Sriwijaya FC Diyakini Lebih Menyerang di Era Osvaldo Lessa

Kini, Sriwijaya FC mulai menerapkan skema 4-4-2 di lapangan.

oleh Liputan6 diperbarui 10 Apr 2017, 19:10 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2017, 19:10 WIB
Sriwijaya FC
Sriwijaya FC saat tampil di Piala Presiden 2017. Bersama Osvaldo Lessa, Sriwijaya FC diyakini bermain lebih menyerang. (Liputan6.com/Helmi FIthriansyah)

Liputan6.com, Palembang - Hadirnya Osvaldo Lessa sebagai nahkoda baru Sriwijaya FC menghadirkan beberapa perubahan. Salah satunya adalah gaya permainan yang diyakini jauh lebih menyerang.

Hal ini sudah terlihat saat Laskar Wong Kito melakoni laga uji coba di tiga kota lawan Cilegon United, Persika Karawang dan Lampung Sakti, pekan lalu. Pakem 4-2-3-1 yang sudah digunakan beberapa musim terakhir saat era kepelatihan Beny Dollo dan Widodo C Putro ditinggalkan.

Pelatih asal Brasil ini lebih memilih pola 4-4-2 dan menuntut pemainnya lebih aktif menyerang. Jika sebelumnya Alberto Goncalves selalu ditempatkan sebagai striker tunggal di lini depan, kini top scorer Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 punya tandem baru di sektor depan.

Menurutnya, perubahan ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan daya gedor di lini depan. “Tentu tidak bisa terus mengandalkan Beto di lini depan, jika dimatikan harus ada pemain lain yang bisa mengisi posisi di lini depan. Selain itu, materi pemain Sriwijaya FC yang ada saat ini juga mumpuni untuk pola tersebut,” jelas Lessa.

Namun dirinya menyebut bahwa pakem ini tidaklah baku dan menyesuaikan dengan kondisi di lapangan nantinya. “Tapi saya menginginkan pemain Sriwijaya FC punya karakter dan gaya bermain sendiri. Musim lalu tim ini sudah menunjukkan kualitas dengan menjadi klub paling produktif, tentu hal ini harus dipertahankan dan ditingkatkan,” dia menegaskan.

Tandem Hilton

Beberapa nama seperti Airlangga Sucipto, Hilton Moreira diakuinya dapat menjadi tandem Beto di lini depan. Tetapi sosok pemain muda mulai dari Maldini Pali atau Slamet Budiono disebutnya juga bisa menjadi alternatif nantinya.

“Terlepas dari strateginya, pemain harus juga memahami bahwa mereka harus bermain sebagai sebuah kesatuan. Saya juga ingin pemain SFC memiliki fisik prima agar dapat menjalankan pola yang akan dimainkan selama stabil selama 90 menit,” tambahnya.

Sementara itu, Hilton Moreia mengaku tidak terlalu mempermasalahkan perubahan pola ini. “Pemain profesional harus siap di semua kondisi, tapi apapun polanya yang terpenting bagaimana bisa mengisi posisinya masing, disiplin dan saling menutupi saat di lapangan,” jelasnya singkat.

Source: www.laskarwongkito.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya