Liputan6.com, London - Dendam Pelatih Arsenal, Arsene Wenger terhadap Sam Allardyce tidak pernah padam. Meski telah memenangi 16 pertemuan dengan pelatih Crystal Palace itu, Wenger tampaknya masih belum puas.
Pemicunya laga lebih dari 14 tahun silam. Ketika Arsenal diimbangi Bolton Wanderes 2-2 di Reebok Stadium yang dilatih Allardyce ketika itu. The Gunners memang tidak kehilangan dalam laga tersebut. Tetapi hanya membawa pulang satu angka cukup membuat Arsenal turun satu peringkat ke posisi kedua.
Padahal, sebagai tim tamu Arsenal sempat unggul 2-0 melalui gol duo Prancis, Sylvain Wiltord dan Robert Pires. Tetapi tuan rumah tidak ciut nyali melawan Arsenal yang merupakan juara bertahan. Bolton membalas melalui gol pemain Prancis lainnya, Youri Djorkaeff dan gol bunuh diri Martin Keown, enam menit jelang bubaran.
Sol Campbell dan kawan-kawan pun akhirnya gagal meraih gelar Liga Primer Inggris pada musim tersebut setelah disalip Manchester United. Beruntung, musim berikutnya Arsenal menuntaskan misi yang tertunda dengan merebut gelar dari MU, sekaligus menjadi yang terakhir hingga saat ini.
Wenger mengakui, sakit hati momen lebih dari satu dekade itu belum hilang dari benaknya hingga saat ini. Namun, pelatih 67 tahun itu mengakui, peristiwa seperti itu merupakan pesona dari sepak bola Inggris.
Baca Juga
“Sayangnya, Anda memiliki saat-saat aneh dalam karier, dan Anda tidak pernah melupakan mereka. Hanya, apa yang terjadi pada kami bisa terjadi pada lawan,” kata Wenger.
Setelah pertemuan menyakitkan itu, Wenger sudah meraih 16 kemenangan, enam kali imbang, serta menelan lima kekalahan dengan Big Sam, julukan Allardyce di semua kompetisi. Kini, pada pertemuan ke-32 bagi keduanya ketika Arsenal melawan Palace di Stadion Emirates, Minggu (1/1), Wenger tetap waspada.
Wenger tidak ingin timnya mendapat nasib serupa seperti 14 tahun silam. Saat ini Arsenal memiliki keuntungan untuk menyalip Manchester City yang kalah 0-1 dari Liverpool pada laga malam Tahun Baru lalu, jika mampu memenangi pertandingan atas Palace. Tetapi jika kembali bermain imbang atau kalah melawan skuat Allardyce, rival sekota mereka, Tottenham Hotspur bisa berada di atas Arsenal seandainya menang atas Watford.
“Tentu saja, tingkat kepercayaan atau tingkat urgensi selalu sedikit meningkat ketika manajer baru datang. Itu yang membuat permainan menjadi lebih sulit. Ketika Anda melihat skuat mereka, itu adalah tim berbakat, karena mereka memiliki potensi ke depan, mereka cepat dalam mebongkar dan mereka sangat serbaguna,” Wenger menuturkan.
Sementara, Allardyce sendiri tidak ingin mendapatkan kekalahan pertamanya di Palace setelah menggantikan Alan Pardew saat menghadapi Arsenal. Pada debutnya bersama The Eagles, pekan lalu, pelatih 62 tahun itu hanya meraih satu poin usai bermain imbang 1-1 dengan Watford. Allardyce pun optimistis timnya bisa lebih kreatif pada laga nanti dibanding saat melawan Watford lalu.
“Dalam bertahan, kami perlu sedikit lebih baik ketika tidak menguasai bola. Kami harus bertahan sebagai sebuah tim. Kami bisa sedikit meningkat (daripada lawan Watford),” ucap Allardyce.
Advertisement