sejak 1984.
Sepak bola Malaysia memang tengah terpukul dengan kekalahan telak 0-10 dari UEA pada babak penyisihan Piala Dunia 2018 Zona Asia. Hasil tersebut merupakan rekor terburuk yang diraih timnas Malaysia dalam 50 tahun terakhir. Sebelumnya kekalahan terbesar Harimau Malaya dialami saat dibantai 2-8 oleh Selandia Baru, tahun 1967.
Beda dengan Indonesia
Sementara itu, kekalahan dari UEA membuat rekor terburuk Malaysia menyamai Indonesia. Sebelumnya Tim Merah Putih juga pernah kalah dengan skor yang sama saat bertemu Bahrain pada babak kualifikasi Piala Dunia 2014.
Bertarung di Bahrain National Stadium (29/2/2012), Indonesia dipaksa menyerah 0-10 oleh tim tuan rumah. Saat itu, tim Merah Putih ditangani oleh Aji Santoso dan asistennya Suharno.
Meski demikian ketua umum PSSI kala itu, Djohar Arifin Husin tidak bersedia mundur dari jabatannya. Mantan staf ahli Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) itu justru sibuk menuding ada kecurangan yang terjadi dalam laga itu.
Menurut Djohar laga melawan Bahrain berjalan tidak normal. Banyak keputusan wasit yang terlalu menguntungkan tuan rumah. Karena itu, Djohar berterima kasih kepada FIFA yang ingin menginvestigasi kasus itu. (Rco/Ary)
Baca juga:
Derby della Madoninna di Mata Kondogbia
Batal Jadi Tentara, Kemana Adam Alis Bakal Berlabuh?
Lawan Pusamania, Rekor Buruk Bayangi PSM
Kalah 0-10, Pemerintah Malaysia Ancam "PSSI-kan" FAM
Piala Presiden: Ditahan Pusamania, PSM Juara Grup D
Aksi Memalukan Suporter Malaysia Jadi Sorotan Dunia
Markas Persib Ada "Bos Preman", di Makassar Pocong Berkeliaran
Advertisement