Liputan6.com, Jakarta - Bhayangkara FC sedikit kecewa dengan penyelenggaraan Liga 1 2017. Ia menyebut operator liga yakni PT. Liga Indonesia Baru Z (LIB) berlaku tidak adil pada klub peserta.
Ketidakdilan ini diungkapkan klub juara tersebut bukan terjadi di lapangan, melainkan untuk urusan di luar lapangan termasuk finansial.
Advertisement
Baca Juga
"Semua klub sama, kita dipaksa bermain baik. Klub dan pemain juga harus berkualitas," kata manajer Bhayangkara FC, Sumardji, Kamis (7/12/2017).
"Operator terus menekan kami. Sedangkan kontribusi mereka tidak jelas. Justru mereka seperti membuat klub terus mengeluarkan dana," ujarnya menambahkan.
Sumardji menambahkan, selama ini PT LIB seperti menjadikan klub-klub untuk meraih keuntungan. Padahal, PT. LIB juga seharusnya berkontribusi pada klub.
Keluhan Bhayangkara FC
"Sampai dengan detik ini saja, yang selalu diomongin ranking dan rating. Tapi subsidi aja tidak jelas ada atau tidak," ujar Sumardji.
"Padahal, kalau duit enggak lancar, banyak klub yang tidak bisa bayar pemain," kata Sumardji menambahkan.
Dalam diskusi yang digagas Save Our Soccer ini, hadir pula pelatih Borneo FC, Iwan Setiawan, Akmal Mahali dari SOS, dan perwakilan dari APPI.
Advertisement
Subsidi Kurang
Sebelumnya, PSSI telah mendesak PT LIB untuk membayar subsidi kepada klub-klub. Desakan itu disampaikan langsung oleh Ketua Umum PSSI, Edi Rahmayadi.
PT. LIB sendiri telah menjanjikan Rp 7,5 miliar pada klub-klub peserta Liga 1. Namun klub mengklaim PT. LIB masih punya utang Rp 1,5 miliar.