Ajax vs Real Madrid, Huntelaar Malah Rindu Bernabeu

Klaas Jan Huntelaar tak memiliki karier yang panjang di Real Madrid.

oleh Defri Saefullah diperbarui 13 Feb 2019, 06:00 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2019, 06:00 WIB
Klaas-Jan Huntelaar (© AFP 2009)
Klaas Jan Huntelaar kini membela Ajax Amsterdam (AFP PHOTO/PIERRE-PHILIPPE MARCOU)

Liputan6.com, Amsterdam - Ajax Amsterdam bakal menjamu Real Madrid pada leg pertama 16 besar Liga Champions di Johan Crujff Arena, Kamis (14/2/2019). Laga ini jadi laga kenangan bagi striker Ajax, Klaas Jan Huntelaar.

Meski memiliki karier yang singkat di Real Madrid, namun Huntelaar masih sulit lupakan kenangan main di sana. Utamanya dengan keindahan markas Madrid, Santiago Bernabeu.

Huntelaar menyebut Santiago Bernabeu sebagai stadion terbaik yang pernah dia coba.Striker Ajax Amsterdam Klaas-Jan Huntelaar mengaku punya sejumlah kenangan indah saat memperkuat Real Madrid.

Huntelaar pernah menghabiskan waktu bersama El Real di pertengahan musim 2008/09 sebelum hijrah ke AC Milan.Kini, dia akan berhadapan lagi dengan mantan klubnya tersebut di leg pertama babak 16 besar Liga Champions.

"Real Madrid adalah klub yang indah," kata pemain yang juga pernah main di Schalk itu seperti dikutip De Telegraaf.

"Sepuluh tahun lalu saya bermain di sana dan menghabiskan sedikit bagian dari karier di Madrid.Perasaannya? Banyak kenangan indah. Bernabeu adalah stadion fantastis, mungkin stadion terbaik yang pernah saya coba."

 

Fans Begitu Dekat

Real Madrid Vs Sevilla
Para pemain Real Madrid merayakan gol yang dicetak oleh Luka Modric ke gawang Sevilla pada laga La Liga di Stadion Santiago Bernabeu, Sabtu (19/1). Real Madrid menang 2-0 atas Sevilla. (AP/Andrea Comas)

Huntelaar kemudian membicarakan petualangannya di ibu kota Spanyol yang tidak berlangsung lama.

"Jika Anda melihat ke tribun, Anda bisa melihat bagaimana fans memadati stadion. Penonton begitu dekat dengan lapangan hingga punggung Anda bisa merasakan tatapan mata mereka,"ujarnya.

"Saya pikir ketika saya bermain untuk Real Madrid, mereka tidak terlalu royal.Di momen tertentu, semua orang harus pergi termasuk pelatih, direktur teknik dan ketua umum. Kehilangan uang tidak terlalu mengganggu bagi mereka," katanya.

Utamakan Karier

Huntelaar saat itu dihadapkan pilihan sulit apakah utamakan karier atau gengsi. Dia akhirnya memilih pergi dari Madrid demi selamatkan karier.

"Begitulah sepakbola, Anda dibutuhkan atau Anda tidak dibutuhkan. Saya punya kans untuk bertahan lebih lama, tetapi faktor olahraga adalah hal terpenting bagi saya," ujarnya.

"Pada akhirnya saya juga menyadari, klub telah mengambil langkah berbeda hingga bertahan di sana menjadi tidak menarik lagi bagi saya."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya