Liputan6.com, Jakarta - Kapten tim sepak bola merupakan perpanjangan lidah dari pelatih di lapangan. Dia haruslah sosok pemain yang cepat mengerti instruksi sang pelatih dan bisa menyampaikan dengan bahasa yang sederhana kepada rekannya di lapangan.
Selain itu, seorang kapten harus memiliki jiwa pemimpin dan disegani oleh rekan maupun lawan. Secara kemampuan dia juga mesti di atas rata-rata. Terpenting, ucapannya dituruti oleh pemain-pemain lain.
Â
Baca Juga
- Mesin Bermasalah, Ini Harapan Rossi di Seri Selanjutnya
- Hantu Pemecatan Hampiri Zidane Jelang Final Liga Champions
- Direktur Manor Sayangkan Insiden Rio Haryanto
Seorang kapten juga harus bisa mengendalikan emosi. Artinya, dia lebih santun dalam bersikap kepada wasit saat mempertanyakan keputusan yang dianggap kontroversial.
Di Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo, cukup banyak sosok kapten yang disegani. Setidaknya ada lima nama yang sudah tidak asing di persepakbolaan Tanah Air. Siapa saja mereka? Berikut pembahasannya.
Advertisement
Boaz Solossa (Persipura Jayapura)
Nama Boaz Solossa tentu langsung mengingatkan publik pada Persipura. Boaz adalah Persipura dan Persipura adalah Boaz. Dia memperkuat Mutiara Hitam sejak 2004. Satu-satunya klub di luar Papua yang pernah dia singgahi adalah Carsae FC (Timor Leste). Tapi, dia hanya sebentar bermain di sana sebelum kembali ke Persipura.
Striker berumur 30 tahun ini memang kapten sejati Persipura. Dia mampu meneruskan jejak seniornya, Eduard Ivakdalam. Selain dibekali kemampuan istimewa dalam mencetak gol, Boaz memiliki karisma dan selalu bersikap tenang. Itulah yang membuatnya disegani oleh rekan-rekannya dan tentu saja lawan.
Advertisement
Hamka Hamzah (Arema Cronus)
Siapa yang tak kenal Hamka Hamzah. Bek senior ini identik dengan ban kapten. Di sejumlah klub yang dia bela, Hamka kerap dipercaya sebagai kapten. Mulai dari Persija Jakarta, Mitra Kukar, Pusamanai Borneo FC, dan kini Arema Cronus.
Permainannya yang lugas di lini pertahanan membuat tim seolah tenang bila Hamka bermain. Selain itu, jiwa kepemimpinannya juga mampu mengoordinasi rekan-rekan lainnya. Keberaniannya dalam berduel dan tak kenal lelah merupakan ciri khas pemimpin sejati.
Ponaryo Astaman (Pusamania Borneo FC)
Usia gelandang senior ini sudah tak muda lagi. Tapi, pengalamannya tak pernah surut. Itulah kenapa dia tetap dipercaya sebagai kapten di Pusamania Borneo FC dalam ajang TSC. Baginya, ban kapten bukan hal yang baru.
Popon - sapaan akrabnya, pernah dipercaya menjadi kapten timnas Indonesia di Piala Asia 2007. Permainannya yang elegan sebagai gelandang memang membuatnya pantas menjadi pemimpin rekan-rekannya. Ponaryo tak hanya bermodal kesenioran, dia memiliki sikap tenang yang dibutuhkan seorang kapten.
Advertisement
Ismed Sofyan (Persija Jakarta)
Ismed Sofyan merupakan pemain paling senior di Persija Jakarta saat ini selain Bambang Pamungkas. Persija merupakan klub yang telah dibelanya sejak 2003. Wajar jika dirinya dipercaya menjadi kapten tim.
Pembawaannya yang tenang dan kalem memang membuatnya layak mengenakan ban kapten. Saat melakukan protes kepada wasit, Ismed menyampaikannya dengan bahasa yang sopan. Itulah yang membuat dia disegani. Soal kemampuan dalam menjaga sisi kanan pertahanan timnya, tak perlu diragukan lagi. Dia disebut sebagai Sergio Ramos-nya Indonesia.
Fabiano Beltrame (Madura United)
Fabiano Beltrame menjadi kapten asing di TSC yang paling dikenal meski masih ada Antonio Teles dan Otavio Dutra. Dia sudah kenyang sebagai kapten tim. Sebelumnya dia dipercaya menjadi pemimpin pemain di lapangan saat berkostum Persija Jakarta.
Kini, bersama Madura United, Fabiano yang identik dengan nomor 15 juga diberi tugas sebagai kapten tim. Bek asal Brasil ini tangguh dalam menjaga lini pertahanan. Dia kuat dalam bola-bola atas dan piawai dalam menjaga kedalaman lini belakang. Dia pun tak segan berteriak-teriak memberi instruksi kepada rekan-rekannya dalam permainan.
Penulis: I. Eka Setiawan
Advertisement