Eko Yuli Rebut Perak Olimpiade, Manajer: Strategi Jalan, tapi...

Eko Yuli Irawan meraih perak dari cabang angkat besi di Olimpiade Rio 2016.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 09 Agu 2016, 19:00 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2016, 19:00 WIB
Eko Yuli Irawan
Eko Yuli Irawan memulai Snatch dengan angkatan 142 kg. Dia dengan mudah menaklukkan angkatan pada kesempatan pertama ini. (AP Photo/Mike Groll)

Liputan6.com, Jakarta - Eko Yuli Irawan kembali menambah pundi-pundi medali Indonesia di ajang Olimpiade Rio de Janeiro, 2016. Lifter andalan Indonesia itu merebut perak dari cabang angkat besi kelas 62 kg, Selasa (9/8/2016). 

Eko Yuli mengangkat beban dengan total berat 312 kg atau terpaut enam kilogram dari sang juara Oscar Figueroa dari Kolombia. Sedangkan medali perunggu jatuh ke tangan Farkhad Khaki dari Kazakstan.

Meski mendapat medali perak, kekecewaan tampak di raut muka manajer tim, Alamsyah Wijaya dan staf pelatih. Alamsyah dalam rilis yang diterima Liputan6 mengakui, Eko harusnya bisa merebut medali emas.

"Hasil ini sebenarnya terbilang luar biasa melihat masa persiapan efektif yang hanya tujuh bulan. Ini memang hasil terbaik yang bisa dicapai saat ini. Pemusatan latihan di Afrika Selatan cukup efektif untuk meningkatkan performa para lifter,” kata Alamsyah usai pertandingan.

Dia menambahkan tidak ada masalah dengan strategi karena strategi apapun yang dipakai, para lifter sudah sering berhadapan satu sama lain di berbagai kejuaraan.

"Bukan di strategi. Jika power-nya ada, strategi akan berjalan baik. Saya pikir masalahnya ada di nutrisi," katanya. "Tapi apapun itu, kami tetap bersyukur. Kami juga berterima kasih pada semua pihak, termasuk pemerintah, melalui Menpora, yang sudah banyak mendukung kami,” ucap Alamsyah menambahkan.

Eko mengawali pertandingan dengan angkatan 142 kg di snatch. Dia berusaha meningkatkan bebannya dengan mencoba angkatan 146 kilogram. Sayang, lifter kelahiran 24 Juli ini gagal dalam dua kesempatan.

Sementara di nomor clean jerk, Eko mengawali dengan 170 kg dan sukses. Eko yang berhasil meraih dua perunggu di Olimpiade Beijing dan London berusaha menaikkan bebannya menjadi 176 kg, tapi gagal. Sadar tertinggal dari lawan, pada angkatan ketiga Eko berusaha menambah beban menjadi 179 kg.

Namun upaya terakhir Eko kembali menemui jalan buntu sehingga harus puas mendapat medali perak. Eko Yuli juga tampak kecewa karena gagal meraih emas yang menjadi target yang diusungnya sejak awal. Meski demikian, Eko tetap berterima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia atas doa dan dukungannya. 

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya