Liputan6.com, Lesmo - Sudah 22 tahun Valentino Rossi berkecimpung di dunia balap motor. Tentunya ada banyak pembalap yang diberitakan menjadi musuh bebuyutan pemilik nomor 46.
Sebut saja Max Biaggi, Sete Gibernau, Casey Stoner, Jorge Lorenzo atau Marc Marquez. Kelima pembalap itu pastinya memiliki kenangan tersendiri selama berhadapan dengan Rossi.
Advertisement
Baca Juga
Tapi hanya ada satu pembalap yang benar-benar dianggap sebagai musuh terberat Rossi. Pembalap itu bernama Paolo Tessari. Nama Paolo Tessari sendiri mungkin terdengar asing buat sebagian penikmat MotoGP.
Tidak banyak yang mengetahui karier Tessari. Karena dia hanya menjalani 26 balapan di kejuaraan grand prix. Dengan rincian, 17 balapan di kelas 125cc dan sembilan di kelas 500cc.
Posisi terbaiknya berada di tempat ke-12 pada kelas 125cc tahun 1998. Kendati kariernya sebagai pembalap profesional sangat singkat, namun Graziano Rossi selaku ayah dari The Doctor pernah memberikan perhatian khusus kepadanya.
Â
Â
Â
Komentar Graziano
Konon, Tessari disebut Graziano sebagai lawan terberat Rossi saat berkompetisi di level junior atau tepatnya pada seri Sport Production.
"Dia memiliki banyak lawan. Dia balapan melawan Max Biaggi, Sete Gibernau, melawan banyak sekali pebalap. Tapi, mungkin ini adalah yang paling sengit. Tapi jika ingin jujur, ada seorang pemuda bernama Paolo Tessari dan mereka teman baik. Ini mungkin lawan yang paling sulit. Dia adalah anak laki-laki dari Monza," kata Graziano, saat itu.
Tessari sendiri punya kenangan selama berhadapan dengan Rossi di ajang seri sport production. Dari pengakuannya dia sempat tidur bersama Rossi. Dia selalu menyimpan kenangan manis itu.
"Kami tidur bersmaa di karavan yang sama dana kami berkata: 'siapa pun yang menang akan memberi kemenangan kepada yang lain," kenang Tessari seperti dikutip dari Motosan, Selasa (3/4/2018).
Advertisement
Batal Jadi Penjegal
Namun pada akhirnya persaingan di lintasan hadir. Tessari maupun Rossi justru memberikan pertarungan yang ketat sepanjang balapan. Tapi kemenangan menjadi milik Rossi.
"Rossi memenangi balapan terakhir. Padahal saat itu saya telah menyiapkan baju kemenangan bertuliskan 'Tex, juara dunia', dan saya tidak menang. Jika saat itu saya menang kemungkinan dia tidak akan mencapai levelnya," ujar Tex, sapaan akrab Tessari.
(David Permana)