Liputan6.com, Jakarta - Egy Maulana Vikri mengaku menolak tawaran klub Prancis, Saint Etienne, demi gabung Lechia Gdansk. Alasannya, dia kurang nyaman selama tinggal di Prancis.
Jika membandingkan antara Ligue 1 atau Liga Prancis dengan Liga Ekstraklasa yang merupakan kompetisi tertinggi di Polandia, yang pertama tentu lebih bernilai. Namun, Egy punya pertimbangan sendiri ketika memilih sebuah klub baru.
Advertisement
Baca Juga
Bagi pemain 17 tahun tersebut, keberadaan tempat ibadah dan lingkungan yang nyaman adalah faktor penting ketika melanjutkan kariernya di Eropa. Akhirnya, Egy memang memilih Lechia Gdansk sebagai langkah berikutnya dalam kariernya.
Sebelumnya, pemain jebolan SKO Ragunan tersebut pernah mendapat kesempatan menjalani trial di Etienne selama beberapa hari. Selama itu, Egy bermain cukup baik dan mencetak dua gol.
Namun, Etienne bukan klub yang ia inginkan. Ia lebih suka gabung dengan Gdansk. Lagipula, posisi Polandia di FIFF juga dinilai berada di papan atas.
"Sebelum datang ke Lechia Gdansk, saya sempat mendapat tawaran kontrak dari St Etienne. Namun saya akhirnya menolaknya. Saya merasa tidak nyaman berada di Prancis dan akhirnya meminta manajer untuk mencarikan klub lain," ucap Egy ketika sudah kembali ke Indonesia setelah menandatangani kontrak selama tiga tahun di Gdansk.
"Polandia sekarang ada di peringkat tujuh FIFA. Liga Polandia berjalan cukup baik, dan saya sudah menyaksikan beberapa pertandingan di Ekstraklasa, dan saya bersemangat untuk melangkah di sini dan tentu menjadi semakin baik ke depan,” papar Egy.
Sumber: bola.net