Liputan6.com, Jakarta - Ajang charity run yang digelar SOS Children’s Villages Indonesia sukses mengumpulkan dana lebih dari Rp 445 juta Dana yang dihimpun melalui situs Kitabisa.com oleh para pelari ini akan digunakan untuk mendanai renovasi rumah anak di lokasi kerja SOS.
National Director SOS Children’s Villages Indonesia Gregor Hadi Nitihardjo mengucapkan rasa terima kasihnya kepada seluruh pelari yang telah berjuang keras menyelesaikan race sepanjang 150 KM ini. "Mengikuti perjalanan pelari dari titik start hingga finis membuat saya terharu. Teriknya matahari siang dan dinginnya udara malam ditambah medan yang terus menanjak tak menghentikan semangat para pelari ini untuk menaklukkan tantangan ini," ucap Hadi di Jakarta, Kamis (31/8/2017).
Advertisement
Baca Juga
"Terlebih, semua itu dilakukan bukan sekadar untuk mencapai garis finis, tetapi juga komitmen untuk membantu anak-anak kami. Kata terima kasih mungkin tidak cukup untuk membalas jerih payah para pelari ini. Akan tetapi, saya yakin, senyuman anak-anak yang menyambut mereka di garis finish mampu menghilangkan lelah akibat dua hari dua malam berlari," ucapnya menambahkan.
Mengusung konsep ultra maraton, acara yang diberi nama Run To Care Village to Village ini diikuti oleh 74 pelari yang terbagi dalam 3 kategori: individu (150 KM), relay (70-80KM), dan team (35-35-40-40KM). Start dimulai pada Sabtu (19/8/2017) pukul 00.00 WIB, di SOS Children’s Village Cibubur dengan Cut of Time (COT) 36 jam pada Minggu (20/8/2017) di SOS Children’s Village Lembang.
Sebanyak 47 peserta mencapai garis finis, sedangkan 27 sisanya dinyakan did not finish (DNF). Hendra Siswanto tercatat sebagai pelari tercepat dalam ajang ini dengan catatan waktu 23 jam 36 menit 5 detik.
"Run To Care memang bukanlah suatu lomba lari, namun suatu penggalangan donasi untuk anak-anak Indonesia. Lari hanyalah suatu misi untuk membawa pesan tersebut. Ini menggambarkan suatu perjuangan panjang yang berat. Maka dari itu, saya juga harus berjuang keras untuk menyelesaikan misi ini," ujar Hendra penuh semangat.
"Dengan mengatur pacing 7 menit/km, saya menargetkan finis dalam 24 jam dengan waktu 6, 8, dan 10 jam untuk setiap 50 KM," jelas bapak tiga anak ini.
Saksikan video menarik berikut ini:
Race Menantang
Firza Daud, kapten salah satu team yang mewakili komunitas lari KLM, juga turut membagikan pengalamannya mengikuti acara ini. "Race-nya sangat menantang. Tanjakan demi tanjakan menemani pelari di sepanjang race, apalagi di kilometer-kilometer terakhir. Namun, kami sangat terharu ketika disambut oleh tawa ceria anak-anak dan para Ibu di garis finis," ungkap Firza.
Sementara itu, Nicky Hogan, pelari yang kerap mengikuti ajang charity run di Indonesia menyatakan sempat ingin menyerah di 25 kilometer terakhir. "Setelah 29 jam berlari dengan waktu tidur hanya sekitar 3 jam, rasanya saya hampir kehilangan kesadaran. Di KM 125 saya sudah siap menelepon panitia untuk dijemput. Lebih baik saya menyerah daripada ada headline 'Pelari Tewas karena Mengantuk' di koran besok pagi," ujarnya.
"Tapi, entah mengapa saat terlelap sejenak, bayangan anak-anak di Maumere, Tabanan, dan Banyumanik. Saat terbangun, mata saya basah dan rasa kantuk itu hilang. Saya bertekad untuk menyelesaikan race ini," tutur fundraiser dengan perolehan tertinggi itu.
Run To Care merupakan kampanye sosial yang diinisiasi oleh SOS Children’s Villages Indonesia untuk mengajak publik berlari sambil menggalang dana. Diadakan sejak 2016 lalu, Run To Care awalnya menggandeng komunitas dan pelari tunggal untuk mengikuti ajang lari yang sudah ada sambil menggalang dana untuk anak-anak.
Tahun ini, SOS Children’s Villages Indonesia menyelenggarakan ajang lari bertema Village to Village untuk mengajak lebih banyak pelari bergabung dalam kampanye ini. Hasil perolehan dana yang didapat akan disalurkan untuk renoasi rumah tinggal anak di deapan lokasi kerja SOS Children’s Villages atau yang disebut dengan village atau desa anak yang tersebar di Banda Aceh, Meulaboh, Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Tabanan, dan Flores.
Advertisement