Atlet PON Khawatirkan Keberadaan Ubur-ubur

Kemunculan ubur-ubur di perairan Balongan dan Tirtamaya, Indramayu, dikhawatirkan atlet layar, selam, dan renang di PON XIX Jawa Barat 2016.

oleh Panji Prayitno diperbarui 13 Sep 2016, 21:50 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2016, 21:50 WIB
Atlet Layar
Kemunculan ubur-ubur di perairan Balongan dan Tirtamaya, Indramayu, dikhawatirkan atlet layar, selam, dan renang di PON XIX Jawa Barat 2016.

Liputan6.com, Indramayu - Sejumlah atlet layar, selam, dan renang mengkhawatirkan keberadaan ubur-ubur pada perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jawa Barat 2016. Belakangan, hewan air dari kelas scyhpozoa ini tengah menjadi momok bagi para atlet cabang olahraga yang venuenya terletak di perairan Balongan dan Tirtamaya, Indramayu.

Secara kebetulan, pelaksanaan PON pada September ini bertepatan dengan musim ubur-ubur bermunculan di perairan itu. Keberadaan ubur-ubur bahkan menjadi pembicaraan di kalangan para atlet, official, maupun panitia penyelenggara.

"Yang dikhawatirkan dari ubur-ubur adalah sengatannya. Hewan ini menjadi momok para atlet yang akan berlagak di PON," tutur Ketua Harian SUB PB PON Indramayu H. Ahmad Bahtiar kepada Liputan6.com di Indramayu, Selasa (13/6/2016).

Bahtiar mengakui masalah ubur-ubur sempat dibahas di kalangan panitia pelaksana. Solusinya di tempat lomba akan dipasang jaring pengamanan supaya steril dari ubur-ubur. Dengan begitu, atlet bisa terbebas dari gangguan hewan laut berbentuk payung berumbai itu.

Di antara tiga cabang olahraga, yang paling rawan tersengat adalah atlet renang perairan terbuka. Sementara layar masih dapat diantisipasi karena atlet tidak terjun langsung ke laut karena memakai layar.

Untuk selam, keberadaan ubur-ubur masih bisa diantisipasi karena jaraknya cukup jauh dari perairan pantai. "Kalau lihat kondisi perairan, satu-satunya yang bisa membuat lokasi renang steril dari ubur-ubur hanya pemasangan jaring," ujar Bahtiar.

Sementara itu, tingginya sedimentasi (pendangkalan) membuat atlet dari cabor layar kesulitan untuk keluar dan masuk Pantai Balongan. Makin mendekati pelaksanaan, tingkat pendangkalan makin parah sehingga harus segera dikeruk.

Pendangkalan menyebabkan para atlet kesulitan saat mau berlatih menuju laut untuk berselancar. Begitu juga saat usai latihan dan mau masuk ke pantai untuk mendarat. Jika tidak segera dikeruk, dikhawatirkan saat jadwal pertandingan dimulai pada 18 September nanti, pendangkalan itu mengganggu.

"Harus segera dikeruk. Kalau tidak kita khawatir atlet layar tidak leluasa keluar masuk pantai. Juga perahu-perahu milik panitia," tutur Jambak, salah satu anggota panitia cabor layar.

Manager venue Siswanto membenarkan soal keluhan tersebut. Dia mengakui tingkat sedimentasi di pantai itu cukup tinggi, terutama di mulut pintu masuk dan keluar pantai.

"Rencananya segera dikeruk. Dalam waktu dekat akan segera dikeruk supaya kedalamannya memenuhi syarat dan tidak menngganggu saat layar para atlet lewat menuju laut atau saat mau masuk ke pantai," paparnya. (Panji Prayitno)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya